๐ Bagaimana Cara Mengetahui Fair Price Suatu Saham?
Fair Price atau harga wajar saham adalah harga yang dianggap sesuai dengan kondisi fundamental perusahaan. Harga ini membantu investor menilai apakah saham tersebut masih murah (undervalued) atau sudah mahal (overvalued).
๐น 1. Menggunakan PER (Price to Earnings Ratio)
PER = Harga Saham / Laba per Saham (EPS)
๐ Cara baca PER:
PER rendah โ Saham cenderung murah. Cocok untuk value investing.
PER tinggi โ Saham cenderung mahal. Bisa karena pertumbuhan tinggi atau sedang digoreng.
๐ก Contoh:
Saham A punya PER 10x, sementara rata-rata industri PER 15x โ Artinya saham A masih undervalued.
Saham B punya PER 50x, sementara rata-rata industri PER 20x โ Artinya saham B sudah overvalued dan bisa berisiko koreksi.
๐น 2. Menggunakan PBV (Price to Book Value)
PBV = Harga Saham / Nilai Buku per Saham
๐ Cara baca PBV:
PBV < 1 โ Saham undervalued (lebih murah dari nilai asetnya).
PBV > 1 โ Saham overvalued (harga sudah lebih mahal dari nilai asetnya).
๐ก Contoh:
Saham Bank ABC punya PBV 0,8 โ Artinya saham ini masih murah dibanding asetnya.
Saham XYZ punya PBV 3,5 โ Artinya saham ini sudah mahal dan berisiko terkoreksi.
๐น 3. Menggunakan DCF (Discounted Cash Flow) untuk Saham Growth
DCF adalah metode untuk menilai harga wajar saham berdasarkan potensi arus kas di masa depan. Metode ini lebih kompleks tapi sangat akurat untuk menilai saham yang bertumbuh.
๐ Singkatnya, DCF menghitung nilai sekarang dari uang yang akan dihasilkan perusahaan di masa depan.
๐ก Digunakan untuk:
โ
Saham teknologi atau growth stocks yang belum menghasilkan laba besar.
โ
Perusahaan dengan model bisnis yang kuat dan ekspansi jangka panjang.
๐น 4. Bandingkan dengan Saham Sejenis (Peer Comparison)
Salah satu cara termudah adalah membandingkan PER dan PBV saham tersebut dengan saham lain di sektor yang sama.
๐ Jika suatu saham punya PER & PBV lebih rendah dari kompetitornya, bisa jadi masih undervalued.
๐ก Contoh:
Jika BBRI (Bank BRI) punya PER 12x sementara BMRI (Mandiri) punya PER 15x, berarti BBRI lebih murah dibanding BMRI.
๐น 5. Perhatikan Dividen Yield untuk Saham Dividend
Jika kamu suka investasi di saham yang membagikan dividen, lihat Dividen Yield untuk menilai apakah harga sahamnya layak dibeli.
Dividen Yield = Dividen per Saham / Harga Saham x 100%
๐ Semakin tinggi yield, semakin menarik saham tersebut untuk investasi dividen.
๐ก Contoh:
Saham UNVR punya Dividen Yield 5% โ Artinya cukup menarik untuk investasi jangka panjang.
Saham yang tidak membagikan dividen โ Biasanya lebih cocok untuk capital gain, bukan untuk income investasi.
โ๏ธ Kesimpulan: Bagaimana Menentukan Harga Wajar Saham?
Untuk menilai apakah suatu saham murah atau mahal, gunakan beberapa metode ini:
โ
Gunakan PER & PBV untuk melihat valuasi dasar saham.
โ
Gunakan DCF untuk saham growth yang belum menghasilkan laba besar.
โ
Bandingkan dengan saham sejenis di industri yang sama.
โ
Perhatikan dividen yield jika ingin investasi di saham yang rutin bagi dividen.
๐ก Ingat! Jangan beli saham hanya karena "harga turun". Cek dulu apakah harga sahamnya memang masih murah atau justru turun karena fundamentalnya bermasalah!
๐ Takeaway!
๐ข Harga saham terbentuk dari supply & demand di pasar. Jika permintaan tinggi, harga naik, kalau banyak yang jual, harga turun.
๐ข Fair price bisa dihitung dengan PER, PBV, DCF, dan perbandingan dengan saham sejenis.
๐ข Jangan asal beli saham hanya karena turun harganya! Pastikan memang masih undervalued.
๐ฌ Komen di bawah! Menurut kamu, saham mana yang saat ini masih undervalued? ๐๐
random tag : $BBSI $UNTR $CBDK