imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sepanjang 2025, Apakah Saham BUMN Dicintai Asing Karena Danantara?

Tadi saya melakukan rekap saham BUMN untuk melihat net buy atau net sell aseng di sepanjang 2025 dengan menggunakan Skrining Stockbit. Data rekapnya sudah saya share di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Maksud saya melakukan rekap net buy dan net sell aseng di saham BUMN adalah untuk melihat apakah investor aseng itu suka atau tidak dengan BUMN selama gencar-gencarnya Danantara. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Setelah melihat data kelakuan aseng di saham BUMN, saya hanya bisa bilang kalau investor asing di saham BUMN itu seperti pacar PHP—kadang datang dengan harapan tinggi, tapi lebih sering pergi tanpa kabar. Dari 34 saham BUMN, 19 mengalami Net Foreign Sell, sementara hanya 15 yang mendapat Net Buy. Kalau ini hubungan asmara, jelas berat sebelah. BBRI jadi korban brutal, dihajar asing dengan Net Sell -914,38 Miliar. BMRI lebih parah, dihantam aseng net sell -3,09 Triliun. BBNI (-679,89 Miliar) dan BBTN (-105,79 Miliar) juga ikutan jadi bahan obralan. Sementara itu, yang masih ada harapan cuma beberapa saham, seperti TLKM yang diborong +485,86 Miliar, BRIS +346,53 Miliar, dan ANTM +261,31 Miliar. Tapi kalau dibandingkan dengan berapa banyak saham yang dibuang, jelas asing lebih banyak kabur daripada bertahan.

Dan perlu dicatat, ini bukan analisis dadakan. Net Foreign Flow ini dihitung sejak 1 Januari 2025 hingga 24 Februari 2025. Selama periode ini, total Net Foreign Flow untuk saham BUMN adalah -3,83 Triliun, yang berarti negatif. Investor asing lebih banyak menjual saham BUMN daripada membelinya, terutama di sektor perbankan yang mengalami arus keluar dana terbesar. Bank-bank BUMN jadi ladang exit strategy utama buat investor asing, seolah mereka sudah tidak melihat prospek lagi di sektor ini. Padahal, kalau mereka benar-benar yakin dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, bank BUMN harusnya jadi pegangan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Beberapa saham seperti TLKM dan BRIS masih mendapat inflow besar, bukan karena semua saham BUMN disayang asing. Buktinya, median Net Foreign Flow malah -0,24 Miliar, artinya lebih banyak saham yang dibuang daripada yang dikoleksi. Ini seperti rapat keluarga di mana hanya satu anak yang dibanggakan, sementara yang lain diabaikan.

Lalu ada satu cerita yang cukup ironis: WIKA. Investor asing memang tidak jor-joran borong WIKA (hanya +3,43 Miliar), tapi siapa sangka mereka malah nyangkut massal karena sahamnya disuspend akibat gagal bayar utang. Jadi siapapun yang beli WIKA sekarang, baik asing maupun lokal, cuma bisa pasrah menunggu nasib. Ini bukti nyata bahwa investor asing pun bisa salah langkah dan masuk ke jebakan saham value trap. Mereka mengira WIKA masih layak dipegang, tapi ternyata lebih mirip bom waktu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Nah, sekarang masuk ke Danantara, proyek megah yang baru saja diluncurkan oleh Prabowo, Jokowi, dan SBY (tapi tanpa Megawati yang biasanya pencet botol). Danantara ini katanya bakal bikin pengelolaan aset BUMN lebih efisien, tanpa perlu izin DPR untuk transaksi aset atau cutloss saham. Artinya? Kalau dulu ada direktur BUMN yang dipenjara karena dianggap menyebabkan kerugian negara, sekarang mereka bisa berlindung di balik dalih “keputusan bisnis.” Jiwasraya, WSKT, WSBP, Garuda—mungkin kalau Danantara sudah ada sejak dulu, para direksi mereka nggak perlu mendekam di tahanan.

Tapi apa artinya ini buat investor asing? Kalau Danantara benar-benar dikelola secara profesional dan transparan, seharusnya ini bisa menarik minat asing kembali ke saham BUMN. Bayangkan skenario ideal: Danantara mengelola aset negara dengan optimal, melakukan akuisisi yang masuk akal, dan menjadikan BUMN lebih efisien. Saham-saham seperti TLKM, BRIS, dan ANTM bisa naik ARA 7 hari 7 malam, IHSG bisa pecah rekor, dan rakyat bisa menikmati hasilnya.

Tapi masalahnya, kita semua tahu bagaimana biasanya sistem ini berjalan. Kalau Danantara hanya jadi alat baru buat elite politik untuk merampok aset negara dengan cara yang lebih rapi dan sulit diaudit, maka investor asing yang sudah kabur tadi kemungkinan akan makin jauh. Mereka sudah melihat bagaimana WSKT, WSBP, dan berbagai BUMN lainnya hancur akibat salah kelola. Dan kalau Danantara justru mempercepat proses ini, jangan kaget kalau saham BUMN malah makin terpuruk. Makin anjlok saham BUMN, makin besar negative thinking masyarakat dan investor. Sebaliknya, kalau saham BUMN bisa digoreng naik dalam tempo sesingkat-singkatnya, ini bisa jadi cara paling cepat untuk membungkam skeptisisme pasar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi apakah Investor aseng sudah benar dengan jualan Big Bank seperti $BBRI BMRI dan malah borong $TLKM dan $BRIS? Biar waktu yang menjawabnya. Semoga saja di Maret - Desember 2025, aseng mau balik ke BUMN lalu Markup harga saham karena Danantara dikelola secara jujur dan profesional tanpa korupsi. Apa iya?

Jadi, Danantara ini benar-benar game-changer atau cuma alat baru yang lebih rapi untuk mengalihkan aset negara ke segelintir elite? Kita lihat saja. Kalau dalam beberapa bulan ke depan, saham BUMN mulai melonjak dan investor asing mulai masuk lagi, mungkin ini titik balik. Tapi kalau justru makin banyak saham BUMN yang dijual asing? Ya, sudah bisa ditebak ke mana arah cerita ini berjalan.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/5

testestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy