📈 ARNA: Turnaround On–Track, Potential 6–7% Dividend Yield

Stockbit’s take:

▪️ Arwana Citramulia ($ARNA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp110 M pada 4Q24 (-2% QoQ, +19% YoY). Hasil tersebut membuat laba bersih ARNA selama FY24 menjadi Rp424 M (-4% YoY), sesuai ekspektasi karena setara 100,5% estimasi FY24F Stockbit.

▪️ Kinerja ARNA pada 4Q24 sejalan dengan tesis turnaround kami dalam Unboxing ARNA, di mana perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar +17% YoY pada 4Q24. Hasil tersebut membuat pendapatan selama FY24 tumbuh +8% YoY menjadi Rp2,6 T.

▪️ Meski margin laba kotor pada 4Q24 sedikit turun ke level 34,3% (-20 bps QoQ, -60 bps YoY), pemulihan pertumbuhan pendapatan berhasil membuat margin EBIT naik menjadi 20,1% (+0 bps QoQ, +30 bps YoY).

1. Akselerasi Pendapatan Ditopang Kenaikan Volume Penjualan
ARNA menunjukkan pemulihan pendapatan konsisten selama beberapa kuartal terakhir (2Q24: +4% YoY, 3Q24: +14% YoY, 4Q24: +17% YoY). Pertumbuhan pada 4Q24 sendiri didukung oleh kenaikan volume penjualan sebesar +11,7% YoY. Hasil tersebut membuat volume penjualan selama FY24 tumbuh sekitar +7,4%, meski sempat turun -4% pada 1Q24. Menurut kami, peningkatan volume penjualan ARNA dalam 2 kuartal terakhir adalah hasil dari kesuksesan produk baru – seperti merek 'UNO Rectified' – dan peningkatan daya saing seiring implementasi bea masuk anti–dumping (BMAD) untuk keramik China.

2. 6–7% Dividend Yield?
Jika menggunakan asumsi dividend payout ~70% – yang merupakan rata–rata dividend payout ARNA dalam 5 tahun terakhir – kami mengestimasikan ARNA akan membagikan dividen sekitar Rp42–43/saham, setara 6–7% dividend yield berdasarkan harga saham per Rabu (19/2). Secara historis, ARNA menggelar RUPS untuk menentukan dividen pada bulan Maret.

3. Outlook 2025
Ketidakpastian soal insentif harga gas bumi tertentu (HGBT) memberikan sentimen negatif terhadap ARNA dalam beberapa bulan terakhir, mengingat komponen energi berkontribusi ~32% dari biaya produksi perseroan. Namun, kami berpendapat bahwa meski ada kenaikan HGBT, ARNA akan berada di posisi yang relatif lebih baik karena tidak perlu menaikkan rata–rata harga jual (ASP) sebanyak kompetitor, mengingat perseroan merupakan produsen paling efisien di industri keramik Indonesia. Secara umum, kami melihat risk–reward ARNA di valuasi P/E 11x saat ini terlihat menarik, didasarkan pada ekspektasi kami bahwa ARNA masih dapat melanjutkan pertumbuhan laba double digit pada 2025 seiring implementasi BMAD dan SNI untuk keramik impor, serta potensi dividend yield sekitar 6–7%.

__________
Stockbit Research Team

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy