Rilis data ekonomi Jepang
➖ Imports YoY Jan = 16,7% (vs previous 1,7%, vs consensus 9,7%)
➖ Exports YoY Jan = 7,2% (vs previous 2,8%, vs consensus 7,9%)
➖ Balance of Trade YoY Jan = JPY -2758,8B (vs previous JPY 132,5B, vs consensus JPY -2100B)
✔️ Machinery Orders MoM Dec = -1,2% (vs previous 3,4%, vs consensus 0,1%)
✔️ Machinery Orders YoY Dec = 4,3% (vs previous 10,3%, vs consensus 6,9%)
Nilai ekspor dan impor Jepang mengalami peningkatan signifikan, menandakan masih kuatnya aktivitas ekonomi di sana.
Namun impor yang tumbuh jauh lebih kuat daripada ekspor, mengindikasikan demand domestik yang lebih kuat dibandingkan pasar global.
Defisit neraca dagang pun membesar signifikan melebihi ekspektasi.
Secara jangka pendek kondisi ini mendukung serapan komoditas dari negara eksportir ke Jepang, termasuk Indonesia yang mengalami kenaikan surplus neraca dagang.
Di sisi lain, defisit yang membesar akan mendorong perlambatan ekonomi Jepang, kemudian bisa melemahkan kurs Yen.
Impor yang tinggi juga dikhawatirkan akan membuat inflasi sulit turun.
BoJ kemungkinan akan mempertahankan tingkat suku bunga, tidak hike juga tidak cut sampai kondisi lebih stabil.
Perlu ada perlambatan demand disertai inflasi yang turun, ekonomi melambat perlahan, dengan kurs yang tetap stabil.
Machinery Orders yang melemah di Desember sedikit memberi sinyal adanya pelemahan demand yang terjadi.
$USDJPY $JPYIDR $NIKKEI