🩹 UNVR: Worst Might Be Over
Unilever Indonesia ($UNVR) mengadakan 4Q24 analyst call pada Kamis (13/2). Berikut beberapa poin pentingnya:
1. 4Q24 Jadi Kuartal Terendah
UNVR hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp359 M pada 4Q24 (-41% YoY, -34% QoQ), bahkan lebih rendah dibandingkan laba bersih pada 4Q23 ketika sentimen boikot sedang berada di puncaknya. Hasil ini membuat laba bersih selama FY24 hanya mencapai Rp3,4 T (-30% YoY), di bawah ekspektasi karena hanya memenuhi 90% estimasi FY24F konsensus.
Program pembenahan yang sedang dilakukan perseroan masih menjadi faktor utama yang menekan kinerja secara signifikan dalam jangka pendek. Penjualan terdampak dari keputusan mengurangi stok di level distributor, sementara profitabilitas/margin anjlok akibat biaya transformasi. Margin laba kotor masih berkutat di level yang rendah ~45% pada 2 kuartal terakhir (vs. normal sebelumnya: 49–50%) akibat penurunan penjualan dan biaya transformasi. Spesifik di 4Q24, perusahaan juga membukukan biaya one–off terkait pengurangan karyawan, sehingga beban operasional ‘Salary’ melonjak, baik pada kategori ‘Selling & Marketing’ (+110% YoY, +67% QoQ) maupun kategori ‘General & Administrative’ (+55% YoY, +170% QoQ).
2. Outlook and Our View
Manajemen UNVR mengekspektasikan bahwa program pembenahan masih akan berlangsung pada 1H25, sehingga kinerja perseroan masih akan terbebani meski dengan dampak tidak sebesar yang dirasakan pada 4Q24. Hasil positif dari pembenahan ini diharapkan mulai akan terlihat pada 2H25.
Kami melihat ekspektasi bahwa kinerja terburuk telah terlewati pada 4Q24 dan ke depannya akan membaik sebagai hal yang direspons positif oleh market, sehingga harga saham UNVR menguat +2,91% pada kemarin, Kamis (13/2). Progres dari program pembenahan ini menjadi hal yang perlu dicermati dan dipantau oleh investor, mengingat akan menjadi faktor kunci yang menentukan pemulihan harga saham UNVR, menurut kami.
------------
Edi Chandren (@edichand)
Investment Analyst Lead Stockbit