imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$WIFI Mikirduit – Saham WIFI menjadi salah satu yang cukup fenomenal sepanjang 2025 setelah sempat mencatatkan kenaikan 385 persen, sebelum akhirnya mencatatkan penurunan. Memang bagaimana prospek bisnis WIFI ke depannya?

Jejak Saham WIFI Saat IPO
Bisnis awal WIFI adalah jualan kopi dan katering. Hingga akhirnya, per 2019, WIFI memiliki lini bisnis agensi periklanan.

Meski begitu, dalam prospektus ketika IPO pada 2020, WIFI sudah punya kegiatan usaha penunjang sebagai perusahaan dengan aktivitas komunikasi dengan kabel, internet service provider, dan portal web atau platform digital dengan tujuan komersial, serta konstruksi sentral telekomunikasi. Walaupun, hingga 2020 sebelum IPO, WIFI sama sekali tidak memiliki pendapatan dari bisnis tersebut.

WIFI melakukan IPO pada akhir 2020, kala itu, mereka IPO dengan melepas saham baru sebanyak 8,04 persen setara 156 juta lembar dengan harga pelaksanaan Rp530 per saham. Dari IPO itu, WIFI mendapatkan dana segar senilai Rp82 miliar.

Selain melakukan penawaran umum, WIFI juga melakukan penerbitan saham baru untuk konversi utang kepada dua krediturnya, yakni PT Prambanan Investasi Sukses dan PT Investasi Gemilang. Nantinya, masing-masing kreditur akan mendapatkan porsi kepemilikan saham WIFI sebesar 7,27 persen.

Sehingga total saham baru yang diterbitkan oleh WIFI sebesar 22,58 persen.

Lalu, apakah kedua kreditur WIFI itu masih jadi pemegang saham perseroan?

Manajemen WIFI menjelaskan, PT Prambanan Investasi Sukses telah melakukan divestasi pada 2022, sedangkan PT Investasi Gemilang melakukan divestasi pada 2021. Sehingga kedua pemegang saham hasil konversi utang saat IPO sudah bukan menjadi pemegang saham perseroan.

WIFI Masuk ke Bisnis Infrastruktur Komunikasi
Setelah 6 bulan IPO sejak akhir 2020, WIFI disebut bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk membangun jaringan fiber optik di sepanjang jalur kereta. Dengan begitu, WIFI bisa melayani berbagai pelaku bisnis telekomunikasi dan internet lokal sepanjang rel kereta. Meski, perjanjian antara WIFI dengan KAI sudah ditandatangani sebelum IPO alias pada 2019.

Kala itu, WIFI disebut membangun jaringan fiber optik tahap pertama sepanjang 2.800 km dengan target wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya.

Kisah WIFI melakukan ekspansi jaringan fiber optik terus berkembang hingga akhir 2021. Kala itu, WIFI disebut bekerja sama dengan perusahaan infrastruktur global asal Jepang Mitsui Co. Ltd.

Dalam keterangannya, kerja sama yang dimaksud adalah kolaborasi dalam fasiltiasi transfer pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan infrastruktur digital. Kerja sama tersebut terkait dengan rencana pembangunan fiber optik di rel kereta yang sudah diwacanakan sejak pertengahan 2021.

Namun, tidak ada kabar terakhir terkait perkembangan lagi detail terkait hasil kerja sama WIFI dengan Mitsui tersebut. Bahkan, tidak ada keterangan yang lebih detail dalam laporan tahunan pada 2021-2022.

Sementara itu, dalam pembangunan kabel fiber optik WIFI di KAI sempat mengalami kendala. Sampai akhirnya, KAI memberikan perpanjangan masa pembangunan dan penangguhan masa pemanfaatan atas instalasi kabel fiber optik di rel kereta API yang semula pada November 2020 menjadi September 2021.

Sampai akhirnya pada 19 Juli 2022, KAI dan WIFI membuat addendum II atas kesepakata sebelumnya, jadi periode pemanfaatan aset milik KAI untuk kabel fiber optik milik WIFI memiliki masa perjanjian selama 13 tahun.

Perkembangan Sumber Pendapatan WIFI Sejak IPO hingga 2024
Jika dilihat secara historis, WIFI mengalami dua fase perubahan bisnis.

Bisnis pertama WIFI adalah penjualan kopi, dan brewing kopi.

WIFI mengubah bisnisnya pada 2019 menjadi agensi periklanan. Porsi pendapatan dari agensi periklanan mencapai 70-an persen. Ditambah, perseroan juga memiliki sumber pendapatan dari marketing fee. Di sini, pendapatan dari penjualan kopi dan turunannya mulai turun signifikan.

Ketiga, periode WIFI menambah bisnis infrastruktur telekomunikasi dan portal web. Sejak 2021, bisnis kopi dan turunannya sudah tidak menjadi sumber pendapatan WIFI. Bisnis dengan sumber pendapatan terbesar WIFI pun datang dari portal web dan platform digital.

Meski begitu, perlahan tapi pasti, dua bisnis utama WIFI menjadi iklan dan telekomunikasi, sedangkan pendapatan dari portal web dan platform digital tersu menurun.

Beberapa Pemegang Saham Baru Masuk, Termasuk Adik Prabowo
Saham WIFI booming di awal 2025 setelah salah satu pemegang saham badan hukum perseroan, yakni PT Media Wiguna Nusantara mengalami perubahan pemegang saham.

Dalam transaksi itu, ada tiga nama yang disorot mengambil alih kepemilikan Sinergi Investasi Digital, yakni:

Fadel Muhammad membeli 27,22 persen saham PT Media Wiguna Nusantara dari Sinergi Investasi Digital. (setelah penjualan, kepemilikan Sinergi Investasi Digital hanya 62,78 persen di PT Media Wiguna Nusantara). Sehingga secara tidak langsung, Fadel Muhammad memegang 7,5 persen saham WIFI.
Arwin Rasjid membeli 27,22 persen saham Media Wiguna Nusantara dari Sinergi Investasi Digital. (Setelah penjualan, Sinergi Investasi Digital hanya memegang 35,57 persen saham Media Wiguna Nusantara) sehingga secara tidak langsung Arwin Rasjid memiliki 7,5 persen saham WIFI.
PT Arsari Sentra Data membeli 45 persen saham PT Investasi Sukses Bersama, pengendali WIFI, dari Tinawati. Dengan begitu, Arsari Sentra Data memiliki 22,55 persen saham WIFI secara tidak langsung.
Sebelumnya, Arsari Sentra Data sempat menjalin kerja sama dengan WIFI utnuk mempercepat pengembangan infrastruktur telekomunikasi fiber optik tersebut pada pertengahan 2024. Sementara itu, Arwin Rasyid sudah berada di WIFI sebelum pembelian saham tersebut. Sebelumnya, Arwin Rasyid menjabat sebagai Senior Executive Advisor WIFI.

Sampai akhirnya, dari kerja sama kolaborasi itu berujung berbagi kepemilikan saham di WIFI.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy