imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

100.000 Dollar Pertama Itu Berat Bagi Karyawan Gaji UMR

Charlie Munger pernah bilang kalau $100.000 pertama itu berat. Dan ya, dia nggak bohong. Karena di dunia ini, semua yang enak itu susah, dan semua yang gampang itu nggak bikin kaya. Mau punya uang banyak tanpa usaha? Silakan coba mimpi siang bolong. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masalahnya, sebelum punya $100.000 (atau 1,62 miliar rupiah), uang itu nggak tumbuh sendiri. Misalnya, kalau modal masih Rp10 juta dan kamu investasi dengan return 10% per tahun, hasilnya cuma Rp1 juta. Ya elah, beli ayam geprek aja kepotong tax! Tapi kalau udah punya 1,62 miliar rupiah, return 10% itu jadi Rp162 juta per tahun atau Rp13,5 juta per bulan, yang mulai masuk akal buat hidup santai. Bedanya? Yang satu struggle buat bayar parkir, yang satu udah bisa staycation tiap bulan.

Tapi ya, sebelum nyampe ke situ, hidup akan berasa kayak neraka. Tiap kali mau nabung, selalu ada aja hal yang bikin duit ilang: tagihan listrik naik, harga makanan makin mahal, temen nikah (dan kamu wajib kasih amplop), atau godaan promo Shopee yang katanya "lebih hemat" tapi saldo makin tipis. Belum lagi kalau gaji pas-pasan, di mana butuh 27 tahun buat nabung $100.000 kalau tiap bulan cuma bisa simpen Rp5 juta. Mau lebih cepat? Ya jangan tidur! Kerja 24 jam sehari juga boleh, siapa tau bisa numpuk duit lebih banyak.

Tapi justru di sinilah Munger ngajarin kita satu hal: disiplin itu bukan pilihan, tapi hukuman buat yang nggak lahir kaya. Mau nggak mau, kalau nggak punya warisan atau sugar daddy, ya harus pinter cari duit, pinter hemat, dan pinter investasi. Itu sebabnya Munger bilang, yang berhasil mencapai $100.000 pertama biasanya bukan orang jenius, tapi orang yang kepepet dan paham gimana caranya duit bisa bertumbuh lebih cepat dari inflasi.

Warren Buffett juga sering ngomong soal efek bola salju. Semakin lama bergulir, semakin besar. Tapi masalahnya, kalau mulai dari nol, bola salju itu ibarat mainan Tamiya yang bannya copot pas baru di-starter. Makanya, setelah $100.000 pertama terkumpul, duit mulai bekerja sendiri. Dan saat itulah hidup mulai terasa lebih masuk akal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi ya, kalau merasa $100.000 pertama itu susah, jangan khawatir, memang begitu hukumnya. Mau gampang? Coba lahir dari keluarga konglomerat. Kalau nggak bisa? Yaudah, jualan bakso kayak Pak Toto atau banting tulang sampai lutut kopong. Begitu dapet modalnya, baru bisa mulai nyicipin hidup yang lebih layak.

Bayangkan kalau 100.000 dollar pertama ini atau 1,62 miliar rupiah ini diinvestasikan ke Surat Berharga Negara (SBN) dengan kupon 6,5% per tahun, dipotong pajak 10%, dan dibayarkan tiap bulan. Dari skema ini, setiap bulan bakal cair sekitar 8,78 juta rupiah dari kupon SBN. Alih-alih dihabiskan, 50% digunakan untuk biaya hidup, sementara 50% lagi atau sekitar 4,39 juta rupiah diinvestasikan ulang ke saham dividen tinggi seperti BMRI dan TLKM, yang rata-rata punya dividend yield 7% per tahun.

Dari sinilah efek compounding mulai bekerja. Tahun pertama, investasi saham dividen masih kecil, dimulai dari 47,39 juta rupiah. Tapi karena setiap bulan ada tambahan dana dari kupon SBN, di tahun kedua investasi sahamnya naik menjadi 98,08 juta rupiah. Tahun ketiga jumlahnya makin besar, mencapai 152,33 juta rupiah, lalu bertambah lagi ke 210,39 juta rupiah di tahun keempat. Setelah lima tahun, total investasi saham dividen ini sudah menyentuh 272,50 juta rupiah. Kalau strategi ini diteruskan sampai tahun ke-10, investasi sahamnya bisa menembus lebih dari 600 juta rupiah.

Dari sisi passive income, di tahun pertama total pendapatan pasif dari kupon SBN + dividen saham masih di angka 11,72 juta rupiah per bulan. Tapi karena reinvestasi terus dilakukan, passive income bulanan ini naik menjadi 12,74 juta rupiah di tahun kedua, lalu 13,88 juta rupiah di tahun ketiga, 15,10 juta rupiah di tahun keempat, dan 16,40 juta rupiah di tahun kelima. Di tahun ke-10, passive income bulanan bisa mencapai lebih dari 20 juta rupiah—cukup untuk menutupi biaya hidup tanpa perlu kerja lagi.

Dari perspektif spending, karena 50% kupon SBN selalu digunakan untuk biaya hidup, maka jumlah yang bisa dibelanjakan tiap bulan juga bertumbuh seiring kenaikan dividen saham. Kalau di tahun pertama spending per bulan masih 4,39 juta rupiah, di tahun kelima bisa naik ke 6-7 juta rupiah per bulan, dan di tahun ke-10 bisa mencapai 10 juta rupiah per bulan hanya dari dividen saham.

Jadi, dengan modal awal 1,62 miliar rupiah di SBN, dalam 10 tahun bisa tercipta passive income lebih dari 20 juta rupiah per bulan tanpa harus kerja lagi. Semua ini berkat strategi memanfaatkan kupon SBN untuk reinvestasi ke saham dividen, yang bikin efek compounding bekerja makin cepat. Kalau terus disiplin dan tidak tergoda untuk menarik dana terlalu cepat, dalam 20 tahun ke depan passive income ini bisa bertumbuh jauh lebih besar, memungkinkan kebebasan finansial penuh tanpa bergantung pada pekerjaan aktif.

Mendapatkan $100.000 pertama (1,62 miliar rupiah) tanpa korupsi, tanpa jual diri, dan tanpa buka akun Onlykipas memang nggak gampang, tapi sangat mungkin dicapai dengan kerja keras, strategi yang jelas, dan disiplin dalam mengelola uang. Intinya, kalau mau kaya, harus giat jualan seperti Pak Toto yang jualan bakso, kaos, adsense, kelas online, atau apapun yang penting halal. Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai angka ini lebih cepat, tergantung dari skill, modal, dan kreativitas.

Salah satu cara yang paling masuk akal adalah jualan produk fisik. Misalnya, bisnis makanan seperti bakso frozen bisa jadi opsi menarik. Kalau satu porsi bakso frozen dijual dengan profit Rp10.000, berarti untuk mencapai 1,62 miliar rupiah, perlu jual 162.000 porsi. Kalau bisa jual 450 porsi per hari, target ini bisa tercapai dalam setahun saja. Kalau nggak suka jualan makanan, bisa coba jualan kaos. Misalnya, dengan keuntungan Rp50.000 per kaos, butuh jual 32.400 kaos buat sampai 1,62 miliar. Dengan sistem pre-order atau dropshipping, bisnis ini bisa berjalan tanpa harus stok barang banyak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau nggak mau ribet dengan produk fisik, bisa jual digital product atau layanan online. Monetisasi lewat YouTube atau blog dengan Adsense bisa jadi pilihan. Misalnya, kalau channel YouTube bisa dapat $10 per 1.000 views, maka untuk mencapai $100.000, butuh 10 juta views. Kalau pakai strategi SEO dan bikin konten viral, angka ini bisa dicapai dalam 1-2 tahun. Selain itu, bisa juga jualan kelas online atau ebook. Kalau satu kelas dijual Rp200.000 per peserta, maka dengan 8.100 peserta dalam setahun, target 1,62 miliar rupiah bisa tercapai. Ebook juga menarik, misalnya kalau harganya Rp100.000 per copy, butuh jual 16.200 copy buat sampai target.

Bagi yang punya skill, freelancing atau jasa konsultasi juga bisa jadi jalan ninja. Misalnya, kalau bisa dapet 5 klien per bulan dengan fee Rp10 juta per klien, dalam 3 tahun sudah bisa mencapai $100.000. Kalau mau lebih cepat, bisa buat agency digital marketing, SEO, atau desain grafis, yang bisa mendatangkan 10 klien tetap dengan fee Rp5 juta per bulan. Dengan model bisnis ini, dalam 2 tahun target bisa tercapai.

Cara lain yang cukup pasif tapi tetap menguntungkan adalah affiliate marketing dan dropshipping. Dengan sistem afiliator Shopee, Tokopedia, atau Amazon, kalau dapat komisi Rp20.000 per produk, maka butuh jual 81.000 produk untuk mencapai 1,62 miliar rupiah. Dengan teknik pemasaran yang tepat, angka ini bisa dicapai lebih cepat. Kalau dropshipping, misalnya, dengan margin Rp50.000 per barang, butuh jual 32.400 barang buat sampai target. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Setelah modal terkumpul, penting untuk reinvestasi ke aset produktif agar uang bisa bekerja sendiri. Pilihan investasi bisa di saham dividen (BMRI, TLKM, BBRI, dll.), reksa dana indeks atau ETF, atau bahkan properti untuk passive income sewa. Kalau bisa menginvestasikan 50% dari keuntungan bisnis ke aset produktif, maka dalam beberapa tahun kekayaan bisa bertumbuh otomatis.

Jadi, kalau mau mencapai $100.000 pertama tanpa korupsi, tanpa jual diri, dan tanpa Onlykipas, jawabannya sederhana: giat jualan, konsisten dalam eksekusi, dan pintar mengelola uang. Baik itu jualan bakso, kaos, adsense, kelas online, atau bisnis lainnya yang halal, semua bisa berhasil asalkan serius dan nggak gampang menyerah. Dengan strategi yang tepat, target 1,62 miliar rupiah bukan cuma impian, tapi sesuatu yang bisa dicapai lebih cepat dari yang dibayangkan. Coba aja dulu.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBRI $AADI $TLKM

Read more...

1/3

testestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy