imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@maswan007 Kalau ada investor atau perusahaan butuh dana cepat tapi nggak mau jual sahamnya, mereka bisa pakai skema repo saham. Ini semacam pinjaman berbasis saham, di mana pemilik saham menjual sahamnya ke pihak lain dengan janji beli kembali di masa depan, sesuai harga dan bunga yang sudah disepakati. Misalnya, seorang investor punya 1 juta lembar saham senilai Rp1 miliar, tapi butuh dana Rp500 juta. Dia bisa melakukan repo dengan menjual sahamnya dan nanti beli kembali dengan tambahan bunga 10% per tahun. Artinya, setelah setahun, dia harus bayar Rp550 juta buat nebus sahamnya lagi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Biasanya, repo saham dilakukan dengan sekuritas atau investor institusi yang punya dana besar. Mereka kasih uang ke pemilik saham, dan sebagai gantinya, saham tersebut jadi jaminan. Kalau pemilik saham nggak bisa beli balik, saham yang dijaminkan bisa dijual. Ini mirip gadai barang, tapi dalam bentuk saham. Keuntungannya, pemilik saham tetap bisa pegang kendali tanpa harus benar-benar menjual sahamnya di pasar. Tapi risikonya juga ada, terutama kalau harga saham turun tajam sebelum jatuh tempo. Misalnya, kalau harga saham yang direpo turun dari Rp1.000 ke Rp500, sementara perjanjiannya harus beli balik di Rp1.100, maka investor yang repo bisa rugi besar. Makanya, repo saham lebih sering dipakai untuk saham yang likuid dan punya fundamental kuat supaya risikonya terkendali.

Di Indonesia, repo saham ini nggak sepopuler di luar negeri karena ada aturan ketat dari OJK dan BEI buat jaga stabilitas pasar. Tapi beberapa sekuritas besar tetap menyediakan layanan ini buat investor yang butuh fleksibilitas keuangan. Sementara itu, ada juga opsi lain seperti gadai saham dan repo margin lending (repo ML), yang mirip tapi ada perbedaan penting. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Kalau gadai saham, investor menjaminkan sahamnya ke bank atau sekuritas buat dapat pinjaman. Saham tetap atas namanya, tapi nggak bisa dijual sampai pinjamannya lunas. Biasanya, ada bunga tetap dan jangka waktu tertentu. Kalau gagal bayar, saham bisa dilelang oleh pemberi pinjaman. Sebaliknya, kalau repo ML, pemilik saham “menjual” sahamnya ke pihak lain dengan janji beli balik di harga dan waktu yang sudah disepakati. Selama repo berlangsung, kepemilikan saham berpindah ke pemberi dana, dan bunganya lebih fleksibel sesuai kesepakatan. Kalau harga saham anjlok, bisa kena margin call atau dieksekusi lebih cepat.

Misalnya, investor punya 10.000 saham senilai Rp1 miliar dan butuh Rp500 juta. Kalau gadai saham, dia bisa kasih saham ke sekuritas dan dapat pinjaman Rp500 juta dengan bunga tetap, tapi sahamnya tetap atas namanya. Sedangkan kalau repo ML, dia menjual saham ke sekuritas dan dapat Rp500 juta, tapi ada perjanjian buat beli balik misalnya Rp550 juta setelah 6 bulan. Jadi, gadai saham lebih stabil karena tetap atas nama investor, sementara repo ML lebih fleksibel tapi ada risiko harga saham jatuh sebelum bisa beli balik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tesla sebagai perusahaan nggak secara langsung melakukan repo atau gadai saham. Tapi CEO-nya, Elon Musk, pernah menjaminkan saham pribadinya buat dapat pinjaman. Salah satu contohnya, waktu dia mau akuisisi Twitter, dia pakai sekitar 58,7 juta saham Tesla sebagai jaminan buat dapat pinjaman margin senilai US$12,5 miliar (sekitar Rp187 triliun). Selain itu, Musk juga beberapa kali jual saham Tesla buat mendanai proyeknya yang lain.

Tapi penting dicatat, semua transaksi itu dilakukan secara pribadi oleh Musk, bukan bagian dari aktivitas keuangan Tesla sebagai perusahaan. Tesla sendiri lebih mengandalkan strategi lain buat pendanaan, seperti penerbitan obligasi atau penjualan saham baru di pasar modal. Jadi, kalau mau tahu apakah Tesla repo atau gadai saham, jawabannya nggak, tapi Musk sebagai pemilik saham Tesla pernah pakai sahamnya buat pinjaman.
$PANI $BREN $PTRO

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy