ASII adalah perusahaan holding yang bisnisnya sangat luas, tidak hanya otomotif, tetapi juga agribisnis, alat berat, pertambangan, infrastruktur, dan jasa keuangan. Inovasi ASII dalam kendaraan listrik (EV) melalui hybrid dan penyediaan infrastruktur charging menunjukkan strategi jangka panjang yang adaptif terhadap tren energi hijau.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ASII:
1. Dividen dan RUPS Maret – Jika dividen per saham (DPS) yang diumumkan menarik, kemungkinan besar harga saham akan mendapat apresiasi menjelang cum date. Namun, ada potensi penurunan setelah cum date karena investor dividen keluar dari posisi.
2. Kinerja Fundamental – EPS bertumbuh konsisten menjadi faktor utama apresiasi jangka panjang. Jika tren ini berlanjut hingga 2030, harga saham ASII dapat naik signifikan.
3. ESG dan Energi Hijau – Meskipun ada sedikit penurunan penilaian ESG, ASII tetap berkomitmen pada energi hijau, yang dapat menarik investor institusi jangka panjang.
4. Kondisi Makro dan Industri Otomotif – Stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat akan sangat mempengaruhi permintaan kendaraan dan pertumbuhan laba ASII.
Jika EPS ASII terus bertumbuh dengan CAGR sekitar 8-10% per tahun, maka harga saham berpotensi mencapai level yang jauh lebih tinggi pada 2030. Namun, tetap perlu mempertimbangkan kondisi pasar dan strategi dividen ke depan.
Untuk menghitung Future Value (FV) harga saham ASII pada tahun 2030, kita bisa menggunakan rumus FV = P × (1 + r)^n, dengan:
P = Harga saham saat ini (sekitar Rp4.650)
r = Perkiraan pertumbuhan tahunan (CAGR) EPS, misalnya 8-10%
n = Jumlah tahun hingga 2030 (5 tahun)
Mari kita hitung FV dengan asumsi CAGR 8% dan 10%.
Berdasarkan asumsi pertumbuhan EPS tahunan (CAGR) sebesar:
8% per tahun, harga saham ASII pada 2030 diperkirakan sekitar Rp 6.830
10% per tahun, harga saham ASII pada 2030 diperkirakan sekitar Rp 7.490
Namun, faktor lain seperti kondisi pasar, kebijakan dividen, dan sentimen investor juga akan mempengaruhi harga saham di masa depan.
#b@!w®