imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Dalam Buddhisme, dikatakan bahwa kegitatan ‘berdana’ adalah bagaikan ‘bertani.’ Dijelaskan bahwa, penerima dana bagaikan ladang (tanah), pemberi dana bagaikan petani, objek yang didanakan bagaikan biji (benih), dan hasil yang didapat selama mengarungi alam kehidupan bagaikan buah dari pohon.

Penerima Dana Bagaikan Ladang (Tanah)
Tanah yang subur sangat menentukan pertumbuhan dan juga produktivitas pohon yang ditanam. Rumput-rumput liar, batu-batuan, dan sampah plastik adalah tiga hal utama yang dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan pohon. Semakin sedikit kadar dari ketiga hal ini, semakin baik; karena suplai makanan dari tanah ke pohon dan pertumbuhan akar pohon dapat berjalan dengan baik. Apalagi bila tanah tersebut terbebas dari ketiganya, maka kemungkinan besar pohon yang ditanam di tanah tersebut akan tumbuh dengan sangat baik dan produktif. Begitu pula, kebijaksanaan penerima sangatlah menentukan hasil dari dana. Moralitas yang baik adalah hal yang paling dasar, bagaikan tanah yang subur. Rumput-rumput liar, batu-batuan, dan sampah plastik adalah kotoran batin bagaikan keserakahan, kebencian, dan kebodohan mental. Semakin tinggi kebijaksanaan dan semakin sedikit kotoran batin, maka semakin baik buah yang dihasilkan. Jadi penerima dana terbaik adalah penerima yang telah terbebas dari kotoran batin, bagaikan tanah subur yang terbebas dari rumput-rumput liar, batu-batuan, dan sampah plastik.

Objek yang Didanakan Bagaikan Biji (Benih)
Kualitas biji akan menentukan kualitas dari pohon maupun buahnya. Biji dengan kualitas yang baik (bibit unggul) akan memberikan hasil yang baik, dengan asumsi faktor pendukung lainnya juga berkualitas baik. Begitu juga sebaliknya, biji dengan kualitas rendah akan memberikan hasil yang kurang baik. Jumlah biji (pohon) yang ditanam juga akan mempengaruhi jumlah hasil yang diperoleh. Andaikan jumlah buah yang dihasilkan per pohonnya adalah sama, maka semakin banyak biji yang ditanam, semakin berlimpah juga buahnya. Demikian pula, objek yang didanakan harus didapat dari penghidupan (mata pencaharian) yang benar dan berkualitas baik. Bagaikan biji bermutu baik atau bibit unggul, maka dana yang demikian akan memberikan hasil yang berlimpah. Hal yang sebaliknya, bagaikan biji dengan kualitas rendah. Jumlah objek yang diberikan bagaikan jumlah biji yang ditanam, sehingga semakin banyak dana yang diberikan hasilnya pun diharapkan akan demikian.

Pemberi Dana Bagaikan Petani
Petani harus tahu musim yang tepat untuk menanam bijinya. Sebelum biji ditanam, petani harus memastikan bijinya dalam keadaan baik, tidak berjamur, tidak rusak dimakan kutu, tidak busuk, dsb. Semua hal tersebut adalah tahap persiapan sebelum biji ditanam. Penderma harus punya kebijaksanaan agar dapat memberikan dananya pada waktu yang tepat. Objek berdana harus dipastikan dalam keadaan baik, dibersihkan, ditata dengan rapi, dan sebagainya. Bagaikan petani yang sedang mempersiapkan biji yang akan ditanamnya, penderma mempersiapkan objek pemberiannya sebelum didanakan. Semua ini adalah tahapan sebelum berdana.

Petani juga harus mengetahui cara menanam biji/benih pohon tersebut dengan baik dan benar. Contoh: biji harus ditangani dengan hati-hati, agar kualitas biji tidak rusak. Biji tidak dipendam terlalu dalam ataupun terlalu rendah. Biji juga tidak ditanam dengan mata tunas terbalik. Ini semua adalah tahapan saat biji ditanam. Bagaikan petani yang menangani dan menanam biji dengan penuh kehati-hatian, penderma harus menangani objek berdananya dengan hati-hati agar saat objek tersebut diterima, berada dalam keadaan yang baik. Misalnya, penderma memberikannya dengan cara yang tepat (tidak asal menaruh atau bahkan melemparkan objek pemberiannya), langsung melalui tangannya sendiri (dengan dua tangan), dan saat memberikannya disertai dengan rasa hormat. Semua ini adalah tahapan saat berdana.

Setelah bibit ditanam, petani harus bisa merawatnya, seperti memagari sekeliling tempat biji ditanam agar pohon yang baru tumbuh tidak terinjak atau dimakan oleh binatang. Petani harus menyirami, memberi pupuk, dan juga menyiangi rumput, untuk memastikan kebutuhan makanan pohon tersebut terpenuhi. Sehingga pohon dapat tumbuh menjadi pohon yang subur, kuat, dan produktif. Tahap terakhir ini adalah tahap perawatan setelah biji ditanam. Bagaikan petani merawat biji yang telah ditanamnya, penderma juga harus merawat perbuatan baik (berdana) yang telah dilakukannya. Penderma harus bisa menjaga kemurnian silanya, mengingat-ingat kembali tindakan berdananya dan berbagi jasa kebajikannya. Jangan pernah menyesali tindakan berdana yang telah dilakukan, sebab hal ini akan mengurangi atau bahkan merusak hasil dari tindakan berdananya. Bagaikan petani yang dikarenakan oleh kecerobohan atau kebodohannya, menginjak/merusak pohon yang telah ditanamnya. Semua ini adalah tahapan sesudah berdana.

Hasil Berdana Bagaikan Buah dari Pohon
Semakin pandai sang petani dalam memilih tempat berladangnya (tanah yang subur), memilih bibit yang akan ditanamnya, dan merawat pohonnya, maka buah yang akan didapatnya bisa dipastikan akan berlimpah. Begitu juga dengan penderma, dia yang berdana pada penerima yang baik, memberikan objek yang baik, dan merawatnya dengan baik; dapat dipastikan jasa kebajikan yang didapatnya akan berlimpah.

Jika untuk kegiatan menyumbang saja perlu mempertimbangkan berbagai faktor agar buah karmanya maksimal, maka untuk kegiatan investasi pun seyogyanya diperlukan paling kurang kebijaksanaan dan treatment yang sama agar buah investasinya bisa maksimal. Kita sebagai investor (petani) hendaknya:
*Memastikan penerima investasi adalah pihak yang tepat.
*Memastikan uang yang diinvestasikan adalah uang yang diperoleh dengan cara-cara yang benar.
*Menanamkan benih investasi pada kadar yang relatif tepat.
*Melakukan investasi pada waktu yang tepat.
*Melakukan metode investasi dengan cara yang benar.

Setelah berinvestasi, investor tetap perlu:
*Memantau (monitoring), merawat (analyzing), evaluasi.
*Menambah ilmu yang baik, dan senantiasa berlatih mengelola kesabaran, ketamakan, ketakutan.
*Tidak menyesali kegiatan investasi yang sudah dilakukan apapun hasilnya.
*Tetap tenang dan tidak melakukan kecerobohan dan kebodohan yang merusak proses bertumbuhnya pohon investasi.
*Mencegah memburuknya kondisi investasi akibat kesalahan pengambilan keputusan.

Baik berdana maupun berinvestasi, sebaiknya jangan dilakukan secara asal-asalan kalau mau mengharapkan manfaat yang maksimal daripadanya. Semoga bermanfaat dan salam cuan!

$BBRI $BMRI $BBCA

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy