imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

💊 KLBF FY24: Laba Bersih +17% YoY (In–Line); Target Pertumbuhan +8–10% YoY pada FY25

Stockbit’s take:

Kalbe Farma ($KLBF) mengadakan analyst gathering pada Rabu (5/2), di mana perseroan memaparkan indikasi kinerja FY24 dan guidance kinerja FY25. Berikut beberapa catatan penting kami:

â–ª Kinerja FY24 Sesuai Ekspektasi

KLBF mencatatkan indikasi laba bersih sebesar Rp861 M pada 4Q24 (+23% YoY, +50% QoQ). Hasil ini membuat indikasi laba bersih selama FY24 mencapai Rp3,24 T (+17,1% YoY), sejalan dengan ekspektasi karena setara 102% dari estimasi FY24F konsensus meski lebih tinggi dari guidance FY24 manajemen di kisaran +13–15% YoY. Kinerja laba bersih yang baik pada 4Q24 dikontribusikan oleh 2 faktor utama, yakni: 1) pendapatan yang tumbuh +7% YoY dan +6% QoQ; dan 2) kenaikan margin laba kotor ke level 41,3% (vs. 4Q23: 37%, 3Q24: 38,6%).

▪ Guidance FY25: Pendapatan & Laba Bersih Tumbuh +8–10% YoY

Manajemen KLBF menargetkan pendapatan dan laba bersih masing–masing tumbuh sebesar +8–10% YoY pada FY25, dengan margin diekspektasikan stabil dibandingkan FY24.

Meski kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih menantang, langkah perseroan untuk menggunakan lebih banyak transaksi dengan acuan mata uang yuan China dalam pembelian bahan baku dari China diharapkan dapat memitigasi risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Saat ini, sudah sekitar 80% pembelian bahan baku obat dan/atau bahan aktif farmasi (API) – yang relevan bagi segmen 'Pharma' dan 'Consumer Health' – dilakukan menggunakan acuan mata uang yuan China.

Sementara itu, dari segi pendapatan, pertumbuhan selama FY25 diproyeksikan akan lebih didorong oleh segmen 'Pharma' (+10–12% YoY) dan 'Distribution & Logistics' (+9–12% YoY), sementara segmen 'Consumer Health' (+8–10% YoY) dan 'Nutritionals' (mid–single digit) akan relatif lebih rendah. Pada segmen 'Pharmacy' sendiri, specialty products – yang mencakup produk onkologi, biosimilar, dan layanan terapi sel – diekspektasikan menjadi pendorong pertumbuhan.

â–ª Agresivitas Marketing Berlanjut

KLBF kembali mencatatkan beban penjualan sebesar Rp1,8 T pada 4Q24 (+19% YoY, -1% QoQ) setelah mulai meningkatkan pos belanja ini pada 3Q24. Menurut manajemen KLBF, langkah tersebut sudah mulai menunjukkan hasil yang positif, misalnya terhadap merek Bejo – salah satu produk yang diiklankan secara lebih agresif – pada Januari 2025, meski perseroan tidak merinci angkanya. Kami menilai bahwa efektivitas peningkatan pengeluaran untuk iklan menjadi salah satu hal yang perlu dicermati oleh investor.

â–ª Our View

Meski harga saham KLBF telah turun banyak belakangan ini (-24% dalam 3 bulan terakhir), kami masih cenderung wait and see mengingat potensi upside yang kami nilai tidak terlalu besar meski risiko penurunan lanjutan relatif terbatas. Secara valuasi, kami menilai bahwa level saat ini (18,4x 1–Year Forward P/E) belum mencapai level yang sangat atraktif, sementara growth dan prospek dividen (~3% dividend yield) kami lihat tidak terlalu tinggi. Keberhasilan inisiatif marketing yang lebih agresif menjadi salah satu potensi upside bagi KLBF.

------------
Edi Chandren (@edichand)
Investment Analyst Lead Stockbit

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy