Deflasi Terbesar Sejak 1999: Efek Diskon Listrik
Berita yang tadi di Share di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Baru-baru ini, ekonomi Indonesia diwarnai dengan data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menunjukkan deflasi sebesar 0,76% secara month-to-month (mtm) di bulan Januari 2025. Mungkin di telinga banyak orang, istilah “deflasi” terdengar seram, seolah-olah pertanda ekonomi sedang terpuruk. Namun, kalau kita lihat lebih dekat, penurunan harga ini ternyata terjadi karena faktor-faktor tertentu yang sifatnya temporer dan diatur langsung oleh pemerintah. Misalnya, harga-harga pada komponen yang diatur pemerintah alias administered price (AP) sempat turun tajam, yakni mencapai deflasi sebesar 7,38% secara mtm dan 6,41% secara year-on-year (yoy). Penurunan harga ini terutama disebabkan oleh penyesuaian tarif listrik, angkutan udara, dan tarif kereta api. Khususnya, tarif listrik yang punya bobot cukup besar dalam perhitungan IHK—sekitar 4,89%—mengalami penurunan signifikan karena pemerintah memberikan diskon 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya antara 450 VA hingga 2200 VA. Bahkan, tarif listrik turun sebesar 32,03% mtm dan berkontribusi sekitar 1,47% terhadap penurunan IHK. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kondisi harga-harga yang turun ini juga dipengaruhi oleh faktor musiman dan perbandingan dengan harga-harga di tahun sebelumnya. Di Januari 2024, harga-harga, terutama BBM nonsubsidi dan pangan, tercatat cukup tinggi sehingga angka IHK di awal 2025 tampak lebih rendah. Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan berbagai stimulus ekonomi di sekitar hari besar keagamaan nasional, salah satunya dengan memberikan diskon tiket pesawat hingga 10% selama periode 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025. Kebijakan ini turut membantu menekan harga di sektor angkutan udara, yang tercatat mengalami deflasi tipis sekitar 0,01%. Meski begitu, Menko Perekonomian menegaskan bahwa kebijakan diskon seperti ini tidak akan terus berlanjut secara permanen.
Di balik fenomena deflasi ini, indikator ekonomi lainnya justru menunjukkan sinyal positif. Misalnya, Bank Indonesia mencatat Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) untuk Desember 2024 mencapai 127,7, lebih tinggi dibandingkan 125,9 pada November 2024. Begitu pula dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang melonjak dari 138,3 di November menjadi 139,5 di Desember, angka tertinggi dalam dua setengah tahun terakhir sejak Juni 2022. Di sektor industri, aktivitas manufaktur pun sedang menunjukkan tren membaik dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufacturing mencapai 51,9 di Januari 2025, yang merupakan angka tertinggi sejak Mei 2024. Tak hanya itu, penjualan ritel juga menunjukkan perbaikan; Indeks Penjualan Riil (IPR) untuk Desember 2024 diperkirakan mencapai 220,3 dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,0%, dan secara bulanan, penjualan eceran naik 5,1% setelah sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 0,4%.
Jadi, meskipun kita mendengar istilah deflasi 0,76% di awal tahun ini, sebenarnya angka tersebut bukanlah sinyal bahwa ekonomi Indonesia sedang dalam krisis. Penurunan harga ini lebih merupakan hasil dari kebijakan pemerintah yang sifatnya sementara dan upaya stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat. Dengan data positif dari sektor konsumen, industri, dan ritel, kita bisa melihat bahwa perekonomian Indonesia masih berada dalam kondisi yang cukup sehat dan optimis menghadapi tahun-tahun mendatang. Secara keseluruhan, deflasi kali ini hanyalah salah satu sisi dari gambaran ekonomi yang lebih kompleks dan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BREN $POWR $PGEO
1/3