imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA $INCO $LSIP

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah China memberlakukan tarif baru terhadap energi, otomotif, dan peralatan asal AS. Langkah ini merupakan respons atas kebijakan tarif tambahan yang sebelumnya diterapkan oleh pemerintah AS. Ketidakpastian global akibat perang dagang ini diperkirakan akan berdampak pada berbagai sektor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa industri berpeluang mendapatkan keuntungan, sementara yang lain harus menghadapi tantangan baru.

Salah satu kebijakan China adalah menerapkan tarif 15% pada impor batubara dari AS. Hal ini berpotensi mendorong China mencari pemasok alternatif, dengan Indonesia sebagai salah satu kandidat utama. Dengan meningkatnya permintaan dari China, emiten pertambangan batubara seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kemungkinan akan meraup keuntungan dari kebijakan ini. Sebaliknya, tarif 10% yang dikenakan pada minyak mentah AS dapat menyebabkan volatilitas harga global, yang berdampak pada perusahaan-perusahaan minyak dan gas di Indonesia. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mungkin menghadapi tantangan dalam mengelola biaya operasional serta strategi ekspor mereka.

China juga mengumumkan kontrol ekspor terhadap logam dan bahan kimia penting, termasuk tungsten, tellurium, bismuth, dan molibdenum. Kebijakan ini dapat memicu lonjakan permintaan global terhadap produk logam Indonesia. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebagai produsen utama nikel dan logam lainnya berpotensi mendapat keuntungan dari meningkatnya permintaan dunia.

Jika China membatasi impor produk pertanian dari AS, Indonesia bisa memanfaatkan peluang untuk meningkatkan ekspor produk pertaniannya. Perusahaan seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) berpotensi mengalami peningkatan permintaan terhadap produk minyak sawit dan komoditas pertanian lainnya.

Selain itu, China juga mulai menyelidiki perusahaan teknologi AS seperti Google dan menambahkan beberapa perusahaan ke dalam daftar "entitas tidak dapat dipercaya." Langkah ini menciptakan ketidakpastian di pasar teknologi global, yang juga dapat berdampak pada perusahaan teknologi di Indonesia. Emiten seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT) perlu mencermati perkembangan ini guna mengantisipasi potensi dampaknya terhadap industri telekomunikasi nasional.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy