Cutloss $GGRM
Sharing kisah salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 yang cutloss GGRM. Nama disamarkan https://stockbit.com/post/13223345
Seorang investor baru saja mengalami cutloss brutal di saham GGRM, beli di harga 20 ribuan, jual di Rp11.000-an. Dia duduk termenung di depan layar, merenungi hidup, bertanya-tanya apakah pasar saham ini nyata atau cuma ilusi seperti dunia isekai. Kalau ini anime, dia sudah masuk fase villain origin, mungkin jadi antagonis baru di dunia investasi, siap bersumpah tidak akan pernah menyentuh saham rokok lagi. Kalau ini film Hollywood, ini adalah momen dramatis sebelum protagonis kembali dengan strategi baru dan membalas dendam di pasar modal. Tapi di dunia nyata? Dia sedang memproses trauma batin yang akan membentuk caranya berinvestasi ke depan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Saham GGRM dulu adalah dividen darling, tempat para investor income-seeking bersantai menikmati cash flow tanpa perlu pusing mikirin fluktuasi harga. Tapi seperti kisah hero yang kehilangan kekuatan di tengah jalan, bisnis GGRM mulai kehilangan momentum. Revenue mereka turun dari Rp124,68 Triliun di 2022 jadi Rp115,39 Triliun di 2023. Laba bersih jeblok dari Rp6,43 Triliun ke Rp3,53 Triliun, turun lebih dari 45%! Ini bukan sekadar koreksi biasa, ini seperti karakter shonen yang kehilangan semua energinya di pertarungan klimaks. Dan yang lebih bikin sakit hati? Dividen yang dulu jadi alasan banyak orang memegang saham ini, tiba-tiba hilang di 2024. Bayangkan Luffy kehilangan kemampuan Gear 5 di tengah pertempuran, seketika semua harapan runtuh.
Lalu ada cukai yang terus naik tanpa ampun. Ini ibarat boss battle di game Soulsborne yang makin lama makin sulit, tiap kali industri rokok coba bangkit, regulasi baru datang dan menghantam tanpa ampun. Cukai rokok sekarang sudah di atas Rp1.100 per batang, naik drastis dari hanya Rp80 per batang di 2010. Margin laba yang dulu tebal sekarang makin tipis, sementara harga jual harus naik, dan di sisi lain, konsumen mulai beralih ke rokok ilegal atau merek lebih murah. Ini bukan pertumbuhan bisnis, ini survival mode. GGRM bukan lagi titan raksasa di industrinya, tapi lebih seperti karakter yang dipaksa bertahan hidup di dunia post-apocalypse.
Investor yang mengalami cutloss besar ini kini menghadapi dua hal: pola repetitive dan trauma batin. Dari pola repetitive, dia mulai melihat bahwa saham-saham berbasis komoditas atau heavily regulated business seperti rokok bisa terlihat murah, tapi tetap jatuh lebih dalam. Harga murah bukan jaminan bahwa harga akan kembali naik, apalagi kalau bisnisnya sendiri sedang dalam tren penurunan. Ini adalah pelajaran klasik yang pernah terjadi di saham-saham batu bara sebelum 2021, di properti yang hancur setelah 2013, atau di sektor lain yang terlihat “murah” tapi sebenarnya adalah value trap.
Dari sisi trauma batin, dia mungkin akan takut menyentuh saham siklikal atau regulasi-heavy lagi. Dia melihat GGRM yang dulu membanggakan dividen besar, tiba-tiba menghentikan distribusi keuntungan ke pemegang saham. Ini seperti membeli franchise restoran yang dulu laris manis, tiba-tiba ditutup tanpa peringatan. Dividen itu ibarat chakra bagi investor dividen hunter, kalau hilang, maka hilang juga semangatnya. Ke depannya, dia mungkin akan lebih hati-hati dalam memilih saham dividen dan mulai bertanya, “Apakah bisnisnya bisa sustain dalam jangka panjang? Apakah kebijakan regulasi bisa menghancurkan margin ke depan?” Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu ada keputusan GGRM untuk diversifikasi ke jalan tol dan bandara. Kalau ini cerita One Piece, ini seperti Zoro yang selalu nyasar ke tempat yang tidak jelas. Bukannya tetap di bisnis yang mereka kuasai selama puluhan tahun, mereka malah masuk ke infrastruktur yang ROIC-nya rendah dan BEP-nya bisa belasan tahun. Bisnis jalan tol dan bandara itu intensif modal, butuh investasi besar di awal, dan pengembaliannya sangat lambat. Ini berbeda jauh dengan bisnis rokok yang perputaran uangnya cepat dan bisa menghasilkan margin tinggi (setidaknya sebelum cukai mulai menggila). GGRM bukan JSMR, mereka bukan spesialis di infrastruktur, dan investor pun bertanya-tanya: Apa sebenarnya rencana besar di balik langkah ini?
Tapi apakah masih ada harapan? Dari sisi fundamental, ini akan sangat sulit. Selama cukai terus naik, bisnis rokok tidak akan pernah kembali ke masa kejayaannya. Diversifikasi ke infrastruktur masih belum jelas dampaknya dan bisa memakan waktu lama sebelum memberikan keuntungan. Tanpa dividen, daya tarik saham ini bagi investor jangka panjang pun mulai pudar. Jika mengacu pada strategi Buffett dan value investing klasik, saham seperti GGRM mungkin sudah kehilangan daya tariknya.
Tapi ini pasar modal. Dan pasar modal bukan sekadar tempat logika bermain, tapi juga tempat psikologi dan permainan bandar berperan. Ketika ritel sudah menyerah, bisa saja bandar mulai masuk, memborong saham di harga bawah, dan mulai mengerek harga pelan-pelan. Momen seperti ini sering terjadi di saham yang anjlok terlalu dalam, di mana ritel sudah cutloss, tapi tiba-tiba harga mulai naik tanpa alasan fundamental yang jelas. Dalam dunia trading, ini disebut dead cat bounce atau rekayasa bandar untuk memanfaatkan momentum.
Bagaimana kalau bandarnya goreng lagi setelah ritel cutloss semua? Bisa saja terjadi. Ketika volume perdagangan mulai naik tiba-tiba tanpa berita fundamental yang kuat, itu bisa jadi tanda permainan bandar. Kalau tiba-tiba muncul rumor “GGRM akan bangkit”, tapi tidak ada laporan keuangan yang mendukung, hati-hati, bisa jadi jebakan. Jika harga mulai naik sedikit demi sedikit, lalu tiba-tiba lompat 10-20% dalam beberapa hari, itu tanda klasik bahwa ada skenario distribusi yang sedang dimainkan.
Investor yang sudah cutloss mungkin harus memilih: apakah mau ikut spekulasi jangka pendek dengan risiko tinggi atau benar-benar move on dan mencari saham yang lebih sehat secara fundamental? Kalau mau spekulasi, harus sadar bahwa ini bisa jadi sekadar permainan sementara, di mana harga naik hanya untuk kemudian turun lagi ketika bandar sudah selesai distribusi. Tapi kalau mau investasi jangka panjang, harus benar-benar yakin bahwa GGRM punya jalan keluar dari masalahnya, bukan sekadar saham yang dipompa sesaat. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Pada akhirnya, investor ini bisa belajar bahwa pasar saham bukan hanya soal angka, tapi juga permainan psikologis antara harapan, ketakutan, dan manipulasi harga. Kalau hanya melihat harga yang sudah turun dalam, tanpa melihat apakah bisnisnya bisa bangkit, itu bisa menjadi jebakan yang sama berulang kali. Dan jika trauma batin membuatnya takut mengambil risiko di saham lain, dia bisa kehilangan banyak peluang bagus di tempat lain. Pasar saham selalu menawarkan kesempatan, tapi hanya bagi mereka yang bisa belajar dari pola yang berulang dan mengatasi trauma investasi dengan strategi yang lebih baik.
Keputusan cutloss atau hold itu adalah pilihan masing-masing. Semoga cuan di tempat lain.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$HMSP $WIIM
1/3