imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🪙 NIKEL SEDANG TIDAK BAIK_BAIK SAJA, BEGINI RANKING EMITENNYA (3/3)

Setelah Trump menang, muncul resiko tarif besar-besaran diberlakukan.

Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada rantai pasokan dan perdagangan nikel, yang berdampak pada harga dan margin produsen.

Meskipun demikian, sektor nikel Indonesia tetap menghadapi tantangan besar, terutama dari kelebihan pasokan yang terus berlanjut.

Kenaikan harga dan margin nikel diperkirakan akan terbatas dalam 6-12 bulan ke depan, meskipun harga saat ini sudah mendekati level biaya tunai, menunjukkan bahwa harga mungkin sudah mencapai titik terendah.

Dalam menilai perusahaan-perusahaan nikel, CGSI menggunakan metodologi Sum-of-the-Parts (SOP) dengan penerapan Discounted Cash Flow (DCF) untuk setiap proyek digunakan untuk menentukan Nilai Kini Bersih (NPV).

Rata-rata, perusahaan nikel dalam cakupan ini diperdagangkan pada 14,6x P/E 12M-forward, relatif sejalan dengan rata-rata 5 tahun sebesar 14,2x. Namun, valuasi beberapa perusahaan dinilai terlalu tinggi akibat investor yang sudah mempertimbangkan proyek masa depan, sehingga perlu kehati-hatian.

Dalam situasi industri nikel Indonesia saat ini, di mana harga rendah dan pasokan bijih nikel menjadi faktor kritis, perusahaan dengan multiple P/E rendah dan valuasi yang didorong oleh proyek yang sudah berjalan lebih diutamakan. Berikut adalah analisis untuk beberapa perusahaan:

1. NCKL
NCKL menonjol dengan valuasi menarik di 6,2x P/E FY25F, yang merupakan yang termurah di antara rekan-rekannya. Pertumbuhan EPS diproyeksikan sebesar 18% yoy pada FY25F, didukung oleh penjualan bijih limonit dan saprolit. Perusahaan ini juga mulai mengembalikan modal kepada pemegang saham melalui dividen dan buyback.

2. ANTM
ANTM diuntungkan oleh ketatnya pasar bijih nikel, dengan proyeksi produksi bijih sebesar 15 juta ton per tahun (mtpa) pada FY25F (+35% yoy). Sejak 3Q24, ANTM berhasil mencapai harga jual rata-rata (ASP) dengan premi di atas harga acuan bijih nikel. Namun, kekhawatiran atas biaya impairment di segmen feronikel (FeNi) akibat penundaan proyek menjadi beban bagi saham ini.

3. INCO
INCO memiliki valuasi premium di 30,1x P/E FY25F, jauh di atas rata-rata rekan sektornya. Meskipun cadangan nikelnya melimpah dan ada rencana monetisasi bijih nikel, timeline proyek masa depan tetap menjadi tantangan, terutama mengingat harga nikel yang masih lemah dan potensi hambatan regulasi.

4. HRUM
HRUM memiliki valuasi saat ini di 9,6x P/E FY25F, dengan downside yang terbatas. Aset batubara HRUM menghasilkan margin EBITDA sehat, yang dapat mengimbangi margin nikel yang lemah. Namun, ketergantungan HRUM pada pemasok bijih pihak ketiga untuk operasi smelternya menjadi kekhawatiran, karena dapat meningkatkan biaya input bijih.

5. MBMA
Valuasi MBMA dinilai sudah mahal, dengan sekitar 74% valuasinya berasal dari proyek masa depan yang komersialisasi baru akan dimulai setelah FY28F. Proporsi tinggi ini menimbulkan risiko eksekusi, terutama di tengah pasar nikel yang lemah dan struktur neraca yang tertekan.

$NCKL $ANTM $INCO

___
Follow & Like biar yang lain bisa dapat manfaat juga ^^

Cek link bio untuk join VIP Membership Saham Bagger. Kamu bisa dapetin akses analisa saham mingguan, dashboard data 800+ saham, Watchlist Momentum investing terbaik saat ini: https://cutt.ly/EetQOBGO

Kalo mau ebook gratis, klik link nya diatas, join newsletter analisa saham bareng ribuan subscriber lain☝🏻
___
Stockbit External Community

Saya seorang Momentum Investor yang fokus di Fundamental first lalu technical analysis secara quantitative. Mau ikutan perjalanan investasi saya?

❤️ Join External Community, masukkan kode: A39716
https://stockbit.com/community

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy