imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Dilema Menjadi Bank Pemerintah

Tadi salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 mengirimkan berita tentang write off $BBRI https://stockbit.com/post/13223345

BRI baru saja melakukan hapus tagih kredit macet UMKM sebesar Rp 71 triliun. Angka ini luar biasa besar, bahkan setara dengan setengah kapitalisasi beberapa emiten blue-chip di BEI. Pemerintah, lewat Airlangga Hartarto, dengan bangga mengumumkan langkah ini sebagai bukti keberpihakan terhadap UMKM. Dari sisi pencitraan, ini jelas bikin BRI makin dipandang sebagai "pahlawan rakyat kecil" dan makin akrab dengan pemerintah. Tapi ya, pertanyaannya simpel: siapa yang nanggung semua ini? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi keuangan, penghapusan utang ini jelas bukan sekadar angka di laporan. Di Q1 2024 saja, BRI sudah melakukan write-off Rp 10,4 triliun, naik 131% dari tahun sebelumnya. NPL coverage pun anjlok dari 268,93% ke 202,82%. Artinya? BRI sudah cukup rajin bersih-bersih neraca, tapi kalau tiba-tiba di Q1 2025 harus nyerap tambahan Rp 71 triliun, jelas bakal ada efeknya ke bottom line. Sebagai perbandingan, laba bersih BRI setahun terakhir sekitar Rp 60 triliun. Jadi kalau write-off ini nggak fully dicadangkan, siap-siap profitnya bisa kehapus habis-habisan.

Manajemen BRI sih santai. Mereka bilang semua ini sudah diperhitungkan dan nggak akan ganggu kinerja keuangan. Mungkin CKPN (cadangan kerugian) mereka memang tebel, jadi efeknya nggak langsung bikin laba drop drastis. Tapi tetap aja, angka Rp 71 triliun ini bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng. Kalau dibandingkan, ini lebih besar dari laba bersih banyak emiten blue-chip gabungan.

Dari sudut pandang pemerintah, hapus tagih ini dianggap langkah strategis buat bantu UMKM bangkit. Bahkan, ada rencana buat hapus kredit macet hingga Rp 5 miliar per debitur. Tujuannya? Biar ekonomi tetap muter, UMKM nggak kecekik utang, dan kredit bisa terus disalurkan. Tapi kalau ini jadi budaya, efek domino bakal brutal. Bayangin aja: ngapain pusing bayar utang kalau bisa tunggu dihapus? Ini moral hazard murni. Yang rajin bayar nggak dapet apa-apa, yang malas bayar malah dapat "reward" dihapus tagih. Kalau mindset ini menyebar, trust dalam sistem perbankan bisa anjlok.

Yang lebih serem, kalau ini dijadikan preseden di sektor lain. Pengusaha gede bisa aja mulai lobi biar utangnya juga dihapus, pakai alasan "demi pertumbuhan ekonomi." Kalau itu kejadian, siap-siap aja ekonomi kita berubah jadi "kredit tanpa tanggung jawab." Bank makin selektif kasih pinjaman, suku bunga kredit bisa naik, dan akhirnya UMKM yang benar-benar butuh modal malah makin susah dapet pinjaman.

Nah, di sinilah peran BRI sebagai sapi perah pemerintah makin terasa. Ini bukan pertama kalinya BUMN jadi alat pencitraan pemerintah. Sebelumnya, kita sudah lihat:

Subsidi BBM, listrik, dan tol yang membebani Pertamina dan PLN.

Proyek infrastruktur raksasa yang bikin BUMN karya megap-megap karena utang.

Sekarang, hapus tagih kredit UMKM yang jelas-jelas menekan BRI.


Dari sudut pandang investor, ini dilema besar. Dari sisi sentimen dan reputasi, ini good news: BRI makin dikenal sebagai penyelamat UMKM dan makin dekat dengan pemerintah. Tapi dari sisi valuasi dan profitabilitas? Ini red flag besar. Kalau hapus tagih ini lebih besar dari pencadangan, laba bisa anjlok, NPL naik, CKPN makin berat, dan harga saham bisa kena tekanan. Dalam jangka pendek, investor mungkin bakal lihat volatilitas tinggi di BBRI. Dalam jangka panjang? Kalau ini jadi kebiasaan dan kredit macet makin banyak dihapus, siap-siap BRI kena risiko sistemik.

Jadi, buat yang pegang saham BBRI, ini saatnya perhatiin laporan keuangan lebih dalam. Apakah CKPN mereka cukup buat nyerap Rp 71 triliun ini? Seberapa besar dampaknya ke laba bersih? Kalau BRI bisa tetap maintain ROE dan ekspansi kreditnya jalan, mungkin masih aman. Tapi kalau ini awal dari gelombang penghapusan kredit massal dan moral hazard? Well, siap-siap good luck di BBRI.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BMRI $BBCA

Read more...

1/3

testestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy