@anub1s Di Indonesia, hukum itu ibarat pedang tumpul ke atas, tajam ke bawah. Orang kaya kalau kejebak kasus, mereka bukan mikir "Waduh, bakal masuk penjara!" tapi lebih ke "Oke, berapa yang harus dibayar buat lolos?". Sementara orang miskin? Mau nggak mau, harus hadapi hukum sekeras-kerasnya, kadang bahkan sebelum masuk pengadilan udah keburu dihajar massa duluan. Perlu upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lihat aja kasus pencuri motor. Banyak kejadian di mana maling motor baru ketahuan, langsung jadi bulan-bulanan warga, dipukuli, disiram bensin, bahkan ada yang dibakar hidup-hidup. Habis itu kalau selamat, langsung masuk penjara, divonis 5 tahun tanpa ampun. Bandingin sama koruptor yang nyolong duit rakyat miliaran sampai triliunan. Mereka ditangkap? Senyumnya masih lebar, bajunya tetap rapi, kadang malah pakai rompi oranye dengan gaya santai, seolah liburan. Proses pengadilannya? Bisa molor bertahun-tahun.
Data dari ICW (Indonesia Corruption Watch) nunjukin bahwa rata-rata hukuman koruptor di Indonesia cuma 2-4 tahun. Itu pun belum dipotong remisi. Lihat contoh eks Menteri yang dikasih hukuman 12 tahun, tapi belum setahun di penjara, sudah dapat banyak remisi, dan akhirnya keluar jauh lebih cepat. Bandingin sama pencuri ayam di kampung yang divonis 3 tahun tanpa ada potongan hukuman.
Kenapa bisa begini? Karena orang kaya punya akses ke sistem hukum yang fleksibel. Mereka bisa bayar pengacara top, yang jagonya cari celah buat bikin kasus molor. Ada banyak trik, dari mulai sakit mendadak (tiba-tiba kena vertigo akut atau harus dirawat di RS mahal), sampai pakai pasal yang bisa meringankan hukuman. Bahkan ada yang divonis bersalah, tapi tetap bisa menikmati fasilitas mewah di dalam penjara.
Sementara itu, orang miskin nggak punya opsi buat ngulur-ngulur waktu. Begitu ditangkap, ya udah, jalannya cuma satu: langsung diproses, langsung dihukum. Mau nyuap jaksa atau hakim? Duit dari mana? Mau bayar pengacara mahal? Makan aja susah. Akhirnya ya pasrah aja menerima nasib.
Lihat juga kasus suap dan gratifikasi. Kalau orang kaya atau pejabat ditangkap karena suap, mereka bisa berkelit dengan alasan "nggak tahu", "cuma titipan", atau "itu bukan urusan saya, hanya bawahan yang salah". Hasilnya? Hukuman seringkali lebih ringan. Tapi kalau rakyat kecil ketahuan kasih Rp50 ribu ke polisi di jalan buat "damai", langsung dicap kriminal, bisa viral, dan dihukum tegas.
Jadi kalau ada yang bilang orang kaya dan orang miskin itu sama-sama melakukan kejahatan, iya, mungkin benar. Tapi yang bikin beda adalah kemampuan mereka buat lolos dari jerat hukum. Orang miskin nggak punya jalan keluar. Sementara orang kaya? Kalau ada duit, ada jalan.
$PRDA $RATU $CBDK