imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@erwinaryana Di Indonesia, ada anggapan kalau kejahatan orang kaya itu lebih disorot karena mereka "terkenal" dan sering kena spotlight media. Sementara orang miskin yang jahat? Katanya sih jumlahnya lebih banyak, tapi karena mereka nggak menarik buat berita, jadinya nggak pernah terekspos. Tapi kalau kita mau jujur, ada perbedaan mendasar antara kejahatan orang kaya dan orang miskin, baik dari segi skala, dampak, hingga cara mereka menghadapi hukum. Beda upgrade skill nya https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pertama, soal dampak dan skala kejahatan. Kejahatan orang kaya itu ibarat meteor jatuh ke bumi, langsung bikin dampak ke mana-mana. Ambil contoh korupsi. Bayangin satu orang maling proyek jalanan, duit yang harusnya buat perbaikan malah masuk kantongnya sendiri. Hasilnya? Jalanan rusak, kecelakaan naik, logistik mahal, ekonomi mandek. Data dari KPK nunjukin bahwa korupsi di Indonesia tiap tahun bisa bikin negara rugi triliunan rupiah. Bandingin sama maling ayam di kampung yang paling cuma bikin satu keluarga rugi Rp500 ribu. Jelas beda kelas, kan?

Kedua, kemampuan menghindari hukuman. Orang kaya itu kalau kejebak kasus, mereka bukan mikir "wah, bakal masuk penjara nih," tapi lebih ke "berapa biaya buat lolos?". Dengan pengacara kelas kakap, suap sana-sini, dan permainan hukum yang ribet, mereka bisa ngulur waktu bertahun-tahun. Data dari ICW (Indonesia Corruption Watch) nunjukin bahwa rata-rata hukuman koruptor di Indonesia cuma sekitar 2-4 tahun, itu pun dengan kemungkinan bebas bersyarat lebih cepat. Sementara orang miskin yang nyolong motor? Langsung masuk sel, divonis 5 tahun, bahkan kalau apes bisa dihakimi massa dulu sebelum sampai ke pengadilan.

Ketiga, niat dan kesempatan. Ada yang bilang, orang miskin itu jahat karena terpaksa, sedangkan orang kaya jahat karena serakah. Tapi kenyataannya? Nggak sesederhana itu. Tukang parkir liar misalnya, iya, mereka memang ambil duit di lahan yang bukan hak mereka. Tapi apakah itu lebih jahat dari pengusaha besar yang nyedot duit bansos buat rakyat miskin? Kalau dihitung-hitung, misal ada 500 ribu tukang parkir liar yang masing-masing ambil Rp10 ribu per hari, totalnya sekitar Rp5 miliar sehari atau Rp1,8 triliun setahun. Tapi dibandingin sama satu kasus bansos yang dikorup Rp17 triliun? Jauh banget!

Keempat, media dan opini publik. Ini yang sering bikin salah paham. Kejahatan orang kaya lebih sering diangkat media, bukan karena lebih banyak, tapi karena lebih "bernilai berita". Coba bayangin judul berita, "Seorang CEO menggelapkan Rp1 triliun uang rakyat" vs. "Pemuda kampung tertangkap mencuri sendal di masjid". Jelas berita pertama lebih clickbait. Tapi kalau dibilang kejahatan orang miskin nggak pernah dihukum? Salah besar. Data dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) menunjukkan mayoritas penghuni penjara di Indonesia adalah masyarakat kelas bawah yang kena kasus kriminal ringan.

Jadi, kalau ada yang bilang "orang kaya cuma lebih disorot, padahal orang miskin lebih banyak yang jahat," jawabannya: ya nggak gitu juga. Kejahatan orang kaya dan orang miskin itu beda kelas. Yang satu efeknya sistemik dan bisa ngehancurin negara, yang satu lagi mungkin lebih "kecil" tapi tetap merugikan individu. Bedanya, orang miskin lebih sering langsung dihukum, sementara orang kaya punya banyak cara buat ngehindar. Hukum di Indonesia emang tajam ke bawah, tumpul ke atas. Dan selama duit masih bisa jadi pelicin, yang kaya bakal tetap punya jalan buat kabur, sementara yang miskin? Ya paling kena bogem massa dulu sebelum masuk sel.
@PRDA $PRDA $HGII $OBAT

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy