5 kesalahan investasi (lain) yang pernah saya lakukan
Beberapa waktu lalu saya pernah menulis topik yang sama. Setelah saya ingat-ingat, ternyata masih ada lagi.
Yah beginilah manusia, banyak salahnya.
Mengapa saya umbar cerita tentang kesalahan sendiri?
Mungkin saja ada yang mengalami hal yang sama dan punya solusi yang lebih baik.
Jadi bisa sama-sama belajar 馃榾
1. Sudah riset tapi lupa beli
Ini agak konyol sih.
Saya menemukan saham yang bagus namun masih mahal. Akhirnya lupa beli ketika murah.
Dan harganya pun sudah keburu naik lagi.
Ini mungkin efek samping dari hobi saya untuk mempelajari saham baru. Ketika ada yang prospektif, untuk sementara saya masukkan daftar tunggu.
Akhirnya jadi lupa untuk membelinya.
Saya tau sahamnya naik banyak karena dikasih tau temen yang beli sahamnya karena sempat cerita ke dia.
Ironis sih memang, hahaha.
2. Mengabaikan berita penting
Gagal memilah berita yang penting dari sekian banyaknya berita yang berseliweran. Berita yang saya kira biasa saja ternyata dampaknya besar.
Ini kesalahan yang bakal lebih mungkin terjadi di jaman sekarang karena informasi semakin banyak dan mudah didapatkan.
Eh, tapi bisa jadi yang terjadi sebaliknya. Beritanya saya anggap penting tapi ternyata biasa aja.
Ada 2 tantangan ketika mendapatkan informasi:
1. Valid atau tidak?
2. Penting atau tidak?
Kemampuan menyaring informasi menjadi sangat penting
3. Terlalu cepat menjual
Saya menjual saham karena sudah naik banyak padahal harganya masih murah (undervalued).
Alasannya karena takut harga turun lagi.
Dan setelahnya, sahamnya pun masih naik lagi.
Ini kesalahan yang sangat klasik, terutama saat awal-awal perjalanan investasi saya.
Solusi saya: Cari apakah ada saham lain yang prospektif dengan harga lebih murah. Jika ada bisa kita alihkan sebagian ke sana. Kalau tidak ada ya hold aja.
4. Membeli hanya karena murah
Pernah saya membeli saham karena harganya sudah sangat murah. Saya sangat mengenal bisnisnya sehingga memutuskan untuk membeli.
Kesalahan saya adalah kurang update.
Saya sok tau dan menganggap bisnisnya masih sama seperti dulu
Saya tidak menyadari bahwa bisnisnya mulai menurun. Dan akhirnya memang harga sahamnya tidak ke mana-mana.
Pokoknya jangan lupa tengok kanan kiri dulu lah sebelum beli saham.
5. Terlalu cepat membeli
Langsung membeli banyak padahal kemungkinan bisnisnya gagal takeoff masih besar meskipun prospektif.
Ini adalah alasan saya menerapkan strategi titip sandal. Beli sedikit dahulu. Nanti kalau ceritanya jadi lebih bagus, beli lagi sebagian.
Itu saya lakukan terus hingga full position.
Risikonya jelas, saya bisa ketinggalan kereta kalah sahamnya terbang duluan sebelum saya ambil posisi yang signifikan.
Tapi bagi saya itu lebih baik daripada sudah beli banyak ternyata malah sahamnya ambles karena hipotesis saya salah.
Saya yakin sekali ke depannya bakal ada lagi kesalahan-kesalahan baru yang akan terjadi.
Yang bisa saya lakukan adalah:
- Berusaha agar kesalahan lama tidak terulang.
- Menyusun langkah antisipasi agar jika saya membuat kesalahan efeknya tidak fatal.
Yuk ngopi dulu biar fresh 馃榾鈽曪笍
$IHSG