Penyertaan Saham $BBNI
Penyertaan saham BBNI tersebar di beberapa perusahaan strategis, terutama di sektor teknologi, keuangan, dan pasar modal. Penyertaan saham ini berbeda dari kepemilikan di anak usaha dan entitas asosiasi karena sifatnya lebih sebagai investasi pasif dengan kepemilikan minoritas, bukan untuk mengendalikan atau secara aktif mengelola perusahaan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
BBNI memiliki beberapa penyertaan saham dengan total nilai wajar Rp637,28 miliar pada 2024, naik 13,05% dari Rp563,70 miliar pada 2023. Penyertaan saham ini mencakup nama-nama seperti PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja), PT Bank Mizuho Indonesia, hingga PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Penyertaan terbesar berada di LinkAja, dengan nilai wajar Rp369,61 miliar, menyumbang 57,98% dari total portofolio. Nilai ini menunjukkan kenaikan dari biaya akuisisi awal sebesar Rp200 miliar, menandakan investasi yang cukup sukses di sektor teknologi finansial.
Selain LinkAja, ada juga penyertaan di PTEN (Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional), yang nilainya melonjak signifikan dari Rp23,29 miliar di 2023 menjadi Rp71,02 miliar di 2024, mencatatkan pertumbuhan luar biasa 204,94%. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor infrastruktur keuangan memiliki peluang besar di tengah meningkatnya aktivitas digitalisasi transaksi.
Saham di PT Bank BTPN Tbk $BTPN mengalami penurunan nilai wajar dari Rp31,58 miliar pada 2023 menjadi Rp26,90 miliar pada 2024, meskipun biaya akuisisi hanya Rp19,25 miliar. Penurunan ini mencerminkan tekanan pada sektor perbankan kecil dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Dari sisi keuntungan dan kerugian, sebagian besar investasi BBNI berada dalam posisi untung, terutama di sektor teknologi dan infrastruktur keuangan. Namun, ada beberapa yang stagnan, seperti penyertaan di BEI, KSEI, dan Pefindo, yang nilainya tetap sama antara 2023 dan 2024. Meski stabil, penyertaan di sektor ini lebih bersifat jangka panjang dan strategis untuk mendukung ekosistem pasar modal.
Penyertaan saham ini berbeda dengan anak usaha seperti BNI Life atau entitas asosiasi seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) $BRIS di mana BBNI memiliki kendali atau pengaruh signifikan. Dalam penyertaan saham, BBNI hanya mengambil peran sebagai investor pasif, tanpa keterlibatan langsung dalam operasional.
Langkah BBNI dalam melakukan penyertaan saham menunjukkan strategi diversifikasi yang cerdas, dengan fokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, seperti teknologi finansial dan infrastruktur pasar modal. Namun, penting untuk terus memantau kinerja investasi ini agar memberikan imbal hasil yang optimal. Dengan total penyertaan saham senilai Rp637,28 miliar pada 2024, BBNI berhasil mencatatkan pertumbuhan yang sehat, meskipun beberapa investasi masih membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil lebih besar.
๐ Penyertaan Saham BBNI 2024
๐ PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja)
Persentase Kepemilikan: 9,82%
Nilai Akuisisi: Rp200 miliar
Nilai Wajar 2024: Rp369,61 miliar
Nilai Wajar 2023: Rp377,55 miliar
Growth: -2,10% (turun tipis, tapi masih jadi penyumbang terbesar).
Porsi dari Total: 57,98%
Fintech memang seksi, tapi penurunan tipis ini tanda hype mulai habis?
๐ฆ PT Bank Mizuho Indonesia
Persentase Kepemilikan: 1,00%
Nilai Akuisisi: Rp75,38 miliar
Nilai Wajar: Tetap stabil di Rp75,38 miliar (2024 dan 2023).
Growth: 0% (investasi ini seperti "dibuang sayang").
Porsi dari Total: 11,83%.
๐ณ PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN)
Persentase Kepemilikan: 17,50%
Nilai Akuisisi: Rp3,50 miliar
Nilai Wajar 2024: Rp71,02 miliar
Nilai Wajar 2023: Rp23,29 miliar
Growth: 204,94% (bintang pertumbuhan tahun ini).
Porsi dari Total: 11,15%.
Mungkin ini tanda digitalisasi transaksi mulai jadi bisnis emas.
๐ต PT Bank BTPN Tbk
Persentase Kepemilikan: 0,11% (2024) vs 0,15% (2023).
Nilai Akuisisi: Rp19,25 miliar
Nilai Wajar 2024: Rp26,90 miliar
Nilai Wajar 2023: Rp31,58 miliar
Growth: -14,79%
Porsi dari Total: 4,22%.
๐ PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Persentase Kepemilikan: 2,50%
Nilai Akuisisi: Rp7,50 miliar
Nilai Wajar: Stabil di Rp7,50 miliar (2024 dan 2023).
Growth: 0%
Porsi dari Total: 1,18%.
๐ PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Persentase Kepemilikan: 1,20%
Nilai Akuisisi: Rp7,50 miliar
Nilai Wajar: Stabil di Rp7,50 miliar (2024 dan 2023).
Growth: 0%
Porsi dari Total: 1,18%.
โ๏ธ PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
Persentase Kepemilikan: 1,11%
Nilai Akuisisi: Rp20 miliar
Nilai Wajar: Stabil di Rp20 miliar (baru diakui di 2024).
Growth: Baru dicatat di 2024.
Porsi dari Total: 3,14%.
โจ Lain-lain (Termasuk beberapa investasi kecil lainnya)
Nilai Akuisisi 2024: Rp54,83 miliar
Nilai Wajar 2024: Rp59,22 miliar
Growth: 7,99%.
Porsi dari Total: 9,29%.
๐ Total Penyertaan Saham
Nilai Akuisisi: Rp388,11 miliar
Nilai Wajar 2024: Rp637,28 miliar
Nilai Wajar 2023: Rp563,70 miliar
Growth: +13,05%
Dominasi fintech seperti LinkAja dan PTEN jelas terlihat, tapi ada beberapa investasi "mati suri" yang perlu diperiksa ulang efektivitasnya.
๐ BBNI tampaknya sedang bermain aman di fintech dan sektor keuangan, tapi tidak semua investasi menunjukkan kilau yang diharapkan. Sementara PTEN adalah bintang tahun ini, Bank BTPN menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut. Apakah strategi ini sudah tepat? Kita tunggu saja kelanjutannya.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir) Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/3