[%Bcgv%] kebijakan yg luar biasa, kenapa baru sekarang ya? kenapa ga dari dulu di berlakukan? 

[%GjCk%] [%HJdg%] [%CNZs%]

@skydrugz27 kebijakan yg luar biasa, kenapa baru sekarang ya? kenapa ga dari dulu di berlakukan? 

$PTBA $AADI $ITMG

Mengapa Pengusaha Enggan Parkir DHE di Indonesia? 

Pemerintah Indonesia punya ide canggih untuk mengamankan Devisa Hasil Ekspor (DHE) agar nggak kabur ke luar negeri. Caranya? Semua eksportir wajib menyimpan 30% hasil ekspornya di bank domestik minimal tiga bulan. Dan mulai Maret 2025, kebijakan ini bakal semakin ketat: 100% DHE wajib disimpan di Indonesia selama setahun penuh. Katanya, ini demi stabilitas ekonomi, cadangan devisa, dan menjaga nilai tukar rupiah. Di atas kertas, kebijakan ini terlihat brilian. Tapi kalau dilihat dari sisi pengusaha? Ini lebih terasa seperti aturan yang bikin pusing.

Kenapa pengusaha malas menyimpan DHE di dalam negeri? Alasan utamanya adalah bunga valas yang jauh lebih rendah dibanding negara lain. Di Singapura, bunga simpanan dolar AS lebih tinggi, bikin eksportir tergoda untuk parkir duitnya di sana. Di Indonesia? Bunga valas kita malah seperti "donasi": kecil banget, nggak menarik, dan sama sekali nggak bikin pengusaha bersemangat untuk mematuhi aturan ini.

Selain itu, instrumen keuangan valas di Indonesia juga terbatas. Kalau eksportir mau investasi dolar, pilihannya ya deposito berjangka aja. Bandingkan dengan negara lain yang punya berbagai instrumen menarik seperti obligasi dolar, sekuritas, atau bahkan investasi yang lebih fleksibel. Eksportir nggak cuma butuh tempat menyimpan uang, mereka juga butuh peluang untuk mengembangkan aset mereka. Di sini, sayangnya, pemerintah belum bisa menawarkan apa-apa yang mendekati kata "kompetitif."

Masalah lain adalah soal efisiensi operasional. Eksportir besar, terutama yang bergerak di ekspor-impor, merasa lebih efisien kalau uang mereka langsung disimpan di luar negeri. Misalnya, perusahaan butuh membayar supplier bahan baku di luar negeri. Kalau duitnya disimpan di Indonesia, mereka harus tarik dulu, bayar biaya transfer, kena kurs, dan segala macam biaya tambahan lainnya. Jadi, apa gunanya? Mengelola uang di luar negeri lebih praktis, lebih cepat, dan lebih hemat.

Yang bikin semakin rumit, margin keuntungan di beberapa sektor ekspor sangat tipis. Contohnya, sektor perikanan. Menurut data, margin di industri ini hanya 2-10%. Kalau 30% dari hasil ekspor mereka "digembok" di dalam negeri, itu artinya modal kerja mereka bakal tergerus. Padahal, banyak pelaku usaha yang hidup dari utang bank atau dana talangan pembeli. Jadi, aturan ini seperti "jebakan batman" yang membuat mereka semakin terjepit. Tak heran kalau beberapa pelaku usaha mulai merasa, "Ngapain ekspor kalau ujung-ujungnya bikin rugi?"

Sementara itu, pemerintah tetap optimis aturan ini bakal berhasil. Salah satu alasannya, kebijakan ini hanya berlaku untuk eksportir besar dengan nilai ekspor minimal USD 250.000. Namun, fakta di lapangan menunjukkan kebalikannya. Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, pertumbuhan simpanan valas di bank domestik hanya naik 0,2% dalam sebulan dan 5,6% dalam tiga bulan terakhir hingga November 2023. Dengan angka segini, sulit untuk bilang bahwa kebijakan ini efektif. Eksportir tetap lebih nyaman menyimpan duit mereka di luar negeri.

Pemerintah memang sudah berusaha memberikan insentif, seperti pajak 0% untuk bunga simpanan DHE di atas enam bulan dan tambahan instrumen keuangan dari Bank Indonesia, seperti sekuritas valuta asing (SVBI) dan sukuk valuta asing (SUVBI). Tapi, sayangnya, ini belum cukup untuk menyaingi negara tetangga. Kalau eksportir tetap merasa aturan ini lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, ya mereka bakal mencari cara untuk menghindari kewajiban ini.

Lalu, kenapa pemerintah harus memaksa? Jawabannya simpel: Indonesia butuh devisa. Dengan menahan DHE di dalam negeri, pemerintah berharap cadangan devisa bisa meningkat hingga USD 90 miliar per tahun. Cadangan devisa ini penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mengurangi volatilitas di pasar keuangan. Tapi, caranya? Ya, dengan memaksa eksportir menabung di dalam negeri. Kalau devisa diibaratkan "tabungan keluarga besar," pemerintah sekarang sedang bertindak sebagai orang tua yang bilang, "Kamu harus nabung, biar keluarga kita nggak bangkrut."

Masalahnya, pendekatan ini lebih mirip paksaan daripada solusi yang saling menguntungkan. Eksportir merasa dirugikan, sementara pemerintah bersikeras ini untuk kebaikan bersama. Kalau seperti ini, kebijakan DHE lebih terasa seperti strategi jangka pendek yang menambal defisit, bukannya menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat dan kompetitif.

Alih-alih terus memaksa, pemerintah seharusnya fokus pada peningkatan daya saing ekonomi domestik. Kalau Singapura bisa menarik devisa dengan bunga tinggi dan instrumen investasi yang fleksibel, kenapa kita nggak bisa? Jangan sampai kebijakan ini justru bikin eksportir kabur ke negara lain. Karena, sejatinya, devisa itu nggak bisa "dipaksa tinggal." Devisa harus dipikat, dirayu, dan dibuat nyaman agar mau menetap dengan sukarela. Kalau caranya seperti ini, ya jangan heran kalau pengusaha tetap pilih main aman di luar negeri.

📉 Kenapa Pengusaha Ogah Simpan DHE di Indonesia?

💵 Suku Bunga Valas Rendah

Suku bunga simpanan dolar AS di Indonesia kalah jauh dibandingkan negara seperti Singapura. Eksportir lebih tertarik dengan imbal hasil yang lebih besar di luar negeri.


🎯 Instrumen Keuangan Terbatas

Pilihan investasi dolar di Indonesia sangat minim. Eksportir hanya punya opsi deposito berjangka, sementara negara lain menawarkan instrumen seperti obligasi dolar atau sekuritas yang lebih fleksibel.

🌀 Efisiensi Operasional Terhambat

Menyimpan dana di Indonesia berarti eksportir harus menghadapi biaya tambahan untuk menarik dan mentransfer uang kembali ke luar negeri. Ribet dan mahal, apalagi bagi yang sering bertransaksi internasional.

💼 Margin Tipis di Sektor Tertentu

Sektor seperti perikanan hanya memiliki margin 2-10%. Kalau 30% DHE harus ditahan, pengusaha kesulitan memenuhi kebutuhan modal kerja mereka.

🚫 Rasa Terpaksa, Bukan Sukarela

Aturan ini dirasa seperti paksaan. Eksportir besar yang tidak mematuhi aturan bahkan terancam sanksi administratif seperti penangguhan layanan ekspor.

💡 Kenapa Pemerintah Memaksa?

📊 Butuh Cadangan Devisa

Dengan menahan DHE di dalam negeri, pemerintah berharap cadangan devisa bisa naik hingga USD 90 miliar per tahun. Ini penting untuk stabilitas rupiah dan ekonomi.


🏦 Kurangi Volatilitas Rupiah

Menahan dolar lebih lama di dalam negeri dianggap bisa menjaga nilai tukar agar tidak terlalu bergejolak.


🛠️ Tutup Defisit Transaksi Berjalan

Kebijakan ini diharapkan bisa mengatasi defisit neraca transaksi berjalan yang menjadi masalah ekonomi Indonesia.

🎁 Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

💸 Insentif Pajak

Pajak 0% untuk bunga simpanan lebih dari enam bulan dan diskon pajak lainnya.

📜 Instrumen Baru dari Bank Indonesia

Bank Indonesia menawarkan sekuritas valuta asing (SVBI) dan sukuk valuta asing (SUVBI) untuk menarik devisa masuk.

✅ Penggunaan DHE untuk Pembayaran

Eksportir diperbolehkan menggunakan DHE untuk membayar pajak, dividen, atau pinjaman tanpa harus menarik dana baru asal semua dollar dikonversi jadi rupiah. 


🔍 Efektifkah?

📉 Pertumbuhan Simpanan Valas Rendah

Data LPS menunjukkan simpanan valas di bank domestik hanya naik 0,2% dalam sebulan dan 5,6% dalam tiga bulan terakhir hingga November 2023.


🤷 Eksportir Tetap Pilih Luar Negeri

Meskipun ada insentif, eksportir tetap merasa lebih nyaman menyimpan uang mereka di luar negeri karena keuntungan lebih besar dan proses lebih efisien.

🚦 Aturan DHE ini masih jauh dari kata efektif. Pemerintah mungkin perlu lebih kreatif dalam memberikan insentif, bukan sekadar memaksa. Karena pada akhirnya, devisa nggak akan tinggal kalau nggak dibuat betah.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir) Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ADRO $BBRI $BBNI