$MNCN
Berdasarkan informasi bahwa perusahaan ini adalah MNCN (Media Nusantara Citra Tbk) dengan harga saham saat ini sebesar Rp 288, mari kita analisis apakah saham ini murah atau mahal, serta apakah layak untuk diinvestasikan.
Analisis Valuasi
1. Metode PER (Price-to-Earnings Ratio)
• PER perusahaan: 3.54x
• PER rata-rata sektor media di Indonesia (estimasi): 10-15x
Analisis:
PER MNCN jauh di bawah rata-rata sektor media, yang menunjukkan bahwa saham ini undervalued secara relatif terhadap industrinya. Hal ini bisa menjadi peluang menarik bagi investor value investing.
2. Metode PBV (Price-to-Book Value)
• PBV perusahaan: 0.20x
• PBV rata-rata sektor media di Indonesia (estimasi): 1-2x
Analisis:
PBV sebesar 0.20x menunjukkan harga saham diperdagangkan jauh di bawah nilai buku perusahaan (BVPS: Rp 1,414.30). Artinya, investor membeli aset perusahaan dengan diskon besar. Hal ini mengindikasikan saham undervalued, tetapi juga perlu dicermati penyebabnya (misalnya, risiko utang atau ketidakpastian di masa depan).
3. Metode Benjamin Graham
Harga wajar saham berdasarkan metode Graham: Rp 1,609.1
• Analisis: Dengan harga saat ini Rp 288, saham diperdagangkan sekitar 82% di bawah harga wajar Graham. Ini mengindikasikan potensi undervaluation yang signifikan.
Analisis Fundamental
Kelebihan (Pro):
1. Valuasi Sangat Murah
• PER dan PBV jauh di bawah rata-rata sektor media. Ini menunjukkan potensi undervaluation yang besar.
2. Kinerja Keuangan Baik
• Net Profit Margin (NPM): 15.38% dan Gross Profit Margin (GPM): 42.88%, menunjukkan efisiensi dalam menghasilkan laba bersih dan kotor. Ini menjadi salah satu kekuatan MNCN dibandingkan kompetitor.
3. Dividen
• Perusahaan tetap membagikan dividen meskipun kecil (3.65%), menunjukkan adanya komitmen kepada investor.
4. Market Leadership
• MNCN adalah salah satu pemain dominan di sektor media Indonesia dengan portofolio yang kuat, termasuk jaringan TV nasional seperti RCTI, MNCTV, dan GTV, yang memiliki pangsa pasar signifikan.
Kelemahan (Contra):
1. Liabilitas Tinggi
• DER sebesar 10.40% menunjukkan perusahaan memiliki utang yang besar dibandingkan ekuitasnya. Hal ini berpotensi menjadi risiko dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil.
2. Fluktuasi Kinerja
• EPS perusahaan turun dari Rp 158 (2021) menjadi Rp 69 (2023) meskipun ada sedikit kenaikan ke Rp 81 (2024). Penurunan ini menunjukkan ketidakstabilan laba.
3. Ketergantungan pada Iklan
• Sebagai perusahaan media, pendapatan MNCN sangat tergantung pada industri periklanan. Penurunan belanja iklan, terutama di masa ekonomi sulit, dapat memengaruhi pendapatan.
4. Persaingan Ketat dan Disrupsi Digital
• Industri media menghadapi persaingan dari platform digital (seperti YouTube, Netflix, dan media sosial). Ini dapat mengancam pangsa pasar TV konvensional yang menjadi andalan MNCN.
5. Kurangnya Inovasi Baru
• Tidak ada indikasi investasi besar dalam inovasi digital untuk menghadapi disrupsi.
Kesimpulan: Apakah Saham Murah atau Mahal?
Berdasarkan PER (3.54x) dan PBV (0.20x), saham MNCN tergolong murah dibandingkan rata-rata sektor media. Harga saat ini (Rp 288) jauh di bawah nilai intrinsik berdasarkan metode Benjamin Graham (Rp 1,609.1) dan PBV (Rp 1,414.30).
Apakah Layak untuk Diinvestasikan?
Layak untuk diinvestasikan jika:
• Anda adalah value investor yang mencari saham undervalued.
• Anda memiliki toleransi risiko terhadap liabilitas tinggi dan fluktuasi EPS.
• Anda percaya pada pemulihan ekonomi yang akan meningkatkan belanja iklan.
Tidak layak jika:
• Anda tidak nyaman dengan liabilitas tinggi dan ketergantungan perusahaan pada iklan.
• Anda khawatir terhadap ancaman disrupsi digital terhadap industri media tradisional.
Rekomendasi Investasi
1. Untuk Investor Jangka Pendek:
Perhatikan sentimen pasar dan laporan keuangan kuartalan terbaru. Jika pendapatan iklan membaik, saham dapat memberikan keuntungan cepat.
2. Untuk Investor Jangka Panjang:
Saham ini cocok jika perusahaan dapat mengurangi liabilitas dan beradaptasi dengan era digital. Namun, selalu waspadai ketergantungan terhadap belanja iklan.
3. Saran:
• Lakukan diversifikasi: Jangan hanya bergantung pada saham ini.
• Pantau risiko utang: Jika DER terus memburuk, ini bisa menjadi tanda bahaya.
• Gunakan analisis teknikal: Untuk menentukan level entry dan exit terbaik.
$SCMA $BBNI