$DRMA $IMAS $ASII

DRMA Rencanakan Proyek Energi Hijau-EV
bekerja sama dengan konsorsium lokal, yakni Inspira (Indonesia Solar Panel Industry & Renewable Alliance) yang terdiri dari grup Adaro, Medco dan Toba Sejahtera hingga beberapa pemain renewable energy besar global lainnya.

Dharma kedepannya juga umumin kerjasama dengan BYD dan Finvast

Diambil dari Idxchanel

"Kami berdiskusi dengan manajemen di mana perseroan tengah merencanakan beberapa proyek renewable energy hingga ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV)," kata Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey dalam risetnya, Selasa (21/1/2025).

Lebih jauh katanya, Indonesia memiliki rencana untuk mengekspor listrik energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura hingga 15 GW secara bertahap dari 2027-2030.

Mekanisme ini menggunakan solar panel yang bekerja sama dengan konsorsium lokal, yakni Inspira (Indonesia Solar Panel Industry & Renewable Alliance) yang terdiri dari grup Adaro, Medco dan Toba Sejahtera hingga beberapa pemain renewable energy besar global lainnya seperti Jinko Solar, Seraphim Energy, Trina Solar,

"Apa peran DRMA? Dalam kegiatan ekspor listrik dibutuhkan teknologi penyimpanan listrik yang menggunakan baterai (BESS) dengan syarat memiliki besaran kapasitas hingga 2 kali lebih besar daripada kapasitas produksinya," ujar Andhika.

"DRMA telah memiliki kapasitas untuk memproduksi BESS dengan target konservatif menguasai 1-5 persen market share dari proyek tersebut yang memiliki potensi menambah pendapatan (anorganik) sekitar USD36 juta-181 juta," tuturnya.

181 juta dolar = 2.960.142.743.800,00 rupiah.

3 trilyun rupiah. Mantaaaapppp........ 馃榿 馃 馃 馃

Menurut Andhika, ke depannya, perseroan tetap fokus pada industri otomotif di kedua segmen roda dua dan roda empat (2W & 4W) bersamaan dengan komitmen implementasi pada ekosistem EV dengan memulai kerja sama dengan brand EV global di antaranya BYD dan Vinfast.

Namun dengan tantangan ekonomi ke depannya yang berimbas pada kinerja sektor otomotif, di antaranya kenaikan PPN menjadi 12 persen hingga risiko pengenaan opsen pajak kendaraan bermotor.

"Oleh karena itu, kami mengekspektasikan pertumbuhan pendapatan konservatif untuk 2024 dan 2025 sebesar 1,9 persen dan 5,9 persen YoY," ujarnya.

Andhika tetap memandang positif untuk DRMA dengan beberapa inisiatif bisnisnya seperti, komitmen produksi battery accu dengan berbahan dasar LFP yang dapat bertahan hingga 4-5 tahun (2W & 4W), dan potensi merger dan akuisisi dengan produsen komponen untuk 4W.

Insentif PPnBM DTP 3 persen untuk hybrid diproyeksikan dapat meningkatkan penjualan mobil hybrid, di mana DRMA telah menyuplai komponen untuk kendaraan tersebut.

Read more...
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy