Inflasi Ideal
Negara Berkembang
- 3% hingga 5%: Untuk negara berkembang seperti Indonesia, inflasi di kisaran ini sering dianggap ideal.
Alasannya: Inflasi moderat mendorong pertumbuhan ekonomi karena harga barang naik sejalan dengan
pendapatan masyarakat, tanpa terlalu membebani daya beli.
Bahaya Inflasi tidak ideal
- Terlalu Rendah (Deflasi atau <1%)
- Bahaya: Deflasi (penurunan harga umum) dapat mengurangi konsumsi dan investasi, karena orang
cenderung menunda pembelian dengan harapan harga akan turun lebih lanjut.
- Dampaknya: Pertumbuhan ekonomi melambat.
Target Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia saat ini menetapkan target inflasi 2%-4% per tahun, yang dianggap cukup stabil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat.
Dampak Inflasi terlalu rendah
1. Resiko Deflasi
- Penurunan harga secara terus-menerus dapat mengurangi insentif produsen untuk berinvestasi dan
memproduksi barang.
- Konsumen mungkin menunda pembelian dengan harapan harga akan lebih murah, yang dapat
memperlambat ekonomi.
2. Stagnasi Ekonomi
-Inflasi rendah bisa menunjukkan permintaan domestik yang lemah.
- Ini biasanya mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya.
3. Beban utang yang relatif lebih berat
Dengan inflasi yang rendah, nilai riil utang tidak berkurang, sehingga beban utang sektor rumah tangga,
korporasi, dan pemerintah tetap tinggi.
Kenapa Inflasi Indonesia Rendah ?
Kemungkinan :
1. Kebijakan moneter ketat oleh Bank Indonesia sebelumnya.
2. Harga energi global stabil atau menurun, sehingga tekanan inflasi dari impor berkurang.
3. Permintaan domestik yang belum pulih sepenuhnya pasca-pandemi atau perlambatan ekonomi global.
Sektor industri dan saham apa yang tahan banting ketika terjadi inflasi yang tidak ideal?
$BBRI, $UNVR , $WSKT
Notes : Jangan lupa jajan produk asli indonesia dan jajan di umkm asli indonesia