Kasus Dugaan Penipuan Sekuritas Bodong VWOM: Janji Keuntungan Besar yang Berakhir Malapetaka
Tadi ada user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 yang menceritakan tentang keluarganya yang diduga kena tipu investasi bodong di sekuritas bodong https://stockbit.com/post/13223345
Belakangan ini, aplikasi VWOM jadi sorotan setelah berbagai laporan mengungkap dugaan penipuan berkedok investasi saham. Modus yang dipakai terbilang licik tapi meyakinkan. VWOM ini dikaitkan dengan grup WhatsApp bernama Vanguard, yang dipimpin oleh seseorang bernama Bambang Suryo Prasetyo. Grup ini mengklaim punya hubungan dengan Vanguard Group USA, sebuah pialang saham internasional ternama. Nama besar itu digunakan untuk membangun kepercayaan korban. Sayangnya, semua itu hanyalah kedok.
馃敟Bagaimana Modus Penipuannya?
Langkah pertama, pelaku menjaring calon korban lewat iklan di Instagram. Mereka mengajak orang bergabung ke grup WhatsApp Vanguard, yang mengaku sebagai perwakilan resmi Vanguard Group USA. Dengan klaim seperti itu, banyak korban yang percaya tanpa pikir panjang.
Awalnya, korban diarahkan membeli saham lokal di Bursa Efek Indonesia melalui aplikasi @Stockbit. Mentor grup ini memberikan rekomendasi saham yang memang naik, membuat korban percaya kalau mereka punya strategi yang andal. Setelah beberapa hari, korban diminta mengunduh aplikasi VWOM dan membuka akun dompet untuk membeli saham jenis Auto Reject Atas (ARA), Agreement Trade (AT), atau saham IPO di India. Mentor menjanjikan keuntungan besar dari saham tersebut.
Jadi hati - hati kawan - kawan di Stockbit kalau ada yang ngaku mentor jago hubungi kalian untuk instal aplikasi Trading Abal - Abal yang bisa bikin kaya mendadak, langsung curigai kalau itu penipu.
Pada awalnya, saldo di aplikasi VWOM terlihat bertambah, bahkan bisa ditarik. Ini membuat korban semakin percaya. Tapi setelah itu, jebakan mulai terungkap. Pelaku meminta korban menambah dana (top-up) untuk membeli saham IPO lebih banyak. Jika korban menolak, skor kredit di aplikasi mulai berkurang. Tanpa skor kredit minimal 100 (setara Rp10 juta per skor), saldo korban tidak bisa ditarik.
Lalu ada alasan pajak fiktif. Ketika korban mencoba menarik dana, aplikasi meminta pembayaran pajak sebesar 5% dari keuntungan. Masalahnya, tidak ada dokumen resmi untuk mendukung klaim pajak ini. Dalam praktik investasi yang sah, pajak sudah otomatis dipotong oleh broker saat transaksi berlangsung.
馃敟Kerugian yang Diderita Korban
Salah satu korban melaporkan bahwa ia kehilangan total Rp242 juta dalam skema ini. Rinciannya: Rp192 juta untuk top-up, Rp50 juta untuk denda skor kredit, dan permintaan pajak tambahan sebesar Rp75 juta (yang untungnya tidak dibayarkan). Meski saldo di aplikasi VWOM menunjukkan nilai Rp1,6 miliar, dana tersebut tetap tidak bisa dicairkan. Semua komunikasi dilakukan lewat WhatsApp tanpa dokumen resmi, memperkuat dugaan bahwa ini adalah penipuan.
馃敟Kisah Pak M: Kehilangan Tabungan Hidup Akibat Dugaan Penipuan VWOM
Pak M adalah seorang pria berusia 72 tahun yang menjadi salah satu korban dugaan penipuan aplikasi VWOM. Kisahnya bisa dibilang sangat menyedihkan dan penuh pelajaran. Awalnya, Pak M hanya mengaku kepada keluarganya bahwa ia kehilangan Rp10 juta dalam investasi yang ia ikuti. Angka itu mungkin tidak terlalu besar, tetapi ternyata itu hanya "puncak gunung es." Kerugian sebenarnya jauh lebih besar dari yang ia sampaikan.
Pak M, seperti banyak korban lainnya, tergiur oleh janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Ia bahkan sampai meminjam uang Rp2 miliar dari keluarganya, termasuk dari adiknya, untuk memenuhi syarat pencairan keuntungan yang dijanjikan mencapai Rp20 miliar. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi: Pak M diminta untuk mentransfer uang jaminan sebesar Rp5 miliar ke rekening yang ditunjuk pelaku. Dengan keyakinan bahwa ia akan segera mendapatkan uang yang lebih besar, Pak M mentransfer dana tersebut tanpa banyak bertanya.
Yang terjadi berikutnya sangat tragis. Setelah uang jaminan tersebut ditransfer, akses Pak M ke aplikasinya terputus, dan uang yang ia harapkan tidak pernah datang. Sementara itu, keluarga Pak M mulai curiga ketika melihat pola perilakunya yang berubah dan mulai menyelidiki lebih jauh. Mereka akhirnya mengetahui bahwa kerugian Pak M jauh lebih besar dari yang awalnya ia akui. Total kerugian mencakup uang pribadi Pak M dan pinjaman dari keluarganya.
Modus yang digunakan pelaku sangat licik dan manipulatif. Mereka memanfaatkan psikologi korban, terutama orang-orang seperti Pak M yang mungkin tidak terlalu memahami risiko investasi digital. Pelaku menggunakan testimoni palsu di grup WhatsApp untuk menciptakan kesan bahwa investasi ini aman dan menguntungkan. Dengan menyebut nama besar seperti Vanguard, mereka berhasil membangun kepercayaan para korban, termasuk Pak M.
Yang membuat situasi ini semakin memilukan adalah bagaimana keluarga Pak M merasa tidak berdaya. Setelah uang tersebut hilang, mereka mencoba mencari cara untuk membantu Pak M, termasuk melaporkan kasus ini ke pihak berwenang. Namun, penipuan semacam ini sering kali rumit untuk ditindak karena pelaku menggunakan banyak taktik, seperti menggunakan rekening atas nama perusahaan palsu dan komunikasi yang hanya dilakukan melalui platform seperti WhatsApp tanpa dokumen resmi.
Kisah Pak M menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kewaspadaan, terutama dalam berinvestasi. Jangan mudah percaya pada janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Jika ada tawaran investasi yang terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, besar kemungkinan itu adalah penipuan. Dan bagi keluarga, penting untuk terus mendukung dan berdiskusi terbuka dengan anggota keluarga yang rentan agar terhindar dari jebakan serupa.
馃敟Rekening yang Diduga Digunakan Pelaku
Dua rekening bank BRI diduga digunakan untuk menampung dana korban, termasuk Pak M. Berikut detailnya yang disamarkan karena masih dalam tahap penyidikan.
1. Bank: $BBRI
Atas Nama: PT K@!ru!feng Sukses Sej@hter@
Nomor Rekening: !!960!000964565
2. Bank: BRI
Atas Nama: PT Ern@ @uto Tr@ns
Nomor Rekening: 2!8400000736560
Rekening-rekening ini diduga kuat digunakan dalam skema penipuan. Informasi ini dapat dilaporkan ke pihak berwenang seperti OJK, PPATK, atau Kepolisian RI untuk penyelidikan lebih lanjut. Harapannya, rekening-rekening ini bisa diblokir, dan aliran dana korban dapat dilacak.
馃敟Tanda-Tanda Penipuan yang Harus Diwaspadai
1. Klaim afiliasi tanpa bukti resmi. Mereka menggunakan nama besar seperti Vanguard Group, tapi tidak bisa menunjukkan dokumen pendukung.
2. Komunikasi tidak profesional. Semua informasi hanya disampaikan lewat WhatsApp, tanpa kontrak atau dokumen resmi.
3. Janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Ini adalah ciri khas modus penipuan.
4. Permintaan top-up berulang. Korban terus diminta menambah dana dengan alasan baru.
5. Pajak fiktif. Meminta pembayaran pajak tanpa dasar hukum yang jelas.
馃敟Bagaimana Cara Menghindari Penipuan Serupa?
1. Cek kredibilitas platform. Pastikan aplikasi investasi terdaftar di OJK atau lembaga resmi lainnya.
2. Verifikasi klaim afiliasi. Jangan mudah percaya dengan klaim afiliasi tanpa bukti kuat.
3. Hindari janji keuntungan besar. Investasi yang sah tidak pernah menjanjikan keuntungan instan.
4. Gunakan platform terpercaya. Pilih aplikasi atau layanan dengan reputasi baik dan transparansi yang jelas.
5. Lakukan riset mendalam. Pelajari ulasan pengguna lain dan rekam jejak platform sebelum berinvestasi.
Kasus VWOM ini jadi pelajaran pahit bahwa penipuan berkedok investasi bisa menimpa siapa saja. Kita harus tetap waspada dan berhati-hati sebelum memutuskan berinvestasi. Jangan mudah tergiur janji manis tanpa memastikan kredibilitas pihak yang menawarkan. Jika merasa jadi korban, segera laporkan ke OJK, PPATK, atau kepolisian agar pelaku dapat ditindak. Ingat, investasi yang aman membutuhkan waktu, strategi, dan kesabaran. Jangan biarkan janji keuntungan instan membuat kalian kehilangan segalanya.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi聽 Pintarsaham di sini 聽
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
$AADI $CBDK