imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saham Properti PBV < 1 dan PER < 10

Turunnya suku bunga BI harusnya menjadi sentimen positif bagi saham properti. Ini teori dasar yang dipelajari Pak Toto selama jualan bakso. Itu karena orang beli properti itu kebanyakan pakai utang. Jadi kalau suku bunga turun, teorinya suku bunga KPR bisa turun. Cuma masalahnya, teori jualan bakso Pak Toto kadang tidak sejalan dengan selera pelanggan. https://bit.ly/3YGX6Dc

Saya coba cek saham properti apa saja yang secara valuasi masih murah dari PER dan PBV.

1. $LPKR: Harga Rp97, PER 0,28 ✅, PBV 0,23 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh 2,276.04% ✅, Return 1 Tahun +14,12% ✅, Laba Bersih Rp18,72 T ✅, Utang Berbunga Rp13,11 T ❌, Kas Rp6,88 T ✅ (Kas Defisit)


2. EMDE: Harga Rp120, PER 0,66 ✅, PBV 0,22 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh 1,055.34% ✅, Return 1 Tahun -7,69% ❌, Laba Bersih Rp456,20 M ✅, Utang Berbunga Rp1,06 T ❌, Kas Rp730,53 M ❌ (Kas Defisit)


3. BCIP: Harga Rp51, PER 3,08 ✅, PBV 0,15 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh -5,21% ❌, Return 1 Tahun -16,39% ❌, Laba Bersih Rp17,77 M ❌, Utang Berbunga Rp18,00 M ✅, Kas Rp11,72 M ❌ (Kas Defisit)


4. GPRA: Harga Rp87, PER 3,36 ✅, PBV 0,30 ✅, Dividend Yield 5,75% ✅, Laba Tumbuh 9,45% ✅, Return 1 Tahun -9,38% ❌, Laba Bersih Rp82,93 M ❌, Utang Berbunga Rp273,05 M ❌, Kas Rp109,35 M ❌ (Kas Defisit)


5. DILD: Harga Rp165, PER 4,50 ✅, PBV 0,31 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh 185,70% ✅, Return 1 Tahun -17,50% ❌, Laba Bersih Rp285,13 M ✅, Utang Berbunga Rp3,87 T ❌, Kas Rp846,24 M ❌ (Kas Defisit)


6. CBPE: Harga Rp186, PER 4,94 ✅, PBV 0,96 ✅, Dividend Yield 0,54% ❌, Laba Tumbuh 192.54% ✅, Return 1 Tahun +46,46% ✅, Laba Bersih Rp38,29 M ❌, Utang Berbunga Rp21,31 M ✅, Kas Rp103,47 M ❌ (Kas Defisit)


7. HBAT: Harga Rp43, PER 5,27 ✅, PBV 0,60 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh 3,47% ❌, Return 1 Tahun +10,26% ✅, Laba Bersih Rp4,25 M ❌, Utang Berbunga Rp47,99 M ❌, Kas Rp4,60 M ❌ (Kas Defisit)


8. BSDE: Harga Rp940, PER 5,52 ✅, PBV 0,51 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh 52,73% ✅, Return 1 Tahun -12,15% ❌, Laba Bersih Rp2,70 T ✅, Utang Berbunga Rp11,62 T ❌, Kas Rp8,07 T ✅ (Kas Defisit)


9. AMAN: Harga Rp100, PER 5,79 ✅, PBV 0,51 ✅, Dividend Yield 1,00% ❌, Laba Tumbuh 19,82% ✅, Return 1 Tahun -19,35% ❌, Laba Bersih Rp50,14 M ❌, Utang Berbunga Rp13,11 M ✅, Kas Rp14,14 M ✅ (Kas Surplus)


10. KIJA: Harga Rp191, PER 6,11 ✅, PBV 0,67 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh 646.06% ✅, Return 1 Tahun +48,06% ✅, Laba Bersih Rp488,59 M ✅, Utang Berbunga Rp4,01 T ❌, Kas Rp1,95 T ❌ (Kas Defisit)


11. $SMRA: Harga Rp464, PER 6,15 ✅, PBV 0,72 ✅, Dividend Yield 1,94% ✅, Laba Tumbuh 42,98% ✅, Return 1 Tahun -21,36% ❌, Laba Bersih Rp933,71 M ✅, Utang Berbunga Rp10,01 T ❌, Kas Rp2,80 T ✅ (Kas Defisit)


12. LPLI: Harga Rp252, PER 6,84 ✅, PBV 0,18 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh -88,08% ❌, Return 1 Tahun +9,57% ✅, Laba Bersih Rp32,35 M ❌, Utang Berbunga Rp1,16 M ✅, Kas Rp551,34 M ✅ (Kas Surplus)


13. DUTI: Harga Rp3.610, PER 7,11 ✅, PBV 0,61 ✅, Dividend Yield 10,53% ✅, Laba Tumbuh -22,99% ❌, Return 1 Tahun -23,03% ❌, Laba Bersih Rp704,75 M ✅, Utang Berbunga Rp624,08 M ✅, Kas Rp3,12 T ✅ (Kas Surplus)


14. CSIS: Harga Rp78, PER 7,11 ✅, PBV 0,60 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh 1,056.33% ✅, Return 1 Tahun +52,94% ✅, Laba Bersih Rp10,76 M ❌, Utang Berbunga Rp22,13 M ✅, Kas Rp7,04 M ❌ (Kas Defisit)


15. MTLA: Harga Rp412, PER 7,54 ✅, PBV 0,63 ✅, Dividend Yield 2,65% ✅, Laba Tumbuh 4,37% ✅, Return 1 Tahun -2,37% ❌, Laba Bersih Rp313,83 M ✅, Utang Berbunga Rp989,16 M ❌, Kas Rp642,83 M ❌ (Kas Defisit)


16. KSIX: Harga Rp290, PER 7,99 ✅, PBV 0,57 ✅, Dividend Yield 0% ❌, Laba Tumbuh -0,05% ❌, Return 1 Tahun - ❌, Laba Bersih Rp38,80 M ❌, Utang Berbunga 0 ✅, Kas Rp98,20 M ✅ (Kas Surplus)


17. $PWON: Harga Rp400, PER 8,69 ✅, PBV 0,95 ✅, Dividend Yield 2,25% ✅, Laba Tumbuh 11,79% ✅, Return 1 Tahun -11,89% ❌, Laba Bersih Rp1,66 T ✅, Utang Berbunga Rp6,02 T ❌, Kas Rp8,77 T ✅ (Kas Surplus)

Saham-saham properti dengan valuasi murah (PER < 10 dan PBV < 1) menarik perhatian di IHSG. Dari total 89 saham properti, 17 di antaranya masuk kategori ini, yang berarti sekitar 19,10% dari total populasi. Dari sisi harga, saham dengan harga terendah adalah HBAT di Rp43, sementara yang tertinggi adalah DUTI di Rp3.610. Rata-rata harga saham di kelompok ini adalah Rp440,35 dengan median Rp186, menunjukkan variasi yang cukup besar dalam kapitalisasi. Pak Toto suka PWON https://bit.ly/3C0UedC

Jika dilihat dari PBV, yang terendah adalah BCIP di 0,15, sedangkan tertinggi adalah CBPE di 0,96. Rata-rata PBV berada di 0,51, menunjukkan bahwa saham-saham ini umumnya diperdagangkan jauh di bawah nilai buku mereka. Dari sisi PER, LPKR mencatat angka terendah di 0,28, sedangkan PWON memiliki PER tertinggi di 8,69. Rata-rata PER di kelompok ini adalah 5,35, mencerminkan valuasi yang murah.

Dalam hal dividen, 7 saham seperti GPRA dan DUTI membagikan dividen, dengan yield tertinggi dimiliki oleh DUTI di 10,53%. Namun, sebagian besar lainnya, yaitu 10 saham, tidak membagikan dividen. Menariknya, mayoritas saham (13 dari 17) mencatatkan pertumbuhan laba bersih, dengan LPKR mencatat pertumbuhan tertinggi di 2.276,04%, sementara LPLI mengalami kontraksi laba terbesar di -88,08%.

Jika dilihat dari kondisi kas dan utang berbunga, 5 saham memiliki kas yang lebih besar dari utang berbunga (kas surplus), seperti PWON yang mencatat kas tertinggi. Di sisi lain, 11 saham berada dalam kondisi kas defisit, dengan HBAT memiliki kas terkecil. Meski demikian, hanya 3 saham seperti PWON, AMAN, dan DUTI yang memiliki kas lebih besar dari utang berbunga tetapi mengalami penurunan harga dalam satu tahun terakhir.

Sebaliknya, ada 3 saham seperti CSIS, KIJA, dan GPRA yang utang berbunganya lebih besar dari gabungan kas dan laba, tetapi tetap mencatat kenaikan harga. Selain itu, 5 saham seperti LPKR dan CSIS tidak membagikan dividen tetapi tetap naik harganya. Namun, ada 6 saham pembagi dividen seperti GPRA dan MTLA yang justru mengalami penurunan harga, bahkan 5 di antaranya, termasuk CBPE dan AMAN, mencatat laba naik.

🔥Properti Goes Brrrr

💰 Harga Saham

🟢 Harga Minimum: Rp43 (HBAT)

🔵 Harga Maksimum: Rp3.610 (DUTI)

🟡 Harga Rata-rata: Rp440,35

🟠 Harga Median: Rp186


📘 PBV Saham

🟩 PBV Minimum: 0,15 (BCIP)

🟦 PBV Maksimum: 0,96 (CBPE)

🟨 PBV Rata-rata: 0,51

🟧 PBV Median: 0,57


📗 PER Saham

🟢 PER Minimum: 0,28 (LPKR)

🔵 PER Maksimum: 8,69 (PWON)

🟡 PER Rata-rata: 5,35

🟠 PER Median: 5,79


💹 Dividend Yield

⚪ Dividend Yield Minimum: 0% (LPKR)

🟢 Dividend Yield Maksimum: 10,53% (DUTI)

🟡 Dividend Yield Rata-rata: 1,45%

🟠 Dividend Yield Median: 0%


📈 Pertumbuhan Laba Bersih

🔴 Laba Minimum: -88,08% (LPLI)

🟢 Laba Maksimum: 2.276,04% (LPKR)

🟡 Laba Rata-rata: 320,02%

🟠 Laba Median: 19,82%


🏦 Kas Surplus dan Defisit

🟢 Kas Surplus Maksimum: PWON

🔴 Kas Defisit Minimum: HBAT

🟢 Jumlah Saham Kas Surplus: 5 saham (29,41%)

🔴 Jumlah Saham Kas Defisit: 11 saham (64,71%)


📊 Statistik Populasi Saham

🟡 Total Saham: 17

🟢 Saham yang Membagi Dividen: 7

🔴 Saham yang Tidak Membagi Dividen: 10

🟢 Saham dengan Laba Naik: 13

🟢 Saham dengan Kas > Utang Berbunga: 5

🟢 Saham dengan Laba > Utang Berbunga: 5

🟠 Kas > Utang Berbunga Tapi Harga Turun: 3 saham

🟠 Laba > Utang Berbunga Tapi Harga Turun: 2 saham


📈 Kategori Khusus

🟢 Utang Berbunga > (Kas + Laba) Tapi Harga Naik: 3 saham (CSIS, KIJA, GPRA)

🔵 Tidak Membagi Dividen Tapi Harga Naik: 5 saham (LPKR, CSIS, KIJA, LPLI, HBAT)

🔴 Membagi Dividen Tapi Harga Turun: 6 saham (GPRA, CBPE, AMAN, SMRA, MTLA, PWON)

🟠 Membagi Dividen, Laba Naik Tapi Harga Turun: 5 saham (GPRA, CBPE, AMAN, MTLA, PWON)


📘 Valuasi Saham Properti IHSG

🟢 Total Saham Properti di IHSG: 89

🔵 Saham Properti dengan Valuasi Murah: 17 saham (19,10%)

Dalam kelompok saham properti dengan valuasi murah (PER < 10 dan PBV < 1), terdapat dua kategori utama yang menarik perhatian: kas surplus dan kas defisit. Saham dengan kas surplus adalah saham yang memiliki kas lebih besar dibandingkan utang berbunga mereka, sementara kas defisit terjadi ketika kas perusahaan lebih kecil dari utang berbunga.

Dari total 17 saham yang masuk kriteria valuasi murah, hanya 5 saham yang berada dalam kondisi kas surplus, yaitu PWON, AMAN, DUTI, KSIX, dan LPLI. PWON mencatatkan kas tertinggi sebesar Rp8,77 triliun, menjadikannya yang paling kuat dari sisi likuiditas. Saham ini juga memiliki laba bersih Rp1,66 triliun dengan PBV sebesar 0,95 dan PER 8,69. Meski valuasinya murah, harga sahamnya justru turun 11,89% dalam setahun terakhir. Menariknya, PWON tetap membagikan dividen dengan yield 2,25%, menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan imbal hasil kepada investor. Enak Pak Toto https://bit.ly/3YGX6Dc

Di sisi lain, 11 saham lainnya berada dalam kondisi kas defisit, termasuk HBAT, yang memiliki kas terendah hanya Rp4,60 miliar dibandingkan utang berbunga Rp47,99 miliar. Valuasi HBAT memang sangat murah dengan PBV 0,60 dan PER 5,27, tetapi laba bersihnya hanya Rp4,25 miliar, sehingga beban utangnya relatif berat. Saham ini juga tidak membagikan dividen, meskipun mencatat kenaikan harga 10,26% dalam setahun terakhir.

Saham-saham dengan kas surplus umumnya menunjukkan kekuatan fundamental yang lebih baik. Misalnya, AMAN memiliki kas Rp14,14 miliar dengan utang berbunga Rp13,11 miliar, mencatatkan laba bersih Rp50,14 miliar, dan membagikan dividen dengan yield 1%. Meskipun harga sahamnya turun 19,35% dalam setahun terakhir, kondisi likuiditas yang sehat memberi ruang bagi perusahaan untuk bertahan dan berkembang di masa depan.

Sebaliknya, saham-saham dengan kas defisit sering kali menghadapi tantangan lebih besar. Contohnya, LPKR memiliki kas Rp6,88 triliun tetapi utang berbunga yang jauh lebih tinggi, yaitu Rp13,11 triliun. Meski mencatatkan pertumbuhan laba fantastis sebesar 2.276,04% dan harga sahamnya naik 14,12% dalam setahun terakhir, kondisi utang yang besar dapat menjadi risiko bagi perusahaan.

Saham dengan kas surplus seperti PWON cenderung lebih stabil dan menarik untuk investasi jangka panjang, terutama karena dukungan likuiditas yang kuat dan kemampuan mereka membagikan dividen meski valuasi masih murah. Namun, beberapa saham dengan kas defisit seperti LPKR tetap memberikan potensi pertumbuhan harga, meski diiringi risiko yang lebih tinggi. Pemilihan saham pada sektor ini perlu mempertimbangkan keseimbangan antara valuasi, laba, dividen, dan kondisi likuiditas untuk mendapatkan peluang terbaik.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Dan jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/3

testestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy