PacificLight Power—backed by Indonesian billionaire Anthoni Salim’s Hong Kong-listed First Pacific—has won a $735 million contract to build and operate a hydrogen-ready combined cycle gas power plant in Singapore.
Salah satu perusahaan milik Anthoni Salim menang tender di SG untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga hidrogen. Pada awalnya pembangkit listrik ini akan mampu menggunakan setidaknya 30% hidrogen dan 70% gas alam, dengan kemampuan untuk menggunakan 100% hidrogen di masa depan.
Hidrogen sering disebut-sebut sebagai bahan bakar masa depan, namun tantangan besar seperti biaya produksi tinggi dan infrastruktur yang belum siap masih menghambat implementasinya. Di tengah keterbatasan ini, Ammonia (NH3) muncul sebagai solusi alternatif dengan potensi besar. Selain lebih mudah disimpan dan diangkut, Ammonia juga dapat dikonversi menjadi hidrogen melalui proses Ammonia-Cracking, yang menghasilkan Nitrogen (N2) dan Hidrogen (H2).
Di Indo, sudah ada perusahaan yang memproduksi Ammonia yaitu $ESSA melalui anak usahanya dengan kapasitas 700ribu MT per tahun. Ditambah lagi ESSA sedang dalam proses studi kelayakan untuk pembangunan pabrik Blue Ammonia.
Selain ESSA, juga ada $RAJA yang berencana berinvestasi sebesar $800-900juta untuk membangun Blue Ammonia dengan kapasitas 700ribu MT per tahun dengan target konstruksi diharapkan dimulai pada akhir tahun 2025 atau awal 2026, dengan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan RAJA mulai tahun 2028.
Meskipun hidrogen tetap menjadi sorotan utama dalam perkembangan EBT, Ammonia menawarkan solusi yang lebih realistis untuk saat ini karena ketersediaan infrastruktur yang lebih mapan.
Random tag: $RATU