imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$UNVR Susah Melawan Boikot?

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) saat ini mencatatkan titik terendah dalam 15 tahun terakhir, dengan harga saham hanya Rp1.705 per 10 Januari 2025. Penurunan ini lebih buruk dibandingkan masa krisis Covid-19, dan telah memukul para investor yang melihat nilai saham ini turun lebih dari 79% dalam lima tahun terakhir, dari Rp8.250 pada 2019. Valuasi saham saat ini berada pada PER 16,21, tetapi hal ini belum cukup untuk menarik minat investor, mengingat tantangan fundamental yang terus menghantui perusahaan. Data menunjukkan, sebanyak 118 ribu investor masih "nyangkut" di saham ini, mengalami tekanan akibat penurunan tajam yang membuat portofolio mereka tergerus. Kawan Pak Toto sampai pensiun lalu jualan bakso biar bisa Upgrade skill dan average down https://bit.ly/3YGX6Dc

Turunnya harga saham UNVR tidak lepas dari sejumlah faktor besar yang telah mengubah dinamika pasar konsumen di Indonesia. Pangsa pasar Unilever di Indonesia turun dari 38,5% pada 2023 menjadi 34,9% pada kuartal ketiga 2024. Penurunan ini mencerminkan pergeseran preferensi konsumen yang kini lebih memilih merek lokal seperti Wings (SoKlin, Nuvo) dan Mayora $MYOR (Roma, Kopiko). Produk lokal ini menawarkan harga yang lebih terjangkau, sejalan dengan daya beli masyarakat yang tertekan akibat penyusutan kelas menengah di Indonesia antara 2019 hingga 2024. Situasi ini diperburuk oleh dampak PHK massal dan berkurangnya lapangan kerja, sehingga konsumen lebih fokus pada efisiensi biaya daripada membeli produk premium.

Di sisi lain, isu geopolitik juga memberikan pukulan berat pada penjualan Unilever. Menurut berita Reuters (gambar 1), boikot besar-besaran terhadap produk multinasional, termasuk Unilever, di negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, menjadi salah satu penyebab utama penurunan kinerja perusahaan. Boikot ini, yang didorong oleh sentimen pro-Palestina, memengaruhi berbagai kategori produk Unilever, mulai dari sabun Lifebuoy hingga deterjen Rinso. Pada kuartal ketiga 2024, penjualan unit homecare dan personal goods turun sebesar 20,8%, sementara segmen makanan dan minuman mencatatkan penurunan 13,3%. Pendapatan kuartal tersebut hanya mencapai Rp8,4 triliun, turun 18,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, kenaikan harga bahan baku selama pandemi Covid-19 memaksa Unilever untuk menaikkan harga produknya, tetapi langkah ini justru memperburuk daya saing perusahaan. Sebagai contoh, sabun cair Lifebuoy dijual 20% lebih mahal dibandingkan produk lokal Nuvo dari Wings Group. Sementara itu, Rinso kalah bersaing dengan SoKlin, yang harganya 7% lebih murah. Konsumen Indonesia, yang semakin sensitif terhadap harga, beralih ke merek-merek lokal yang menawarkan nilai lebih baik dengan kualitas yang tidak kalah.

Dari perspektif global, kontribusi Indonesia terhadap pendapatan Unilever memang hanya sekitar 4% atau $2,39 miliar pada 2023. Namun, Indonesia adalah pasar strategis dengan populasi besar dan dominasi Muslim yang mencapai 87% dari total penduduk. Kehilangan pangsa pasar di negara ini menjadi masalah serius bagi perusahaan.

Manajemen Unilever telah mencoba berbagai strategi untuk membalikkan keadaan, termasuk menurunkan harga produk, meningkatkan distribusi melalui e-commerce, dan memperluas jaringan toko. Namun, hasil dari upaya ini belum terlihat. CEO Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengakui bahwa penurunan pangsa pasar terjadi hampir di semua kategori, yang sebagian besar dipicu oleh sentimen konsumen yang negatif dan persaingan harga dari merek lokal.

Para investor menghadapi dilema besar dalam situasi ini. Bagi mereka yang masih percaya pada prospek jangka panjang Unilever, strategi seperti average down dapat menjadi pilihan, meskipun risikonya tetap tinggi. Namun, bagi yang merasa prospek perusahaan tidak lagi menarik, cut loss mungkin menjadi keputusan yang lebih masuk akal untuk membatasi kerugian. Pak Toto hanya bisa ikhlas jualan bakso, yang penting halal. https://bit.ly/3C0UedC

Apa pun keputusan yang diambil, situasi ini menjadi pelajaran penting bagi para investor tentang pentingnya memahami perubahan fundamental dalam industri dan pasar. Ke depannya, investor akan terus memantau langkah strategis yang diambil manajemen Unilever, sembari berharap ada perbaikan yang signifikan. Untuk saat ini, saham UNVR tetap menjadi salah satu tantangan terbesar bagi investor yang masih bertahan.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$AADI

Read more...

1/4

testestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy