Update BTV NET

Tahun baru, banyak hal baru.

Dari dunia media dan konten, ada update dari 2 stasiun TV yang beberapa tahun ini menjadi sorotan. Yaitu dari BTV dan NET TV (NETV). Awal tahun ini, mereka mempersiapkan diri dengan sesuatu yang baru, dengan citra yang baru.

Dari BTV, mereka memutuskan melakukan perubahan strategi (kesekian kali). Dari stasiun TV berita yang diperlengkapi program hiburan, mereka kemudian mengubah strateginya menjadi lebih ke stasiun TV hiburan, dengan tambahan program animasi untuk anak anak. Ada yang menganalisis bahwa ada kemungkinan mereka menjadi stasiun TV anak anak. Benarkah? Mereka pun juga memindahkan program berita mereka ke stasiun TV di grup yang sama, dan memunculkan kembali nama Beritasatu di layar kaca. Strategi apa ini?

Sementara dari NETV, setelah akuisisi menggegerkan dari MD Entertainment (FILM) dan selentingan isu pergantian nama, akhirnya pada malam tahun baru (tepat 1 Januari 2025) mereka mulai memperkenalkan dual brand NET TV dan MDTV (sesuai ekspektasi dan isu yang beredar). Kapan mereka resmi berganti nama?

Kita bahas keduanya, dalam postingan perdana di 2025 ini.

======

Menjelang akhir tahun, First Media Tbk (KBLV) mengumumkan penjualan dua entitas bisnis media dan konten mereka, First Media News dan First Media Production, kepada B Universe. First Media News sendiri sebelumnya dikenal mengelola Beritasatu TV (cikal bakal BTV), sementara First Media Production adalah rumah produksi untuk konten dan pernah juga memproduksi film. Penjualan ini mengukuhkan resminya Lippo keluar dari bisnis media dan konten, dan sekaligus mengkonfirmasi dugaan yang ada selama ini di pikiran saya.

Selama ini, saya menduga bahwa BTV, IDTV (kini Beritasatu) dan sejumlah media grup Lippo lainnya, dikelola di dua entitas berbeda. Entitas yang di bawah KBLV dan entitas yang dikendalikan mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, selaku investor grup B Universe. Pembeda entitas ini adalah, entitas yang dipegang Enggartiasto untuk grup media Lippo ini adalah entitas operasional, dimana perekrutan karyawan, hutang piutang, iklan, produksi berita dsb dikendalikan entitas ini. Sementara entitas di bawah KBLV digunakan untuk perizinan, legalitas dan sebagai mesin duit untuk grup Lippo. Entah skema apa yang digunakan untuk mengkoneksi keduanya, apakah bagi hasil pendapatan iklan atau pembagian beban tertentu.

Dugaan pembagian beban tertentu ini, seakan terkonfirmasi dengan bahasa di dalam keterbukaan informasi bertanggal 10 Desember 2024 itu yang menyebut bahwa penjualan ini “berpotensi menurunkan rugi periode/tahun berjalan perseroan setelah transaksi ini…” Setelah dipikir pikir, memang nampaknya BTV ini masih struggle setelah hampir 3 tahun beroperasi dengan nama barunya. Jadi teringat dengan optimisme sangat tinggi dari Enggartiasto saat peluncuran grup B Universe di tahun 2022 lalu. Optimisme itu membuat beliau sempat berencana membentuk 3 stasiun TV dengan pasar dan strategi program berbeda. Namun, hingga awal 2025 ini, hanya 2 stasiun TV yang terbentuk.

Struggle ini membuat BTV bolak balik ganti strategi. Awalnya meneruskan langkah Beritasatu dengan menjadi stasiun TV berita, yang diperlengkapi dengan program hiburan (agak mirip iNews, mengingat orang progranmingnya juga eks iNews), kemudian sempat mau bekerja sama dengan Multivision Plus (RAAM) dan sekitar hampir setahun menguji coba strategi program dengan memperbanyak program drama - dan akhirnya kerja sama diakhiri. Terakhir, mereka kembali ke awal, kembali jadi mirip iNews. Sekarang?

Sejak awal 2025 ini, mereka mulai meneguhkan diri secara konsisten seperti slogan terbarunya “televisi paling menghibur” - slogan yang agak gimana gitu ya. Meski dari sisi konten hiburannya kalah jauh dari grup media lain yang dari sisi rating terbukti “paling menghibur”, namun percobaan nekat dilakukan mereka kembali. Mereka mulai memasukkan 3 animasi untuk anak anak, mengurangi porsi program berita, dan memperbesar porsi program hiburan (alias program Courtesy of Medsos wkwkwk). Sementara di saat bersamaan, program berita mereka pindah ke Investor Daily TV, alias IDTV, yang ikut jadi “korban” eksperimen ini, dan membuat nama Beritasatu kembali naik ke layar kaca. Jadilah Beritasatu berisi program berita umum + program program IDTV + rerun programnya BTV.

Gagal move on ni yeeee…

Perubahan strategi ini nampaknya juga terjadi karena kegagalan IDTV untuk bisa mempengaruhi dalam persaingan media berita ekonomi dan bisnis, dimana dari sisi posisi, keterkenalan, jumlah followers di media sosial dan strategi, IDTV gagal menyalip IDX Channelnya MNCN dan CNBC Indonesianya Transmedia. Selain itu, dari sisi strategi program, IDTV sendiri paling sedikit program yang berkaitan ekonomi dan bisnis dibandingkan kedua pesaingnya. Nampaknya, ini juga didasari modal yang nampak tongpes (kantong kempes) dibanding kedua pesaingnya. Malah lebih banyak program rerun BTV, termasuk program berita. Sementara ini, Beritasatu baru bersiaran di pay TV, sementara BTV bersiaran di pay TV dan FTA TV.

(kalau ingat beginian, jadi inget era SUN TV-Sindo TV-iNews awal awal, dimana perubahan strategi eksperimental beginian bolak balik kejadian, dimana Sindo TV pernah juga nayangin animasi anak anak, termasuk Scooby Doo)

Let's move to another story (pindah ke cerita yang lain).

Ada NET TV (NETV) yang konten pergantian pemilik dan namanya makin marak mewarnai explore Instagram saya. Seriusan, kek netijen ini sekepo itu dengan stasiun TV yang pernah mendaku “gue kece dari lahir, ya beginilah udah takdir” ini. Termasuk, tentang nasibnya setelah huru hara beberapa tahun ini.

Pada malam tahun baru (tepat 1 Januari 2025), mereka “mengumumkan” secara resmi bahwa mereka akan berganti nama menjadi MDTV. Pergantian ini dilakukan dengan flipping dual logo (memutar bolak balik dua logo di layar) NET dan MDTV. Flipping ini sebenernya sudah dapat diduga beberapa hari sebelumnya, dimana dalam keterbukaan informasi di website Bursa Efek Indonesia, mereka mengumumkan perubahan nama dan peningkatan modal sejumlah entitas anak NETV, termasuk entitas yang mengoperasikan NET TV (secara legal, menurut KPI dan Kemenkomdigi). Perubahan namanya, dari NET Mediatama Televisi menjadi MDTV Media Televisi. Peningkatan modal ini dilakukan dengan konversi setoran modal (nampaknya setoran modal dari grup Indika-Teladan dulu) dan penambahan sedikit modal baru dari MD Entertainment (FILM).

Flipping tersebut tentu hanya sementara, sebagai bentuk perkenalan kepada penonton. Dengan flipping yang dimulai dari sekarang, spekulasi yang beredar yang menyebut bahwa nama MDTV akan resmi digunakan sekitar Februari atau Maret 2025 menjadi nampak benar adanya. Hal ini juga dikonfirmasi melalui masuknya nama anaknya Manoj Punjabi, Sairaa Punjabi, dalam credit title (nama orang orang yang bertanggung jawab atas produksi konten) program NET yang masih tayang (bukan rerun), berdampingan dengan nama Esmal Diansyah yang bertanggung jawab untuk produksi in house dan pemberitaan NET-MDTV.

Dalam proses ini, perpindahan kantor NET-MDTV ke 2 lokasi berbeda (MD Place-Ceger) sudah selesai dilakukan. Karyawan mereka sudah mulai beraktivitas dan melaksanakan tugas di kantor baru tersebut. Operasional bisnis dan siaran dikontrol dari MD Place, sementara operasional produksi dilakukan di Ceger. Meski terdapat perpindahan, areal lokasi syuting FILM di Ceger tetap digunakan pihak eksternal, dimana sempat ada syuting Kisah Nyata Spesial Indosiar di lokasi ini.

Sejak update terakhir soal NET-MDTV ini, sejumlah perubahan jadwal program telah dilakukan. Yang jelas, program sinetron, series dan film mendominasi sejak sore hingga malam hari selayaknya RCTI, SCTV dan Indosiar. Ada kemungkinan dalam waktu yang tidak terlalu lama, series baru untuk NET-MDTV akan segera tayang.

Apakah perubahan perubahan tersebut akan menghasilkan kesuksesan? Let's see ~

Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.

$SCMA $MNCN $NETV

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy