imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

‍👨‍👧‍👧 KELAS MENENGAH TERTEKAN: PERILAKU KONSUMSI RITEL TERDAMPAK & PROSPEK $MAPI

Perubahan pola pengeluaran kelas menengah di Indonesia mulai menunjukkan tekanan yang signifikan.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), Indeks Barang Tahan Lama (Durable Goods Index) konsumen kelas bawah dan calon kelas menengah dengan pengeluaran bulanan Rp1-2 juta hanya mencapai 100,6 per September 2024.

Indeks ini tumbuh dengan tingkat rata-rata bulanan sebesar 0,77% sejak pandemi.

Sementara itu, konsumen kelas menengah dengan pengeluaran bulanan Rp2,1-5 juta menunjukkan stagnasi pada rata-rata indeks 111,8 sejak puncaknya di 118,8 pada April 2024, setelah pencairan THR.

Fenomena ini mengindikasikan keraguan untuk mengeluarkan uang pada barang non-esensial, seiring peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berdampak luas pada kelas menengah dan bawah.

Sebaliknya, kelas atas masih menjadi pendorong utama, dengan indeks mencapai 115,0 pada September 2024 dan tingkat pertumbuhan rata-rata bulanan 1,25% sejak pandemi.

Fokus pada konsumen kelas atas menjadi strategi utama untuk mengurangi risiko menurunnya daya beli kelas menengah, yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak retailer.

Performa Ritel Pasca-Pandemi: Kasus Mitra Adiperkasa (MAPI)
Pasca pandemi, retailer fokus mengembalikan produktivitas ke tingkat optimal.

Dengan rata-rata Indeks Penjualan Ritel (RSI) pada 9 bulan pertama 2024 mencapai 221,4 (naik 3,6% YoY), target ini tampaknya dapat tercapai.

Mitra Adiperkasa (MAPI), yang dikenal mengelola merek besar seperti Zara, Marks & Spencer, Starbucks, dan Skechers, berhasil melewati rata-rata produktivitas pra-pandemi (Rp20,2 juta/m²) sejak 2021.

Produktivitas kuartal kedua 2024 mencapai Rp8,3 juta/m², melebihi rata-rata historis Rp5,6 juta/m².

Ke depan, produktivitas MAPI diproyeksikan mencapai Rp33,7 juta/m² pada 2024, meski diperkirakan stagnan pada Rp33,6 juta/m² di 2025 akibat perlambatan pertumbuhan penjualan ritel dan segmen F&B yang tertinggal.

Berdasarkan asumsi luas toko 1,24 juta m² pada 2024, pendapatan MAPI diperkirakan mencapai Rp39,1 triliun di 2024 dan Rp43,1 triliun di 2025.

MAPI diproyeksikan oleh Ciptadana Equity akan mencatatkan pertumbuhan pendapatan 15,7% YoY pada 2024, dengan kontribusi terbesar dari MAP Active (24,2% YoY).

Margin kotor juga diharapkan pulih hingga 43,9% melalui manajemen inventori yang strategis.

Meski segmen F&B sempat menghadapi tekanan, pemulihan diprediksi terjadi berkat pengelolaan Starbucks yang baru dan peningkatan kunjungan di beberapa cabang.

Dengan target harga saham Rp2.200 untuk 2025, MAPI tetap menjadi pilihan menarik di sektor ritel Indonesia.

Namun, tantangan seperti potensi gerakan boikot dan menurunnya kepercayaan konsumen perlu diantisipasi.

$IHSG $ACES
___
Follow & Like biar yang lain bisa dapat manfaat juga ^^

Cek link bio untuk join VIP Membership Saham Bagger. Kamu bisa dapetin akses analisa saham mingguan, dashboard data 800+ saham, Watchlist Momentum investing terbaik saat ini: https://cutt.ly/EetQOBGO

Kalo mau ebook gratis, klik link nya diatas, join newsletter analisa saham bareng ribuan subscriber lain☝🏻
___
Stockbit External Community

Saya seorang Momentum Investor yang fokus di Fundamental first lalu technical analysis secara quantitative. Mau ikutan perjalanan investasi saya?

❤️ Join External Community, masukkan kode: A39716
https://stockbit.com/community

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy