Return on invested capital (ROIC) adalah metrik berharga untuk mengukur kinerja perusahaan. Namun, jika kita mengulik sedikit lebih dalam lagi, kita bisa mempelajari lebih banyak hal lagi. Seperti yang kita ketahui, rumus dasar ROIC adalah
NOPAT/ INVESTED CAPITAL
Jika kita memasukkan elemen pendapatan (revenue), kita akan mendapatkan 2 komponen berbeda, di mana masing-masing memiliki cerita yang berkontribusi pada pembentukan ROIC. Mari kita ubah rumus ROIC menjadi
NOPAT/REVENUE (A) x REVENUE/INVESTED CAPITAL (B)
Dari sudut pandang ini, kita dapat melihat bahwa ROIC adalah produk dari NOPAT MARGIN (A) dan INVESTED CAPITAL TURNOVER (B).
NOPAT MARGIN mengungkapkan seberapa efisien sebuah bisnis mengubah revenue dari aktivitas operasinya menjadi laba operasi. Semakin tinggi margin ini, semakin mengindikasikan operasional yang efisien sehingga tercipta laba operasi yang signifikan berbanding revenue nya. Metrik ini juga bisa menjadi deskripsi dari seberapa unik dan kompetitifnya produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan sehingga mampu dijual lebih mahal untuk meraih margin keuntungan tambahan dibandingkan dengan kompetitor. Namun perlu digarisbawahi bahwa pada dasarnya masing-masing sektor industri mempunyai karakteristik margin yang berbeda. Kita bisa membandingkan NOPAT MARGIN sebuah perusahaan dari waktu ke waktu maupun membandingkannya dengan Perusahaan lain dalam sektor industri yang sama.
INVESTED CAPITAL TURNOVER menceritakan kepada kita seberapa banyak revenue yang mampu dihasilkan dari setiap rupiah dari modal yang diinvestasikan. Dengan kata lain, metrik ini memberitahukan kita seberapa baik manajemen dan direksi dalam mengalokasikan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan. Semakin banyak revenue yang dihasilkan per rupiah modal yang diinvestasikan, semakin mengindikasikan bahwa keputusan investasi yang diambil sudah dalam arah yang tepat. Metrik ini juga dapat mengukur tingkat kepadatan modal dari sebuah usaha dan apakah manajemen merupakan kumpulan orang yang mampu mengalokasikan modal dengan benar.
Michael Porter, seorang profesor strategi di Harvard Business School, mengidentifikasi differentiation dan cost leadership sebagai strategi umum untuk meraih advantage. Differentiation berarti bahwa perusahaan dapat menentukan harga barang atau jasanya dengan harga premium kepada pelanggan. Contoh dari perusahaan tipe ini adalah Apple. Cost Leadership berarti perusahaan dapat memberikan penawarannya dengan harga yang relatif rendah. Contoh dari perusahaan jenis ini adalah Walmart. Mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan ROIC yang atraktif dapat menginformasikan analisis competitive analysis.
NOPAT MARGIN mengukur profit per unit. INVESTED CAPITAL TURNOVER adalah perputaran modal yang diinvestasikan. Ini mengukur efisiensi modal. Perusahaan dapat memiliki cara yang berbeda untuk mencapai ROIC yang sama. Misalnya retailer yang merupakan cost leader mungkin memiliki NOPAT MARGIN 3% dan INVESTED CAPITAL TURNOVER 6x lipat. Ini akan menghasilkan ROIC sebesar 18%. Di sisi lain, differentiated luxury good seller mungkin mencapai ROIC yang sama dengan rasio NOPAT MARGIN 18% dan 1x kali INVESTED CAPITAL TURNOVER.
Jika bisnis mencapai ROIC tinggi melalui NOPAT MARGIN yang tinggi, kita harus memfokuskan analisa pada differentiation. Sebaliknya, apabila ROIC tinggi berasal dari INVESTED CAPITAL TURNOVER, analisa harus ditekankan pada cost leadership. Sangat jarang ada perusahaan yang memiliki NOPAT MARGIN dan INVESTED CAPITAL TURNOVER yang tinggi sekaligus.
Kesimpulannya, agar ROIC berada pada level yang reasonable, maka:
*Bisnis dengan margin rendah secara alami perlu efisien secara modal.
*Secara alami, bisnis padat modal harus efisien secara margin.
*Meskipun jarang dijumpai, model bisnis dengan margin tinggi dan capital light akan menghasilkan ROIC yang sangat tinggi.
Happy Sunday!
$BBRI $AADI $ADRO