imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Analisis Singkat Bank $MEGA

Request salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT Bank Mega Tbk (MEGA) mencatat kinerja yang beragam hingga kuartal III 2024. Total aset bank ini tercatat Rp129,43 triliun, turun 1,98% dari Rp132,05 triliun pada akhir 2023. Penurunan ini disebabkan oleh kontraksi kredit yang diberikan, turun 8,36% menjadi Rp60,20 triliun. Meski begitu, efek-efek yang dimiliki MEGA tumbuh signifikan 22,19% menjadi Rp45,97 triliun, menyumbang 35,52% dari total aset. Ini menunjukkan strategi diversifikasi investasi bank, khususnya melalui sekuritas Rupiah dan obligasi pemerintah.

Dari sisi liabilitas, totalnya mencapai Rp107,92 triliun, turun 2,16% dari Rp110,29 triliun pada akhir tahun lalu. Penurunan terbesar terjadi pada simpanan giro, yang merosot 18,61% menjadi Rp8,24 triliun, sementara deposito berjangka turun 10,65% menjadi Rp56,88 triliun. Sebaliknya, CASA yang mencakup giro dan tabungan meningkat 4,67% menjadi Rp27,32 triliun, menunjukkan langkah efisien dalam menekan biaya bunga. https://bit.ly/3YGX6Dc

Pendapatan bunga neto MEGA tercatat Rp4,02 triliun, turun 7,46% dibandingkan Rp4,34 triliun pada tahun lalu, akibat beban bunga yang naik 10,64%. Pendapatan operasional lainnya juga turun signifikan, sebesar 24,88% menjadi Rp1,36 triliun. Kontributor utama pendapatan ini, yaitu provisi dan komisi, mencatat Rp1,24 triliun, turun tipis 2,36%. Namun, keuntungan dari penjualan efek-efek anjlok hingga 83,27% menjadi Rp83,85 miliar, dan pendapatan valuta asing turun 44,33% menjadi Rp29,64 miliar. Hal ini memberikan tekanan besar pada total pendapatan operasional. Upgrade skill

Beban operasional lainnya juga naik 7,75% menjadi Rp2,92 triliun, terutama disebabkan oleh kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 14,61% menjadi Rp1,69 triliun. Dampaknya, laba bersih MEGA turun 28,67% menjadi Rp1,99 triliun. Penurunan ini terlihat pula pada profitabilitas, dengan ROE turun menjadi 12,31% dari 16,91% dan ROA turun menjadi 2,05% dari 2,83%. Meski margin laba operasi (OPM) masih kuat di 45,72%, angka ini turun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 58,84%.

Namun, likuiditas MEGA tetap sangat sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) di level 211,36% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) mencapai 127,88%, jauh di atas regulasi minimum 100%. Hal ini mencerminkan pengelolaan dana yang efisien. Selain itu, CASA yang meningkat menunjukkan strategi fokus pada dana murah untuk menekan biaya bunga, meskipun masih ada tantangan dari sisi kredit bermasalah (NPL), yang naik menjadi 1,78% dari 1,57%.

Bank Mega menunjukkan keunggulan dalam pengelolaan likuiditas dan diversifikasi investasi. Namun, tekanan pada pendapatan dan profitabilitas serta peningkatan risiko kredit menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera ditangani. Dengan strategi optimalisasi CASA dan efisiensi operasional, MEGA memiliki peluang besar untuk memperbaiki kinerja dan mempertahankan posisinya di sektor perbankan Indonesia.

Dengan Weighted Average Cost of Capital (WACC) sebesar 5,47%, MEGA menunjukkan efisiensi dalam struktur permodalannya. WACC ini mencerminkan rata-rata biaya modal yang dikeluarkan oleh bank, baik dari ekuitas maupun utang berbunga. Namun, dibandingkan dengan Return on Invested Capital (ROIC) yang hanya 2,73%, terlihat bahwa pengembalian dari modal yang diinvestasikan belum mampu melampaui biaya modalnya. Ini menjadi indikator bahwa investasi atau strategi bisnis yang dijalankan saat ini belum sepenuhnya menciptakan nilai tambah.

Di sisi lain, Return on Equity (ROE) MEGA tercatat jauh lebih tinggi, yakni 12,31%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan pengembalian yang baik kepada pemegang saham, jauh melampaui WACC. Tingginya ROE dibandingkan ROIC mencerminkan adanya pengaruh leverage atau penggunaan utang yang efektif dalam meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Meskipun hal ini positif untuk pemegang saham, perbedaan signifikan antara ROE dan ROIC menunjukkan bahwa efisiensi pengelolaan aset secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan.

Meskipun ROE yang tinggi menjadi daya tarik bagi investor, fakta bahwa ROIC lebih rendah daripada WACC mengindikasikan adanya tantangan dalam memaksimalkan pengembalian dari investasi yang ada. Untuk jangka panjang, Bank Mega perlu fokus pada peningkatan efisiensi investasi dan pengelolaan modal agar dapat menghasilkan pengembalian yang konsisten di atas biaya modalnya. Dengan demikian, MEGA dapat menjaga profitabilitas yang berkelanjutan sekaligus memperkuat daya saingnya di industri perbankan.

Kinerja Bank Mega

🔥 Pertumbuhan pada Efek-efek

Efek-efek naik 22,19% menjadi Rp45,97 triliun.

Porsi terhadap total aset: 35,52%.
✅ Diversifikasi investasi yang baik untuk mengurangi risiko kredit.


⚡ Pengelolaan CASA yang Efisien

CASA meningkat 4,67% menjadi Rp27,32 triliun.

Porsi terhadap DPK naik menjadi 32,45%.
✅ Membantu menekan biaya bunga.


🔥 Likuiditas yang Sehat

LCR: 211,36%.

NSFR: 127,88%.
✅ Jauh di atas regulasi minimum 100%.


⚡ Pengelolaan Modal yang Baik

KPMM: 26,81%, jauh di atas standar minimum 11%.
✅ Modal yang kuat untuk ekspansi dan mitigasi risiko.


🔥 Efisiensi Operasional pada Segmen Provisi dan Komisi

Beban provisi dan komisi: Rp8,4 miliar.

Pendapatan bersih provisi dan komisi: Rp1,23 triliun.
✅ Tingkat efisiensi yang sangat baik.

⚡ Penurunan Kredit yang Diberikan

Kredit bruto turun 8,36% menjadi Rp60,20 triliun.
❌ Penurunan Rp5,49 triliun mengindikasikan kurangnya pertumbuhan inti bisnis. https://bit.ly/3YGX6Dc


🔥 Rasio Kredit Bermasalah (NPL) yang Meningkat

NPL naik menjadi 1,78% dari 1,57%.
❌ Kolektibilitas dalam perhatian khusus naik 199% menjadi Rp3,02 triliun.


⚡ Pendapatan Operasional yang Menurun

Pendapatan bunga neto turun 7,46%.

Pendapatan operasional lainnya turun 24,88%.
❌ Tekanan besar pada total pendapatan.


🔥 Beban Operasional yang Meningkat

Beban umum dan administrasi naik 14,61% menjadi Rp1,69 triliun.

Total beban operasional lainnya naik 7,75% menjadi Rp2,92 triliun.
❌ Menekan laba operasional.


⚡ Profitabilitas yang Tertekan

ROE: 12,31%, turun dari 16,91%.

ROA: 2,05%, turun dari 2,83%.
❌ Penurunan margin laba, termasuk NPM (36,99%) dan OPM (45,72%).



---

Perbandingan WACC, ROIC, dan ROE

🔥 WACC

5,47%
✅ Menunjukkan efisiensi struktur permodalan.


⚡ ROIC

2,73%
❌ Lebih rendah dari WACC, menunjukkan efisiensi investasi yang kurang optimal. https://bit.ly/3YGX6Dc


🔥 ROE

12,31%
✅ Tinggi, menunjukkan pengembalian yang baik bagi pemegang saham.

WACC vs ROIC: ❌ ROIC lebih rendah dari WACC (2,73% vs 5,47%).

WACC vs ROE: ✅ ROE lebih tinggi dari WACC (12,31% vs 5,47%).

ROE vs ROIC: ❌ ROE jauh lebih tinggi dari ROIC (12,31% vs 2,73%), menunjukkan leverage yang tinggi.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Dan jangan lupa kunjungi  Insight Pintar Nyangkut di sini  https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BRIS $BBRI

Read more...

1/3

testestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy