⚖️ PPN Efektif Untuk Barang & Jasa Umum Tetap 11%
Pemerintah pada Selasa (31/12) mengumumkan beberapa poin penting terkait kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) per 1 Januari 2025:
Kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% hanya berlaku untuk barang–barang mewah seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 15/2023 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 42/2022.
Barang dan jasa yang selama ini dibebaskan dari PPN tidak mengalami perubahan.
Barang dan jasa umum yang selama ini dikenakan PPN 11% tidak mengalami kenaikan PPN secara efektif, sehingga tarif PPN–nya tetap 11% dari harga jual.
Secara teknis, pemerintah tidak membatalkan tarif PPN 12% untuk barang dan jasa umum, melainkan dengan menerapkan dasar pengenaan pajak (DPP) sebesar 11/12 dari harga jual atau nilai impor. Penerapan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 131/2024 dan akan membuat pengenaan PPN barang dan jasa umum tetap 11% dari harga jual atau nilai impor.
Sebagai ilustrasi, barang umum dengan harga jual 10 juta rupiah akan memiliki dasar pengenaan pajak senilai 9,17 juta rupiah, yang dihasilkan dari 11/12 x 10 juta rupiah. Dasar pengenaan pajak tersebut kemudian dikenakan PPN 12%, yang menghasilkan total PPN sebesar 1,1 juta rupiah. Dengan demikian, tarif PPN yang efektif adalah 11% dari harga jualnya, meski tarif PPN naik menjadi 12%.
Berdasarkan simulasi pada gambar kedua, besaran PPN yang dibayarkan untuk barang dan jasa umum tetap sama.
Pengumuman tersebut – khususnya untuk poin ke–3 – sekaligus membatalkan keterangan tertulis dari Direktorat Jenderal Pajak pada 21 Desember 2024 yang menyatakan bahwa kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% per 1 Januari 2025 berlaku untuk seluruh barang dan jasa yang selama ini dikenakan tarif 11%, dengan pengecualian minyak goreng curah ‘Minyakita’, tepung terigu, dan gula industri. Selain itu, pemerintah juga menyebut bahwa paket stimulus yang diumumkan pada 16 Desember 2024 tetap akan berlaku.
🔑 Key Takeaway
Batalnya kenaikan PPN bagi barang dan jasa umum serta tetap berlakunya paket stimulus berpotensi memberikan sentimen positif bagi sektor konsumer – terutama segmen menengah ke bawah seperti $ICBP, $MYOR, dan $TSPC – karena dapat menjaga daya beli masyarakat, terutama pada 1H25. Namun, masih terdapat risiko terjadinya kenaikan harga jika sejumlah pelaku usaha telah menaikkan harga jual dan tidak membatalkannya.
Merespons perkembangan ini, IHSG ditutup naik +1,18% ke level 7.163 pada perdagangan hari ini, Kamis (2/1).
Stockbit Snips 2 Januari 2024:
https://cutt.ly/oe13nmsC
1/2