Apakah Masih Ada Orang yang Mau Naik Pesawat Boeing Setelah Rentetan Kasus Beberapa Tahun Terakhir?
Tadi baru nonton di Youtube, banyak orang yang membatalkan tiket pesawat karena takut. Cek di youtube di sini https://cutt.ly/9e1XRLqm
Wajar sih kalau banyak yang takut. Pada 29 Desember 2024, Jeju Air, maskapai penerbangan asal Korea Selatan, mengalami kecelakaan tragis dengan pesawat Boeing 737-800 yang mengangkut 181 orang, termasuk 175 penumpang dan 6 awak kabin. Kecelakaan ini terjadi saat pesawat berusaha mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan. Pesawat gagal mengeluarkan roda pendaratan dan mendarat dengan perut, tergelincir di landasan pacu, menabrak dinding beton, dan terbakar. Akibatnya, 179 orang tewas, sementara 2 awak kabin yang duduk di bagian belakang pesawat selamat dengan luka-luka.
Pada 29 Desember 2024, selain kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat Jeju Air, terjadi beberapa insiden penerbangan lainnya yang tidak sampai fatal seperti:
1. KLM Royal Dutch Airlines di Norwegia
Pesawat Boeing 737-800 milik KLM Royal Dutch Airlines mengalami pendaratan darurat di Bandara Oslo Torp Sandefjord, Norwegia, akibat kegagalan sistem hidrolik.
Setelah mendarat, pesawat tergelincir keluar dari landasan pacu dan berhenti di area berumput dekat taxiway.
Beruntung, seluruh 182 orang di dalam pesawat—termasuk 176 penumpang dan 6 awak—selamat tanpa luka-luka.
2. Air Canada di Kanada
Pesawat Air Canada dengan nomor penerbangan 2259 mengalami masalah pada roda pendaratan saat hendak mendarat di Bandara Internasional Halifax Stanfield, Kanada. Pesawat Bombardier, bukan Boeing
Salah satu roda tidak terbuka dengan sempurna, menyebabkan pesawat tergelincir dan salah satu mesinnya terbakar.
Meskipun demikian, seluruh 73 penumpang dan awak pesawat berhasil dievakuasi dengan selamat tanpa luka-luka.
Yang parah memang Jeju Air. Penyelidikan awal di Jeju Air menunjukkan bahwa pesawat mengalami masalah pada mesin dan menerima peringatan kemungkinan tabrakan dengan burung sebelum kecelakaan. Selain itu, ada indikasi bahwa masalah pada sistem kontrol hidraulik pesawat dapat menjadi penyebab utama kegagalan roda pendaratan.
Sebagai respons terhadap kecelakaan ini, Kementerian Transportasi Korea Selatan memerintahkan inspeksi keselamatan darurat pada semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai domestik. Selain itu, Jeju Air mengumumkan akan menambah jumlah petugas pemeliharaan dan mengurangi operasi penerbangan sebesar 10-15% hingga Maret 2025 untuk meningkatkan keselamatan operasional pesawat.
Kecelakaan ini menjadi yang paling mematikan dalam sejarah penerbangan Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir dan merupakan yang pertama bagi Jeju Air sejak didirikan pada tahun 2005.
Dalam lima tahun terakhir, beberapa insiden melibatkan pesawat Boeing yang menonjol, antara lain:
1. Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 (9 Januari 2021)
Pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Semua 62 orang di dalam pesawat, termasuk 50 penumpang dan 12 awak, tewas.
Penyebab kecelakaan adalah hilangnya kontrol pesawat akibat kegagalan sistem autothrottle.
2. Kecelakaan Lion Air JT610 (29 Oktober 2018):
Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Laut Karawang, Jawa Barat, 13 menit setelah lepas landas.
Semua 189 orang di dalam pesawat tewas.
Penyebab kecelakaan terkait dengan sistem MCAS yang dirancang untuk mencegah stall, namun mengalami malfungsi.
3. Kecelakaan Ethiopian Airlines ET302 (10 Maret 2019)
Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines rute Addis Ababa-Nairobi jatuh enam menit setelah lepas landas.
Semua 157 orang di dalam pesawat tewas.
Penyebab kecelakaan juga terkait dengan sistem MCAS yang mengalami malfungsi.
4. Kecelakaan China Eastern Airlines MU5735 (21 Maret 2022)
Pesawat Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines rute Kunming-Guangzhou jatuh di wilayah Guangxi, China.
Semua 132 orang di dalam pesawat tewas.
Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, namun tidak terkait dengan sistem MCAS seperti pada model 737 MAX.
Apakah di Indonesia masih banyak maskapai pakai Boeing?
Dalam lima tahun terakhir, baik Boeing maupun Airbus sama-sama mengalami beberapa insiden besar yang cukup mengguncang dunia penerbangan. Masing-masing produsen pesawat ini tentu mendapat perhatian besar setelah beberapa kecelakaan yang melibatkan pesawat mereka.
Airbus juga punya catatan insiden tapi tidak separah Boeing. Contohnya pada 2 Januari 2024, Japan Airlines mengalami tabrakan dengan pesawat lain di Bandara Haneda, Tokyo, yang melibatkan pesawat Airbus A350-900. Meskipun tabrakan itu mengakibatkan lima korban jiwa, seluruh penumpang di pesawat Airbus selamat. Kemudian, pada 25 Januari 2024, Batik Air yang menggunakan Airbus A320-200 mengalami insiden unik, di mana pilot tertidur selama penerbangan, yang menyebabkan pesawat keluar jalur untuk sementara. Untungnya, semua penumpang selamat. Pada 14 Juni 2024, ada lagi insiden dengan Batik Air Flight 6015 yang menggunakan Airbus A320-200. Pesawat ini mengalami masalah ketinggian saat hendak mendarat di Denpasar, Indonesia, tapi tidak ada yang terluka.
Jika dilihat dari jumlah insiden, keduanya, Boeing dan Airbus, tercatat mengalami empat kasus besar dalam lima tahun terakhir. Namun, Boeing tampaknya lebih parah dan fata, terutama setelah dua kecelakaan fatal yang melibatkan model 737 MAX. Insiden ini bukan hanya mengakibatkan banyak korban, tapi juga mengubah banyak regulasi di dunia penerbangan. Sementara itu, meskipun Airbus terlibat dalam beberapa insiden, tak ada yang sampai mengakibatkan korban sebanyak itu. Kebanyakan insiden yang melibatkan Airbus lebih ke masalah teknis atau operasional, bukan masalah fatal.
Intinya, baik Boeing maupun Airbus menghadapi tantangan besar dalam menjaga keselamatan penerbangan. Namun, Boeing, terutama dengan model 737 MAX, mengalami tekanan yang lebih besar karena insiden-insiden fatal tersebut. Airbus, meskipun ada insiden, cenderung tidak menghadapi masalah sebesar itu dalam lima tahun terakhir.
Masih mau naik Boeing?
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
$GIAA $CASS $ADRO
1/3