$RATU: Potensi Kolaborasi Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro dalam Industri Migas
Disclaimer: Tulisan ini bersifat investigatif serta merupakan opini dan hasil analisis penulis pribadi tanpa mewakili pihak/institusi manapun. Konten ini dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Tulisan ini berawal dari rumor pemberitaan di Bloomberg Technoz pada 25 November 2024 bahwa Prajogo Pangestu disebut-sebut akan menjadi anchor buyer dalam IPO RATU. Meskipun Direktur Utama Barito Pacific ($BRPT) sekaligus anak dari Prajogo Pangestu, Agus Salim Pangestu, belum bersedia memberikan komentar terkait hal tersebut pada 16 Desember 2024, saya tetap mencoba menganalisis potensi kolaborasi ini.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, saya dapat membayangkan bahwa RATU memiliki potensi besar untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan milik Prajogo Pangestu. Hipotesis ini didasarkan oleh 3 alasan sederhana yakni:
1. Historical Passion: Ketertarikan Lama Prajogo Pangestu Terhadap Industri Migas
2. Fully Integrated Petroleum Business: Akuisisi Bisnis Hulu Migas untuk Mendukung Kilang Shell yang Baru Diakuisisi pada 2024
3. Established Partnership: Track Record Kerja sama dengan Happy Hapsoro di $PTRO
---
1. Historical Passion: Ketertarikan Lama Prajogo Pangestu Terhadap Industri Migas
Bisnis migas bukanlah sesuatu yang baru bagi Prajogo Pangestu. Pada era 2010-2020, Prajogo Pangestu pernah mencoba peruntungan dalam industri migas, baik melalui Star Energy maupun Barito Pacific. Sebelumnya, Star Energy memiliki 3 blok minyak dan gas yang meliputi blok Kakap PSC, Sebatik PSC, dan Sekayu PSC. Meskipun demikian, perkembangan ketiga aset ini belum diketahui pada tahun 2024.
Selain itu, BRPT juga sudah berekspansi ke bisnis migas pada Mei 2010. BRPT bermitra dengan BUMD Jawa Timur dalam PT Petrogas Pantai Madura yang memiliki 10% participating interest dalam WK Madura Offshore. Berdasarkan Annual Report tahun 2023, aset ini masih dimiliki oleh BRPT dengan kepemilikan 49%
Di sisi lain, RATU juga bermitra dengan BUMD Jawa Timur dalam PT Petrogas Jatim Utama Cendana yang memiliki 2,24% particpating interest dalam WK Cepu. Pengalaman Prajogo Pangestu di industri migas serta relasi baik antara BRPT & RATU dengan BUMD Jawa Timur dapat menjadi modal ketika BRPT & RATU melakukan sinergi operasional nantinya, seperti konsolidasi aset (BRPT menjual 49% PT Petrogas Pantai Madura ke RATU) untuk unlocking value bisnis migas.
2. Fully Integrated Petroleum Business: Akuisisi Bisnis Hulu Migas untuk Mendukung Kilang Shell yang Baru Diakuisisi pada 2024
Bisnis Petrokimia Prajogo Pangestu, Chandra Asri Pacific (TPIA) mengumumkan pada Mei 2024 bahwa joint venture-nya bersama Glencore plc, CAPGC Pte. Ltd., telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi seluruh kepemilikan Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP) dari Shell Singapore Pte. Ltd. Transaksi ini diharapkan selesai pada awal tahun 2025.
Akuisisi ini membuat TPIA memiliki kilang minyak mentah berkapasitas 237.000 barel per hari, ethylene cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom, dan aset kimia hilir di Pulau Jurong. Nantinya, kepemilikan kilang ini membuat TPIA akan membutuhkan minyak bumi dalam jumlah banyak.
Oleh karena itu, RATU memiliki potensi besar untuk berkolaborasi dengan TPIA dalam hal jual beli minyak. Hal ini sebagai salah satu upaya diversifikasi supplier minyak bumi untuk kilang TPIA di Singapura, selain dari Glencor, SIETCO, dan PTT Trading.
3. Established Partnership: Track Record Kerja sama dengan Happy Hapsoro di PTRO
Track record kerja sama antara Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro sudah terjalin sejak akhir tahun 2023 di Petrosea. Perusahaan induk Prajogo Pangestu di sektor usaha pertambangan dan energi, Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), mengumumkan bahwa anak usahanya, PT Kreasi Jaya Persada (KJP), telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat untuk mengakuisisi ~342,93 juta (34%) saham Petrosea (PTRO) dari PT Caraka Reksa Optima.
PT Caraka Reksa Optima sendiri merupakan entitas yang terafiliasi dengan Hapsoro melalui karena dimiliki oleh PT Sentosa Bersama Mitra. Di sisi lain, induk usaha RATU, Rukun Raharja (RAJA), pada dasarnya dimiliki oleh Hapsoro secara langsung (28,5%) dan tidak langsung melalui PT Sentosa Bersama Mitra (35,2%) dan PT Basis Utama Prima (11,5%).
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa kolaborasi ini belum tentu mengimplikasikan bahwa Prajogo Pangestu akan memiliki saham RATU baik secara langsung maupun tidak langsung melalui BRPT, TPIA, CUAN atau PTRO.
Sebagai penutup, saya mengakhiri tulisan ini dengan kembali mengutip sepenggal paragraf dari tulisan S.K. Zainuddin dan Yus Husni Thamrin dalam majalah GlobeAsia pada November 2007 yang berjudul “Prajogo Pangestu: $5 Billion Transformation.”
"Prajogo sangat cerdas dan berbakat dalam berbisnis. Dia pandai bergaul dengan orang lain dan tahu bagaimana menjalin bisnis dengan mereka. Dia adalah tipe orang yang tidak mudah menyerah, dan dia selalu berpikir besar. Inilah alasan mengapa banyak pengusaha Jepang menyukainya dan mendukungnya pada saat itu," ujar seorang sumber yang sebelumnya dekat dengan taipan tersebut kepada GlobeAsia.
Keep thinking big, Pak PP!
1/6