Uodate $INCO: Unlocking Its True Potential
1. Gambaran Umum Perusahaan
• Vale Indonesia adalah produsen utama nickel in matte, berbasis di Soroako, Sulawesi.
• Operasi mencakup tambang dan fasilitas pengolahan terintegrasi.
2. Rekomendasi Saham
• Rekomendasi: HOLD
• Target Harga: Rp3.800
3. Kinerja Saham dan Pasar
• Kapitalisasi pasar: Rp38,364 miliar atau US$2,418 juta.
• Saham INCO turun 14.5% sepanjang tahun ini.
Pemegang saham utama:
• Vale Canada Limited
• Mineral Industri Indonesia
• Sumitomo Metal Mining
4. Driver Pertumbuhan & Proyeksi Keuangan
Proyeksi Pertumbuhan:
• Laba bersih 2025 diperkirakan naik 18% YoY menjadi US$73 juta.
• Didukung EBIT lebih tinggi, meski terbebani oleh biaya bunga dari capex besar (US$700 juta).
Kontribusi Bahadopi & Pomalaa Projects:
• Penjualan saprolite: 1.2–1.3 juta wmt di 2025.
• Total produksi saprolite diharapkan mencapai 6 juta wmt/tahun setelah tambang beroperasi penuh.
5. Proyek Strategis dan Investasi
Tambang Baru:
• Bahadopi: Produksi dimulai Q4 2024.
• Pomalaa: Dimulai Q2 2026.
• Sorowako limonite: Produksi dimulai Q3 2026, target 21 juta wmt di 2027.
Proyek HPAL (High Pressure Acid Leach):
• Kapasitas gabungan: 180,000 ton MHP.
• Kolaborasi dengan GEM Co. untuk HPAL smelter di Morowali (kapasitas: 60,000 ton).
• Produksi HPAL dimulai H1 2027.
6. Sensitivitas Terhadap Perubahan Pasar
Kenaikan 5% harga/volume penjualan nickel matte:
• Laba bersih naik 36.8%-49.4%.
Pengaruh saprolite:
• Dampaknya kecil terhadap pertumbuhan laba.
• Fokus utama tetap pada nickel matte sebagai pendorong pendapatan.
7. Kondisi dan Proyeksi Keuangan
Proyeksi omzet:
• 2025: US$987 juta
• 2026: US$1,186 juta
• EBITDA diperkirakan meningkat signifikan meskipun ada siklus capex tinggi.
8. Bottom line
• Vale Indonesia memiliki prospek pertumbuhan solid berkat ekspansi tambang dan kolaborasi strategis.
Tantangan utama:
• Biaya bunga tinggi
• Capex besar
DISCLAIMER ON
DYOR
random tag
$BREN $AADI