REVIEW HASIL PUBLIC EXPOSE $FREN
Judul : Lucu Dan Terpadu
### Pertanyaan dari Bapak Indra - TeknoBuzz:
1. Dalam paparan, dijelaskan bahwa baik Axiata maupun Sinarmas akan memiliki persentase kepemilikan saham perusahaan hasil penggabungan yang sama. Apakah bisa dijelaskan mengapa demikian?
2. Bagaimana komposisi Direksi setelah penggabungan usaha?
3. Bagaimana dengan spektrum frekuensi yang dimiliki masing-masing perusahaan saat ini setelah merger?
Jawaban Oleh Bapak Merza Fachys:
1. Kepemilikan Saham yang Setara: Meskipun manajemen menyatakan kepemilikan saham yang setara mencerminkan komitmen yang sama, bisa juga diinterpretasikan sebagai indikasi kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi salah satu pihak. Kepemilikan yang sama bisa jadi merupakan kompromi untuk menghindari persaingan yang lebih sengit di antara kedua pemegang saham pengendali di masa depan, bukan semata-mata dorongan untuk memajukan perusahaan hasil penggabungan. Bisa juga dipertanyakan apakah struktur ini akan optimal dalam pengambilan keputusan yang cepat dan efisien di masa mendatang, mengingat potensi deadlock jika terjadi perbedaan pendapat yang signifikan.
2. Komposisi Direksi: Pernyataan bahwa komposisi Direksi akan ditentukan sejalan dengan proses penggabungan yang masih berlangsung dapat diartikan sebagai ketidakpastian dan potensi konflik kepentingan. Keterlambatan dalam menentukan komposisi Direksi dapat menimbulkan spekulasi dan ketidakpercayaan dari investor dan publik. Bisa jadi, negosiasi mengenai posisi-posisi kunci di Direksi masih alot dan belum menemukan titik temu, yang berpotensi menghambat efektivitas operasional di awal penggabungan. Seharusnya, kerangka dasar komposisi Direksi sudah disiapkan sebelum pengumuman penggabungan untuk memberikan kepastian dan keyakinan kepada publik.
3. Spektrum Frekuensi: Meskipun Perseroan telah menyampaikan perlunya dukungan alokasi spektrum yang memadai, ada kemungkinan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan aspek persaingan yang sehat di industri telekomunikasi. Pemerintah mungkin enggan memberikan alokasi spektrum yang terlalu besar kepada perusahaan hasil penggabungan, khawatir akan menciptakan dominasi pasar dan mematikan persaingan. Evaluasi Komdigi bisa jadi menghasilkan keputusan yang kurang menguntungkan bagi perusahaan hasil penggabungan, misalnya dengan membatasi alokasi spektrum atau mengenakan biaya yang lebih tinggi, dengan alasan optimalisasi penggunaan spektrum secara nasional dan menjaga persaingan yang sehat.
### Pertanyaan dari Bapak Doni Renaldi - Aktual Id:
1. Apa yang akhirnya mendorong terjadinya merger ini, dan apa latar belakang hingga diputuskan bahwa kedua perusahaan ini yang akan merger?
2. Apa saja yang jadi kelebihan Smartfren, dan nantinya setelah merger, bagaimana nasib produk dan layanan Smartfren?
3. Setelah merger ini, seperti apa layanan pelanggan, produk dan spektrum yang digunakan?
Jawaban Oleh Bapak Merza Fachys:
1. Dorongan Merger dan Latar Belakang: Meskipun dinyatakan bahwa konsolidasi merupakan keharusan untuk bersaing, bisa jadi merger ini lebih didorong oleh tekanan finansial dan kebutuhan untuk meningkatkan skala ekonomi. Ketimpangan sumber daya memang ada, tetapi merger bukanlah satu-satunya solusi. Bisa jadi, merger ini merupakan langkah defensif untuk menghindari persaingan yang semakin ketat dan potensi kerugian yang lebih besar bagi kedua belah pihak. Narasi tentang "persaingan tidak sehat" bisa jadi digunakan untuk membenarkan merger yang sebenarnya didorong oleh motif ekonomi yang lebih mendasar. Alih-alih menciptakan persaingan yang "lebih setara," merger ini justru berpotensi mengurangi jumlah pemain di pasar dan pada akhirnya mengurangi pilihan bagi konsumen.
2. Kelebihan Smartfren dan Nasib Produk/Layanan: Memang benar Smartfren menunjukkan ketangguhan, tetapi "keterbatasan sumber daya" yang disebutkan bisa diartikan sebagai ketidakmampuan untuk berinvestasi secara signifikan dalam infrastruktur dan teknologi baru. "Semangat, daya juang, dan kreativitas" mungkin tidak cukup untuk bersaing dengan operator yang lebih besar dalam jangka panjang tanpa investasi yang memadai. Pernyataan bahwa produk dan layanan Smartfren akan tetap ada bisa jadi hanya bersifat sementara. Dalam jangka panjang, kemungkinan besar akan terjadi rasionalisasi produk dan layanan untuk menghindari duplikasi dan efisiensi biaya, yang berpotensi menghilangkan beberapa produk dan layanan yang dulunya menjadi ciri khas Smartfren.
3. Layanan Pelanggan, Produk, dan Spektrum: Harapan bahwa layanan akan "semakin lebih baik" dan menghasilkan "produk-produk yang inovatif" setelah merger belum tentu terwujud. Integrasi sistem dan jaringan setelah merger seringkali menimbulkan masalah teknis dan gangguan layanan dalam jangka pendek hingga menengah. Fokus pada integrasi dan efisiensi biaya pasca-merger bisa jadi mengorbankan inovasi dan pengembangan produk baru. Evaluasi Komdigi mengenai spektrum juga belum tentu memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan hasil merger. Pemerintah mungkin akan lebih berhati-hati dalam memberikan alokasi spektrum yang besar untuk menghindari monopoli dan memastikan persaingan yang sehat di industri telekomunikasi.
$IDXINFRA