Selamat Natal bagi yang merayakan.
Selamat berlibur buat kita semua, jadikan liburan ini introspeksi diri.
Semoga tahun depan kita bisa lebih diberkati daripada tahun ini.
Meskipun 2025 akan lebih berat kondisi makro Indonesia sendiri dan luar negeri, demikian juga efeknya berat juga buat Bisnis masing-masing Perusahaan.
Keuangan Indonesia 2025 makin berat meski PPN naik sekalipun,
Disatu sisi pengeluaran naik baik dari cicilan Hutang dan bunga, kemudian Pemerintah yang gemuk ini masing-masing fokus pada anggaran pengeluaran dan habis kan anggaran saja.
Disisi lain pemasukan, tidak ada kreatif dari pemerintah dan Pemerintah terasa membiarkan saja Industri Manufaktur turun dan kalah bersaing dengan barang Import, buat Pengusaha lebih baik jadi distributor daripada buat pabrik tapi kegenjet kebijakan pemerintah, pajak, belum urusin pegawai, dan ujungnya harganya masih kalah dengan Import.
Dari kondisi politik Indonesia juga akan makin berat,
Apa yang dilakukan Pemerintah sekarang terlihat jelas tajam buat yang berlawanan dengan mereka. Mereka yang berlawanan salah sedikit akan cepat jadi Tersangka
tapi lembek pada yang bersekutu dengan Penguasa, meski kelihatan korupsi atau melakukan kesalahan tetap saja diberikan kekuasaan bahkan bisa diampuni Korupsinya asal mengaku dan bisa dibereskan diam-diam.
Mungkin ini yang terakhir ini saya kritik Pemerintah daripada nanti dicari-cari. Makin lama makin seperti Orba saja, bahkan sekarang lukisanpun bisa dibredel karena menyinggung Koalisi Penguasa.
Tindakan Pemerintah ini malah bahaya karena menciptakan musuh-musuh Politik dan jika terjadi Krisis ekonomi atau kesulitan ekonomi akan jadi ramai dan bisa jadi besar keributan, apalagi masyarakat sekarang sudah banyak yang merasakan makin susahnya hidup di Indonesia.
Dari kondisi luar negeripun, sedang tidak baik-baik saja.
- USA mau perpindahan kekuasaan ke Trump dan kedepan selain dia fokus pada perlindungan Industri Manufaktur dalam negeri dengan menaikkan tarif Import bagi negara yang US defisit perdagangannya besar seperti China, Meksiko, Canada.
Selain itu akan dilakukan pengetatan anggaran pemerintah juga.
Kedua hal itu bagus tujuannya tapi efeknya besar buat masyarakat US yaitu inflasi dan naikknya pengeluaran dan kalau tidak hati-hati malah bisa membuat US krisis.
Dari politik US sendiri juga tidak baik-baik,
Sifat Trump dan Elon musk yang keras, itu banyak politikus yang tidak suka.
Ditambah Trump bereaksi keras dan menentang pada golongan LGBT, imigran, itu akan buat kondisi politik dalam negeri akan ramai juga jika terjadi perselisihan atau tindakan keras dari Pemerintah.
- Eropa dan England juga tidak baik-baik ekonominya, selain pemasukannya stagnan tapi pengeluaran makin membengkak dan imigran juga meningkat dan sekarang meningkat pencuri, kejahatan dan orang miskin.
- China juga mengalami masalah sendiri, selain ekonomi, taiwan dan juga masalah dengan penduduknya yang anak mudanya lebih suka menganggur atau kerja non fisik.
- Timur Tengah sibuk dengan perang antar negara.
Kondisi diatas itu kalian harus perhatikan di 2025 baik trader terutama Investor.
Malah Perkiraan saya ini seperti tinggal menunggu saja siapa yang meledak duluan dan tiba-tiba bankrut dan ujungnya menular ke negara-negara dan terjadilah Krisis Ekonomi Dunia.
Meskipun perkiraan saya akan terjadi di akhir tahun.
Semoga perkiraan saya salah,
tapi apapun itu kalian tetap harus perhatikan kondisi yang terjadi dan market saham akan lebih berat di 2025.
Kalau saya strategi 2025 sama seperti 2024 Manfaatkan momentum yang ada sebaik-baiknya tapi jangan lupa profit taking atau jualan ketika momentum itu selesai dan cari lainnya dan ulangi lagi prosesnya.
Jika tidak ada atau jika kondisi makro memburuk, tidak ada salahnya pegang cash bahkan bersih barang itu juga strategi.
Orang yang mikir tidak apa-apa simpan saham perusahaan besar meski turun banyak atau krisis terjadi sekalipun nanti ujungnya akan naik lebih tinggi. Bagi saya itu orang malas dan dia baru alami krisis Covid.
Setiap Krisis itu punya masalah dan akibat beda-beda. Kalau saya lebih baik amankan posisi jika mulai ada krisis dan baru masuk lagi setelah ada penyelesaian krisis, itu lebih baik secara psikologis dan lebih baik secara hasil.
Kita semua tidak tahu akibat masing-masing krisis, yah kalau cuman efeknya seperti Covid yang dunia hanya berhenti karena penyakit tapi setelah ditemukan antivirusnya selesai atau yah kalau krisisnya terjadi di US 2008 jadi setelah Obama terpilih, Indo yang baik-baik ekonominya saat itu, langsung terbang kembali.
Kalau misal yang terjadi seperti 1998 bagaimana ? Kalau itu yang terjadi resikonya besar buat Indonesia dan resiko besar juga buat Perusahaan besar sekalipun, Ingat saat itu $BBCA sekalipun goyang dan masuk BPPN sebelum ujungnya dijual.
Tulisan saya ini bukan tujuan menakuti-nakuti kalian di Natal ini tapi berusaha membuka pikiran kalian agar lebih peduli apa yang terjadi saat ini.
$ADRO $BBRI