imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saham yang Dipegang Buffett di Desember 2024

Warren Buffett, yang dikenal sebagai "Oracle of Omaha," mengelola portofolio investasi melalui perusahaannya, Berkshire Hathaway, dengan total nilai sekitar $291,2 miliar atau setara dengan Rp4.659 triliun (kurs Rp16.000 per dolar AS). Beda dengan Oracle of Stockbit dan beda dengan Pak Toto yang jualan mie goreng. https://bit.ly/45FDAJu

Menariknya, hampir 75% dari nilai investasi Buffett ini terkonsentrasi hanya pada tujuh saham utama. Berikut adalah tujuh saham terbesar dalam portofolio Buffett:

1. Apple: Senilai $74,9 miliar (Rp1.198 triliun).

2. American Express: Senilai $44,4 miliar (Rp710,4 triliun).

3. Bank of America: Senilai $33,2 miliar (Rp531,2 triliun).

4. Coca-Cola: Senilai $25 miliar (Rp400 triliun).

5. Chevron: Senilai $16,7 miliar (Rp267,2 triliun).

6. Occidental Petroleum: Senilai $11,6 miliar (Rp185,6 triliun).

7. Moody's: Senilai $11,4 miliar (Rp182,4 triliun).

Menariknya, Buffett telah melakukan beberapa penyesuaian signifikan dalam portofolionya. Selama delapan kuartal terakhir, Berkshire Hathaway lebih banyak menjual saham daripada membeli, dengan total penjualan bersih lebih dari $127 miliar (Rp2.032 triliun) dalam sembilan bulan pertama tahun 2024. Salah satu penjualan terbesar adalah saham Apple, di mana Buffett mengurangi kepemilikannya sebesar 25% atau sekitar 100 juta saham, menyisakan 300 juta saham di perusahaan tersebut. Upgrade skill https://bit.ly/3YGX6Dc

Selain itu, Buffett juga mengurangi kepemilikan di Bank of America, menjual lebih dari 266 juta saham sejak pertengahan Juli 2024. Langkah ini mungkin mencerminkan kekhawatiran terhadap dampak suku bunga yang lebih rendah terhadap pendapatan bunga bersih bank tersebut.

Di sisi lain, Buffett meningkatkan investasinya di sektor energi. Berkshire Hathaway baru-baru ini membeli tambahan saham Occidental Petroleum senilai sekitar $405 juta (Rp6,48 triliun), meningkatkan kepemilikannya menjadi sekitar 28,1% dari total saham yang beredar.

Strategi Buffett yang berfokus pada konsentrasi portofolio menunjukkan kepercayaannya pada perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, penyesuaian terbaru, seperti pengurangan signifikan dalam saham Apple dan Bank of America, menunjukkan bahwa Buffett terus memantau dan menyesuaikan investasinya berdasarkan kondisi pasar dan prospek masa depan. https://bit.ly/3OZWjZR

馃敟Top 7 Saham Terbesar (75% dari portofolio total):

1. Apple: $74,937,000,000

2. American Express: $44,434,063,956

3. Bank of America: $33,242,330,942

4. Coca-Cola: $24,980,000,000

5. Chevron: $16,741,876,874

6. Occidental Petroleum: $11,579,569,929

7. Moody's: $11,399,657,716

馃敟Saham dengan Investasi $1 Miliar - $9,8 Miliar:

8. Kraft Heinz: $9,801,608,022

9. Chubb: $7,384,548,437

10. Mitsubishi: $5,689,146,301

11. Itochu: $5,633,643,875

12. DaVita: $5,325,540,398

13. Mitsui: $5,042,679,316

14. Citigroup: $3,779,849,011

15. Kroger: $3,048,000,000

16. Visa: $2,612,704,205

17. VeriSign: $2,479,052,179

18. Sirius XM Holdings: $2,315,347,323

19. Amazon: $2,232,900,000

20. Sumitomo: $2,102,156,728

21. Mastercard: $2,086,133,165

22. Marubeni: $1,997,747,403

23. BYD: $1,847,682,841

24. Capital One Financial: $1,598,506,000

25. Aon: $1,450,375,000

26. T-Mobile: $1,018,496,000

27. Ally Financial: $1,004,270,000

馃敟Saham dengan Investasi di bawah $1 Miliar:

28. Charter Communications: $995,474,255

29. Nu Holdings: $892,914,839

30. Liberty Live Series C: $736,396,234

31. Liberty Formula One Series C: $730,929,987

32. Louisiana-Pacific: $615,208,750

33. Domino's Pizza: $546,205,756

34. Liberty Live Series A: $331,657,968

35. Heico Class A: $193,992,654

36. Pool: $137,759,194

37. NVR: $90,020,646

38. Jefferies Financial Group: $32,629,575

39. Diageo: $28,978,910

40. Lennar Class B: $20,417,185

41. Liberty Latin America Series A: $16,468,758

42. Ulta Beauty: $10,298,861

43. Atlanta Braves Holding Series C: $8,536,530

44. Liberty Latin America Series C: $7,986,604

Portofolio Buffett sangat terkonsentrasi pada Apple, yang mencakup hampir 26% dari total nilai investasi, dan ia juga memiliki banyak saham di sektor energi seperti Chevron dan Occidental Petroleum, serta saham finansial seperti Bank of America dan American Express.

Portofolio Warren Buffett pada tahun 2024 menunjukkan pola yang menarik, terutama dengan total nilai mencapai $291,2 miliar atau sekitar Rp4.659 triliun (kurs Rp16.000). Meski ada hampir 44 saham dalam daftar investasinya, lebih dari 75% portofolio ini terkonsentrasi hanya pada tujuh saham terbesar. Salah satunya adalah Apple, yang menjadi andalan Buffett dengan nilai investasi mencapai $74,9 miliar atau sekitar Rp1.198 triliun. Meski ia mengurangi kepemilikannya di Apple sebesar 25%, saham ini tetap mendominasi portofolionya, menandakan kepercayaannya pada ekosistem produk Apple dan loyalitas pelanggannya. https://bit.ly/3OZWjZR

Di sisi lain, Buffett juga tetap setia dengan saham konsumen dan keuangan yang ia anggap stabil. American Express dan Coca-Cola masing-masing menyumbang $44,4 miliar (Rp710,4 triliun) dan $25 miliar (Rp400 triliun) dalam portofolio Berkshire Hathaway. Kedua perusahaan ini menjadi contoh klasik investasi Buffett di sektor yang memberikan arus kas stabil dan jangka panjang. Namun, keputusan Buffett untuk memangkas 26% sahamnya di Bank of America, menyisakan investasi senilai $33,2 miliar (Rp531,2 triliun), menjadi sinyal bahwa ia mungkin mengantisipasi dampak negatif dari suku bunga rendah terhadap pendapatan bunga bank.

Sektor energi juga mencuri perhatian dengan peningkatan investasi di Chevron sebesar $16,7 miliar (Rp267,2 triliun) dan Occidental Petroleum sebesar $11,6 miliar (Rp185,6 triliun). Bahkan, kepemilikan Buffett di Occidental kini mencapai 28,1% dari total saham perusahaan. Langkah ini menunjukkan keyakinannya bahwa harga energi, terutama minyak, akan terus bertahan di level yang menguntungkan, didukung oleh permintaan global yang terus tumbuh.

Yang menarik lagi adalah diversifikasi internasional yang dilakukan Buffett melalui lima rumah dagang besar di Jepang, yaitu Mitsubishi, Itochu, Mitsui, Sumitomo, dan Marubeni. Total investasinya di perusahaan-perusahaan ini mencapai $22,4 miliar atau sekitar Rp358,4 triliun. Dengan jangkauan bisnis yang luas dari energi hingga makanan dan bahan kimia, rumah dagang ini mencerminkan strategi Buffett untuk memperluas portofolionya ke luar AS, terutama di pasar yang dianggap stabil dengan valuasi menarik. https://bit.ly/3OZWjZR

Warren Buffett, melalui Berkshire Hathaway, punya gaya investasi yang unik, fokus ke sektor-sektor yang stabil dan sudah terbukti menghasilkan keuntungan konsisten. Salah satu sektor favorit Buffett adalah keuangan. Di sini, dia menaruh investasi besar di Bank of America ($33,24 miliar), American Express ($44,43 miliar), Visa ($2,61 miliar), dan Mastercard ($2,08 miliar). Perusahaan-perusahaan ini mengelola pembayaran, kartu kredit, hingga layanan perbankan, yang jadi tulang punggung ekonomi. Buffett tampaknya suka dengan model bisnis sektor ini yang menghasilkan pendapatan berulang dan kuat di pasar global.

Di sektor teknologi dan komunikasi, investasi Buffett terlihat lebih selektif. Apple memimpin daftar dengan nilai $74,93 miliar, mencakup 26% dari total portofolio. Ada juga Amazon ($2,23 miliar), Charter Communications ($995 juta), dan T-Mobile ($1,02 miliar). Meskipun banyak investor mengejar startup teknologi baru, Buffett lebih memilih perusahaan besar dengan pendapatan stabil seperti Apple, yang dikenal dengan ekosistem produknya yang kuat.

Sektor konsumen juga jadi favorit Buffett. Dia punya saham di Coca-Cola ($24,98 miliar), Kraft Heinz ($9,80 miliar), Domino's Pizza ($546 juta), dan Kroger ($3,04 miliar). Ini adalah perusahaan yang menjual produk dan layanan yang tetap dicari orang, bahkan di masa ekonomi sulit. Buffett tahu, orang tidak akan berhenti minum soda atau membeli makanan pokok.

Energi tradisional juga mendapat perhatian besar. Buffett berinvestasi di Chevron ($16,74 miliar) dan Occidental Petroleum ($11,57 miliar), menunjukkan kepercayaannya pada minyak dan gas meskipun tren energi terbarukan terus berkembang. BYD ($1,85 miliar) jadi satu-satunya investasi di kendaraan listrik, menandakan pendekatan hati-hati Buffett terhadap energi modern. https://bit.ly/3OZWjZR

Di sektor industri, investasi Buffett fokus pada perusahaan dagang Jepang seperti Mitsubishi ($5,68 miliar), Itochu ($5,63 miliar), dan Sumitomo ($2,10 miliar). Perusahaan-perusahaan ini terlibat di berbagai sektor ekonomi, mulai dari logistik hingga bahan tambang. Ada juga DaVita ($5,32 miliar), pemain besar di sektor kesehatan, yang menunjukkan minat Buffett pada layanan esensial seperti dialisis.

Warren Buffett, melalui Berkshire Hathaway, memiliki portofolio investasi yang luas, tapi ada beberapa sektor dan industri yang absen sama sekali dari daftar sahamnya. Salah satu sektor yang paling mencolok adalah farmasi dan bioteknologi. Di tengah banyaknya perusahaan besar seperti Pfizer, Johnson & Johnson, atau Moderna yang mencetak laba besar, Buffett tidak memiliki eksposur sama sekali di sini. Hal ini kemungkinan besar karena industri ini sangat bergantung pada inovasi, penelitian yang mahal, dan sering menghadapi regulasi ketat yang membuat pendapatan sulit diprediksi.

Kemudian, ada teknologi tinggi dan semikonduktor. Meski ia punya saham Apple, fokusnya lebih pada produk konsumen dan ekosistem daripada teknologi murni. Buffett menghindari perusahaan seperti Nvidia, AMD, atau Intel, yang terjun dalam industri semikonduktor yang serba cepat dan memerlukan pengeluaran besar untuk riset dan pengembangan. Selain itu, tidak ada nama seperti Microsoft atau Google dalam portofolionya, yang menunjukkan keengganannya pada bisnis perangkat lunak atau platform digital yang terlalu dinamis.

Sektor energi terbarukan juga absen. Meskipun ia berinvestasi besar di Chevron dan Occidental Petroleum, yang merupakan raksasa energi tradisional, tidak ada saham di perusahaan seperti Tesla atau NextEra Energy. Padahal, sektor energi terbarukan sedang tumbuh pesat, tetapi mungkin Buffett merasa ini masih terlalu baru atau belum menghasilkan keuntungan yang konsisten.

Rekreasi dan pariwisata juga tidak mendapat tempat. Buffett pernah memiliki saham maskapai penerbangan, tapi menjual semuanya saat pandemi. Tidak ada investasi di hotel seperti Marriott atau platform perjalanan seperti https://cutt.ly/FeMzwogL, yang menunjukkan bahwa ia menghindari sektor yang sangat terpengaruh oleh kondisi ekonomi global. https://bit.ly/3OZWjZR

Di sektor otomotif tradisional, hanya ada BYD, yang fokus pada kendaraan listrik. Tidak ada General Motors atau Toyota di portofolionya, mungkin karena margin keuntungan yang kecil dan persaingan ketat di pasar global.

Buffett juga menghindari material dan tambang, seperti Rio Tinto atau Freeport-McMoRan, yang fluktuatif karena harga komoditas global. Terakhir, media sosial dan e-commerce murni seperti Meta atau Shopify juga absen, menandakan kurangnya kepercayaan pada bisnis yang bergantung pada iklan atau konsumen daring.

Dengan fokus pada sektor yang stabil, mudah dipahami, dan memberikan keuntungan konsisten, Buffett memilih menghindari industri yang terlalu spekulatif atau sulit diprediksi. Baginya, investasi adalah soal mencari kenyamanan dan keberlanjutan, bukan mengejar tren.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Dan jangan lupa kunjungi聽 Pintarsaham di sini 聽
https://bit.ly/3QtahWa

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
$ASII $BBRI $PRDA

Read more...

1/3

testestes
2013-2024 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy