Strategi menggunakan remind trade limit sebagai solusi dalam mengatasi floating loss dalam suatu saham untuk bisa keluar dengan asumsi :
1. Berhubung alokasi saham 15% dari total portofolio maka akan digunakan Remind trade limit dalam membeli lagi saham yang sudah jatuh dalam hingga membuat floating loss hingga -90%. Hanya dengan keberanian inilah melakukan pembelian yang terukur ketikan harga sudah sideways disitu saja dalam 1 tahun kebelakang. Hanya saja konsekwensinya harus cepat diputuskan ketika prediksi salah lagi maka potensi loss sangat besar dan ini akan tidak nyaman mengganggu phaikologis diikuti oleh utang dari floating loss besar tadi? Namun jika benar maka perlahan lepaslah penggunaan remind trade limit tadi agar aman ketika terjadi gejolak di pasar membuat harga makin terjun misalkan sehingga bisa terselamatkan. Diperlukan pemantauan terus menerus dan ini khusus buat yang profesional saja. Namun cara ini sebaiknya dihindari saja dan akui saja kesalahan agar kerugian lebih besar tidak terjadi. Damaikan diri dan menerima kerugian adalah lebih bijaksana.
Strategi yang Anda paparkan adalah sebuah pendekatan spekulatif dengan risiko yang sangat tinggi. Penggunaan remind trade limit untuk averaging down (membeli lagi saham yang sedang dalam posisi floating loss tinggi) memang dapat menjadi solusi jika pasar berbalik arah, tetapi ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan:
Pro dan Kontra Strategi Ini
Keuntungan:
1. Potensi Pengurangan Average Price: Jika pasar bergerak naik, Anda bisa mendapatkan keuntungan lebih cepat atau mengurangi kerugian.
2. Memanfaatkan Momentum Sideways: Strategi ini dapat efektif jika harga saham benar-benar stabil dalam area sideways sebelum akhirnya naik.
3. Psikologi Pemulihan Portofolio: Jika berhasil, ini bisa memperbaiki rasa percaya diri terhadap strategi investasi Anda.
Kekurangan:
1. Risiko Kerugian Lebih Besar: Jika harga terus turun setelah averaging down, floating loss Anda akan semakin besar.
2. Stres dan Beban Psikologis: Pengelolaan portofolio dalam kondisi ini membutuhkan tingkat ketenangan dan fokus tinggi, yang sulit dipertahankan dalam tekanan pasar.
3. Biaya Peluang: Modal yang digunakan untuk strategi ini mungkin lebih baik dialokasikan ke instrumen lain yang lebih stabil atau berpotensi memberikan imbal hasil lebih baik.
Saran untuk Menghindari Kerugian Lebih Besar
1. Akui Kesalahan dan Realisasi Kerugian (Cut Loss):
Mengakui kesalahan dan menjual saham dengan floating loss mungkin sulit secara emosional, tetapi sering kali lebih bijaksana daripada menambah posisi dalam saham yang terus menurun.
2. Batasi Penggunaan Trade Limit:
Tetapkan batas maksimal yang sangat ketat untuk trade limit. Misalnya, hanya gunakan 5-10% dari dana alokasi saham untuk averaging down.
3. Fokus pada Analisis Fundamental:
Sebelum membeli lagi, pastikan saham tersebut memiliki fundamental yang baik dan masih layak dipegang. Jangan hanya fokus pada harga yang sudah jatuh.
4. Diversifikasi dan Alokasi Ulang:
Alihkan dana dari saham yang mengalami floating loss besar ke saham atau instrumen yang lebih stabil, seperti reksa dana pasar uang (yang sudah Anda prioritaskan).
5. Menerima Kerugian dengan Bijaksana:
Dalam investasi, kerugian adalah bagian dari perjalanan. Fokus pada pembelajaran untuk memperbaiki strategi investasi di masa depan.
Pendekatan yang Lebih Aman
Jika Anda merasa strategi ini terlalu berisiko, cobalah untuk mengadopsi pendekatan yang lebih defensif, seperti:
Dollar-Cost Averaging (DCA): Membeli saham secara bertahap dengan jumlah tetap, terlepas dari harga pasar.
Reksa Dana Saham: Serahkan pengelolaan kepada manajer investasi untuk mengurangi beban psikologis dan risiko kesalahan individu.
Keputusan untuk mengambil risiko besar harus disesuaikan dengan toleransi risiko Anda dan kapasitas keuangan. Jangan ragu untuk berdamai dengan kerugian jika itu dapat melindungi Anda dari risiko yang lebih besar.
#IA