Mengapa Saya Memilih LSIP Sebagai Investasi Fundamental Pertama Saya
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), yang lebih dikenal sebagai Lonsum, adalah salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1906, Lonsum memiliki sejarah panjang di sektor perkebunan, terutama dalam produksi kelapa sawit dan karet. Beroperasi di wilayah strategis seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, perusahaan ini mengelola ribuan hektar lahan perkebunan dengan fokus pada efisiensi dan keberlanjutan. Lonsum juga merupakan bagian dari Grup Salim, salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, yang memberikan dukungan strategis dalam pengembangan bisnisnya.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis, Lonsum menunjukkan kinerja yang solid baik dari sisi operasional maupun keuangan. Produk utamanya meliputi minyak kelapa sawit mentah (CPO), inti sawit, dan karet, yang ditujukan untuk pasar domestik maupun ekspor. Dengan pengalaman lebih dari satu abad, perusahaan ini mampu menghadapi berbagai tantangan industri, seperti fluktuasi harga komoditas dan perubahan regulasi, sambil tetap menjaga produktivitas perkebunan yang tinggi. Reputasi Lonsum sebagai salah satu produsen CPO terbesar di Indonesia menjadikannya pilihan menarik di sektor agribisnis.
Alasan utama saya memilih LSIP sebagai saham fundamental pertama saya adalah stabilitas pertumbuhan pendapatan dan profitabilitasnya yang mengesankan. Berdasarkan analisis saya, LSIP mencapai margin keuntungan sebesar 27,44% pada Q3 2024, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang berada di bawah 10%. Dengan margin yang konsisten tinggi, LSIP menunjukkan kemampuan menjaga efisiensi biaya produksi dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bahkan di tengah tantangan industri. Dibandingkan dengan para kompetitornya, kinerja keuangan LSIP benar-benar menonjol, menjadikannya opsi investasi yang menarik.
Selain profitabilitas, saya juga tertarik pada likuiditas dan struktur keuangan LSIP yang sangat sehat. Perusahaan ini memiliki rasio likuiditas yang konsisten di atas 1x, yang menunjukkan kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Lebih impresif lagi, LSIP memiliki rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang sangat rendah, hanya sekitar 10-15%, dengan tren penurunan rasio utang terhadap aset sejak tahun 2020. Meskipun laba bersih perusahaan mengalami penurunan lebih dari 20%, LSIP mampu mengurangi utangnya secara signifikan, mencerminkan manajemen keuangan yang bijaksana.
Dari segi valuasi, LSIP juga menawarkan metrik yang masih tergolong wajar. Dengan price-to-sales ratio (PSR) di bawah 2x, price-to-earnings ratio (PER) di bawah 10x, dan price-to-book value (PBV) di bawah 1x, valuasi LSIP tetap menarik dibandingkan kompetitornya. Selain itu, produktivitas LSIP tetap stabil. Meskipun ada penurunan produksi CPO menjadi 200 ribu ton pada tahun 2023, penurunan ini jauh lebih kecil dibandingkan pesaingnya, yang menunjukkan efisiensi operasional yang baik. Faktor-faktor ini menjadikan LSIP pilihan investasi yang solid berdasarkan analisis fundamental yang saya lakukan.
Ini merupakan hasil riset sederhana saya, bisa salah dan bisa benar... boleh mengkritik apabila ada yang salah tapi tidak menerima argumentasi yang subjektif