imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Kenaikan PPN 12% dan IHSG

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, yang direncanakan berlaku pada 2025, menjadi topik hangat di tengah dinamika ekonomi Indonesia. Meski bertujuan meningkatkan pendapatan negara, kebijakan ini memunculkan kekhawatiran tentang dampaknya pada konsumsi, pasar modal, dan daya tarik investasi domestik. Bakso Pak Toto nanti bagaimana https://bit.ly/45FDAJu

Saat PPN naik, harga barang dan jasa otomatis ikut naik. Ini berarti masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk kebutuhan sehari-hari, dari bahan makanan hingga layanan seperti transportasi. Bagi kelompok berpenghasilan rendah dan menengah, ini bisa terasa cukup berat. Apalagi, konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 55% terhadap PDB Indonesia. Jika daya beli turun, ekonomi kita juga bisa melambat.

Di sisi lain, sektor konsumsi yang sangat bergantung pada belanja masyarakat juga akan terkena imbas. Perusahaan ritel, makanan, dan minuman, misalnya, mungkin akan melihat penurunan pendapatan. Dampaknya? Harga saham mereka di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa melemah, yang otomatis memengaruhi sentimen pasar. https://bit.ly/45FDAJu

Pasar modal kita sudah cukup lesu belakangan ini. Pada November 2024, rata-rata nilai transaksi harian saham turun menjadi sekitar Rp9,93 triliun, jauh dari harapan. Ditambah lagi, pada pekan ketiga Desember 2024, meski ada kenaikan aktivitas, nilai transaksi harian hanya mencapai Rp16,3 triliun. Angka ini masih di bawah rata-rata sebelum pandemi.

Di tengah kondisi ini, banyak investor lokal dan asing mulai melirik pasar luar negeri, seperti Nasdaq di Amerika Serikat. Nasdaq mencatat peningkatan volume perdagangan yang signifikan di November 2024, menunjukkan bahwa investor mencari peluang di pasar yang lebih stabil dan prospektif. Kenapa? Salah satu alasannya adalah dominasi sektor teknologi di Nasdaq, yang terus tumbuh meski kondisi ekonomi global tak menentu.
NVidia ATH.

Selain itu, kripto juga jadi pilihan menarik. Dengan perdagangan 24 jam, likuiditas tinggi, dan potensi keuntungan besar, aset digital ini menjadi magnet bagi investor yang menghindari ketidakpastian di pasar saham tradisional. Bahkan, beberapa laporan menunjukkan peningkatan tajam dalam nilai transaksi aset kripto selama 2024. BTC ATH. IHSG nyungsepHA. https://bit.ly/3YGX6Dc

Kembali ke PPN, dampaknya juga bisa dirasakan di sektor investasi. Dengan pajak yang lebih tinggi, Indonesia mungkin tampak kurang menarik bagi investor asing. Mereka cenderung memilih negara dengan kebijakan pajak yang lebih ramah atau insentif yang lebih menarik. Contohnya, beberapa negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand menawarkan berbagai tax holiday untuk menarik investasi langsung.

Namun, bukan berarti Indonesia tak punya peluang. Pemerintah bisa menyeimbangkan kenaikan PPN ini dengan kebijakan lain yang mendukung pertumbuhan. Misalnya, meningkatkan insentif pajak untuk sektor strategis seperti manufaktur dan teknologi. Selain itu, reformasi birokrasi dan peningkatan infrastruktur juga bisa jadi langkah penting untuk memperkuat daya saing.

Kita juga perlu belajar dari pasar lain, seperti Nasdaq. Pasar ini tak hanya menawarkan transparansi tinggi, tapi juga berbagai produk investasi inovatif. Indonesia bisa mencoba hal serupa dengan mengembangkan instrumen seperti reksa dana tematik atau green bonds, yang semakin diminati investor global.

Satu hal lagi, literasi keuangan masyarakat juga harus ditingkatkan. Banyak investor lokal yang masih belum memahami potensi pasar modal dan cenderung memilih instrumen yang lebih sederhana seperti deposito. Padahal, dengan pemahaman yang tepat, mereka bisa memanfaatkan peluang di pasar saham domestik.

Kenaikan PPN juga memunculkan pertanyaan tentang peran pemerintah dalam mendukung UMKM. Sektor ini sangat rentan terhadap perubahan kebijakan fiskal. Dukungan dalam bentuk subsidi atau pengurangan pajak untuk UMKM bisa membantu mereka bertahan di tengah tekanan biaya operasional yang meningkat.

Namun, kita tak boleh melupakan tujuan utama kenaikan PPN ini, yaitu meningkatkan pendapatan negara. Dengan tambahan pendapatan dari PPN, pemerintah bisa mendanai berbagai program pembangunan, dari infrastruktur hingga pendidikan dan kesehatan. Jika dikelola dengan baik, ini bisa memberikan dampak positif jangka panjang bagi perekonomian. https://bit.ly/45FDAJu

Tantangan lain yang harus diatasi adalah menjaga stabilitas ekonomi. Jika inflasi melonjak akibat kenaikan PPN, Bank Indonesia mungkin harus menaikkan suku bunga, yang pada gilirannya bisa menekan aktivitas ekonomi lebih lanjut. Oleh karena itu, koordinasi kebijakan antara fiskal dan moneter menjadi sangat penting.

Kenaikan PPN ini adalah langkah besar yang membawa risiko dan peluang. Di satu sisi, ada potensi memperlemah daya beli dan investasi domestik. Di sisi lain, dengan kebijakan pendukung yang tepat, Indonesia bisa memanfaatkan pendapatan tambahan untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat. https://bit.ly/45FDAJu

Akhirnya, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada bagaimana pemerintah mengelola dampaknya. Dengan pendekatan yang holistik, melibatkan insentif pajak, reformasi birokrasi, dan pengembangan pasar modal, Indonesia bisa mengubah tantangan ini menjadi peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Apa gunanya pajak tinggi kalau dikorupsi? Belajar dari revolusi Prancis dan Magna Carta Inggris.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Dan jangan lupa kunjungi  Pintarsaham di sini  
https://bit.ly/3QtahWa

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
$ADRO $AADI $BBRI

Read more...

1/9

testestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy