IPO $BRRC Perusahaan Roti yang Lebih Besar dari Bakso Pak Toto tapi Lebih Kecil dari $ROTI
Hasil pembahasan di grup External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138
PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi tepung roti (breadcrumbs) dan perdagangan produk makanan serta minuman. BRRC baru saja melaksanakan IPO, menawarkan 291,5 juta saham baru dengan harga Rp200 hingga Rp210 per saham. Penawaran ini setara dengan 30,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, sehingga perusahaan mengharapkan dana maksimum sebesar Rp61,21 miliar. Selain saham, BRRC juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 145,75 juta unit, dengan harga pelaksanaan Rp210, yang berpotensi menghasilkan tambahan dana Rp30,61 miliar.
Dana hasil IPO dialokasikan untuk modal kerja, khususnya peningkatan stok bahan baku, biaya operasional seperti tenaga kerja dan energi. Struktur pemegang saham setelah IPO menunjukkan bahwa masyarakat memiliki 30,01% saham, sementara Ari Sudarsono sebagai pengendali tetap memegang mayoritas. https://bit.ly/3YGX6Dc
Dari sisi laporan keuangan, total aset BRRC per 30 Juni 2024 tercatat Rp47,57 miliar, turun 2,1% dibanding akhir 2023. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya aset lancar, terutama piutang pihak ketiga yang merosot hingga 21,2%. Namun, aset tidak lancar naik 4,6%, terutama karena peningkatan nilai aset tetap.
Liabilitas BRRC juga mengalami penurunan sebesar 5,7% menjadi Rp27,99 miliar. Penurunan signifikan terlihat pada utang usaha pihak ketiga, yang turun 23,5%. Namun, utang pajak justru meningkat 10,8%. Sementara itu, liabilitas jangka panjang stabil dengan sedikit kenaikan 2,6%, terutama karena peningkatan utang pajak tangguhan.
Dari sisi pendapatan, BRRC menunjukkan pertumbuhan positif. Per 30 Juni 2024, pendapatan mencapai Rp26,5 miliar, naik 18,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan penjualan kepada pelanggan utama seperti PT Daesang Food Indonesia (Mamasuka), yang menyumbang 39% dari total pendapatan. Susah dapat dividen dari Pak Toto https://bit.ly/45FDAJu
Harga pokok penjualan (COGS) naik 14,1%, lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan, sehingga margin laba kotor meningkat menjadi 32,8%. Laba bersih juga tumbuh signifikan sebesar 90% menjadi Rp1,9 miliar, mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional.
Dari sisi arus kas, BRRC mencatat arus kas operasional (CFO) sebesar Rp3,12 miliar, tumbuh 25,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini didukung oleh kenaikan kas dari pelanggan sebesar 16%, sementara pengeluaran untuk investasi menurun 17,2%, menunjukkan efisiensi dalam belanja modal.
Valuasi BRRC cukup tinggi untuk perusahaan di sektor ini. Dengan laba bersih annualized Rp3,8 miliar, PER pada harga IPO mencapai 51,15 hingga 53,73 kali, sementara PBV berada di kisaran 2,5 hingga 2,53 kali. Hal ini menunjukkan valuasi premium, yang mengindikasikan ekspektasi pasar terhadap potensi pertumbuhan perusahaan.
Dalam struktur biaya, beban bunga efektif BRRC pada 2024 mencapai 9,81%, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 15,02%. Rasio cakupan bunga (Interest Coverage Ratio) sebesar 1,98 kali menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban bunga, meskipun margin aman tergolong tipis.
Hubungan afiliasi menjadi salah satu perhatian dalam operasional BRRC. Perusahaan menyewa berbagai aset penting seperti kantor, gudang, dan pabrik dari Ari Sudarsono, yang juga merupakan Direktur Utama dan pemegang saham pengendali. Total pembayaran sewa mencapai Rp4,97 miliar untuk 20 tahun, yang telah dinyatakan sesuai harga pasar.
Transaksi dengan pihak berelasi lainnya termasuk penjualan kepada CV Golden Food Lestari sebesar Rp2,92 miliar dan pembelian bahan baku dari PT Bengawan Sari Pangan sebesar Rp1,5 miliar. Meski prospektus menyebutkan transaksi ini dilakukan secara wajar, potensi konflik kepentingan tetap perlu diawasi. Be careful dividend Pak Toto https://bit.ly/45FDAJu
Kerja sama strategis dengan pelanggan utama seperti PT Daesang Food Indonesia menjadi kunci pendapatan BRRC. Pada semester pertama 2024, kontribusi Daesang terhadap pendapatan mencapai 39%. Namun, ketergantungan pada satu pelanggan dapat menjadi risiko jika hubungan kerja sama ini terganggu. https://bit.ly/3XemeAx
BRRC juga menjalin kerja sama dengan pemasok utama seperti PT Pundi Kencana, Wilmar Cahaya Indonesia, dan Bungasari Flour Mills. Vendor-vendor ini memasok bahan baku seperti tepung terigu yang menjadi komponen utama dalam produksi breadcrumbs.
Dalam hal prospek usaha, tren makanan praktis dan permintaan produk tepung roti yang terus meningkat, baik di pasar domestik maupun internasional, menjadi peluang besar bagi BRRC. Namun, perusahaan menghadapi tantangan berupa persaingan harga yang ketat dan fluktuasi biaya bahan baku.
BRRC perlu menjaga struktur permodalannya tetap sehat. Dengan WACC sebesar 7,20%, setiap proyek investasi harus menghasilkan pengembalian lebih tinggi agar menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham. Hal ini memerlukan efisiensi dalam operasional serta diversifikasi pasar dan produk.
Kinerja keuangan PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) saat ini menunjukkan bahwa perusahaan masih perlu banyak pembenahan agar bisa menciptakan nilai lebih bagi para pemegang saham dan kreditur. Dengan ROE sebesar 3,36%, pengembalian dari ekuitas pemegang saham masih jauh di bawah biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) sebesar 7,20%. Artinya, pemegang saham belum mendapatkan pengembalian yang setimpal atas risiko yang mereka ambil. Begitu juga dengan ROIC sebesar 2,56% dan ROCE sebesar 3,62%, yang keduanya berada di bawah WACC, mengindikasikan bahwa modal perusahaan belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan keuntungan yang cukup besar.
Dari sisi efisiensi penggunaan aset, ROA BRRC hanya 1,38%, menunjukkan bahwa aset yang dimiliki belum cukup produktif dalam menghasilkan laba bersih. Selain itu, Net Profit Margin (NPM) sebesar 1,61% mencerminkan margin laba yang tipis dari total pendapatan. Dengan margin yang kecil seperti ini, perusahaan mungkin menghadapi tantangan besar untuk meningkatkan profitabilitas, terutama di tengah fluktuasi biaya bahan baku dan persaingan harga yang ketat. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyulitkan BRRC untuk menutup biaya modalnya dan mempertahankan pertumbuhan jangka panjang.
Performa BRRC saat ini belum bisa disebut bagus karena semua metrik profitabilitasnya berada di bawah WACC. Untuk memperbaiki kondisi ini, perusahaan perlu fokus meningkatkan efisiensi operasional, seperti menekan beban operasional dan memaksimalkan penggunaan modal serta aset yang ada. Diversifikasi pendapatan juga menjadi kunci agar BRRC tidak terlalu bergantung pada pelanggan besar seperti Daesang, yang menyumbang 39% dari total pendapatan. Dengan perbaikan-perbaikan ini, BRRC diharapkan dapat meningkatkan pengembalian dan menciptakan nilai yang lebih besar bagi semua pemangku kepentingan. WACC besar, Pak Toto tidak dapat dividen https://bit.ly/45FDAJu
Hubungan afiliasi di PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) cukup kompleks karena sebagian besar aset penting, seperti kantor, gudang, dan pabrik, disewa dari pihak-pihak yang memiliki hubungan langsung dengan manajemen. Contohnya, Ari Sudarsono, Direktur Utama sekaligus pemegang saham pengendali, menyewakan berbagai aset miliknya kepada BRRC dengan total nilai sewa mencapai Rp4,97 miliar untuk 20 tahun. Selain itu, Ngadimin, ayah dari Komisaris Rosyita Rachmi Sholihah, juga menyewakan gudang dan kantor di Karanganyar dengan total biaya sewa sebesar Rp500 juta untuk 10 tahun.
Transaksi lainnya termasuk pengadaan bahan baku dan penjualan kepada pihak berelasi. Salah satu pemasok utama, PT Bengawan Sari Pangan, juga dimiliki oleh Ari Sudarsono. Selain itu, perusahaan memiliki piutang usaha dari entitas berelasi seperti CV Golden Food Lestari sebesar Rp131,56 juta dan penjualan kepada entitas yang sama mencapai Rp2,92 miliar, atau sekitar 9,27% dari total penjualan. Hubungan afiliasi ini menciptakan ketergantungan operasional, yang jika tidak dikelola secara transparan dapat menimbulkan risiko konflik kepentingan.
Meski prospektus menyatakan bahwa semua transaksi dilakukan dengan harga wajar, potensi transfer pricing atau ketidakseimbangan dalam keputusan bisnis tetap perlu diawasi. Hubungan keluarga di antara pengurus juga memperkuat pengaruh pemegang saham pengendali terhadap keputusan strategis perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi BRRC untuk menjaga transparansi dan memastikan audit independen terhadap semua transaksi afiliasi agar kepercayaan investor tetap terjaga.
PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC)
๐ Kegiatan Usaha
Produksi tepung roti (breadcrumbs).
Perdagangan besar produk makanan dan minuman.
โ IPO
Total saham ditawarkan: 291,5 juta (30,01% modal disetor).
Harga IPO: Rp200โRp210 per saham.
Potensi dana maksimum: Rp61,21 miliar.
Valuasi IPO:
PBV: 2,5โ2,53 kali.
PER: 51,15โ53,73 kali (terlalu tinggi).
โ
Waran Seri I
Total: 145,75 juta waran.
Harga pelaksanaan: Rp210/saham.
Potensi dana tambahan: Rp30,61 miliar.
Masa berlaku: 9 Juli 2025โ9 Januari 2026.
๐ Penggunaan Dana IPO
Modal kerja: peningkatan stok bahan baku, tenaga kerja, energi. https://bit.ly/45FDAJu
๐ Struktur Pemegang Saham
Sebelum IPO: Ari Sudarsono (62,05%), PT Granada Global Industri (30,23%).
Setelah IPO: Masyarakat (30,01%).
โ Laporan Keuangan (30 Juni 2024)
Total aset: Rp47,57 miliar (-2,1% YoY).
Total liabilitas: Rp27,99 miliar (-5,7% YoY).
Total ekuitas: Rp19,58 miliar (+3,4% YoY).
Pendapatan: Rp26,5 miliar (+18,8% YoY).
Laba bersih: Rp1,9 miliar (+90% YoY).
(Laba kecil dibanding valuasi IPO).
โ Rasio Keuangan (30 Juni 2024)
ROE: 3,36% (di bawah WACC 7,20%).
ROIC: 2,56% (di bawah WACC).
ROCE: 3,62% (di bawah WACC).
ROA: 1,38% (di bawah WACC).
NPM: 1,61% (margin tipis).
โ Hubungan Afiliasi
Sewa aset dari Ari Sudarsono: Rp4,97 miliar (20 tahun).
Sewa aset dari Ngadimin: Rp500 juta (10 tahun).
Penjualan ke pihak berelasi: Rp3,79 miliar (9,27% total penjualan).
Potensi konflik kepentingan.
๐ Pelanggan Utama
Daesang (Mamasuka): kontribusi 39% dari total pendapatan.
Pelanggan lain: Kobe, So Good, Japfa $JPFA.
โ
Vendor Utama
PT Pundi Kencana, Wilmar Cahaya Indonesia, Bungasari Flour Mills. https://bit.ly/45FDAJu
โ
Arus Kas (30 Juni 2024)
CFO: Rp3,12 miliar (+25,8% YoY).
CFI: Rp-1,20 miliar (efisiensi investasi).
CFF: Rp-0,22 miliar (tekanan rendah pada arus kas).
Kas dan setara kas: Rp2,83 miliar (+150,4% YoY).
โ Risiko Usaha
Ketergantungan pada pelanggan besar (Daesang).
Fluktuasi bahan baku dan energi.
Persaingan harga ketat.
โ Tantangan
Semua rasio pengembalian (ROE, ROIC, ROCE, ROA) berada di bawah WACC.
Margin laba bersih rendah (1,61%).
Perlu peningkatan efisiensi dan diversifikasi pendapatan.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungiย Pintarsaham di sini ย
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/3