🤝TPMA Bentuk JV dengan KKGI, Potensi Tambahan Laba Bersih ~6%
Trans Power Marine ($TPMA) bersama dengan Resources Alam Indonesia ($KKGI) mengumumkan pendirian joint venture (JV) bernama PT Trans Bahtera Pioneer (TBP). JV ini akan bergerak di bidang jasa pelayaran transportasi dan logistik batu bara di wilayah Kalimantan Timur yang pada 2023 menghasilkan 210 juta ton batu bara, setara dengan ~30% produksi nasional. Adapun, salah satu klien TBP nantinya adalah PT Insani Bara Perkasa, yang merupakan salah satu anak usaha KKGI dengan produksi sebesar 5,3 juta ton pada 2023.
Kepemilikan JV ini terdiri dari 50% KKGI dan 50% TPMA dengan modal awal sebesar Rp51,5 M, sehingga masing-masing emiten akan menyetor sebesar Rp25,75 M. Pelaporan kontribusi JV ini pada laporan keuangan kedua emiten akan menggunakan metode ekuitas.
Dalam rencana pengembangannya, TBP akan melakukan investasi sebesar Rp200 M untuk pembelian 6 set tugboat & barge (tunda & tongkang) bekas maupun baru pada tahun pertama (2025). Diharapkan nantinya kerjasama ini bisa berkembang hingga mencapai 20 set di tahun-tahun mendatang. Pembiayaan investasi akan terdiri dari minimum 20% kas internal dan sisanya melalui pinjaman bank.
Sebelumnya, TPMA juga telah berekspansi melalui beberapa JV. Pada 2021, TPMA membentuk JV bernama PT Trans Logistik Perkasa (TLP) bersama T&J Industrial Holding Limited (TJI) – entitas usaha Tsingshan Holding Group – dan Pacific Pelayaran Indonesia. Selain itu, pada awal September 2024, TPMA juga mendirikan Trans Ocean Permata (TOP) yang merupakan perusahaan patungan dengan PT Samudra Investama Maju.
📃Stockbit's Commentary
Berdasarkan estimasi yang kami nilai konservatif dan keterangan dari manajemen, TBP berpotensi memberikan tambahan laba bersih sebesar US$2,5 juta ketika telah merampungkan seluruh armada sebanyak 20 set, setara dengan 7,6% estimasi laba bersih FY25 TPMA kami. Dengan 6 set kapal pada tahun pertama, TBP berpotensi menghasilkan laba bersih sebesar US$461 ribu, setara 1,4% dari estimasi laba bersih FY25 TPMA kami.
Beberapa asumsi yang kami gunakan adalah:
▪ Penambahan 6 kapal secara bertahap yakni terdiri dari 2 kapal pada 1Q25 dan 4 kapal pada 2Q-4Q25. Pendapatan TBP kami perkirakan akan lebih rendah dibandingkan TOP pada 2025 disebabkan ekspektasi delivery armada yang lebih cepat untuk TOP karena telah lebih dulu dibentuk.
▪ Asumsi pendapatan per set sebesar Rp1,1 M/bulan (~US$683 ribu/bulan) untuk kapal tunda & tongkang, setara TLP yang memiliki pendapatan per set terendah dibandingkan TPM dan BEST, berdasarkan perhitungan kami.
▪ Asumsi margin laba bersih sebesar 30%, setara dengan TOP dan BEST.
___________
Hendriko Gani (@HendrikoGani)
Investment Analyst Stockbit
1/2