imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🌴BAHAS PROSPEK 2025 PER SEKTOR, TERTARIK SAMA SEKTOR MINYAK SAWIT NGGAK SEJAK KEBIJAKAN B40?

Minyak sawit terus memimpin sebagai komponen utama produksi minyak nabati dunia, diperkirakan mencapai 39,7% pada 2024.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan aplikasi di berbagai sektor, termasuk produk perawatan pribadi, kosmetik, dan biofuel.

Asia menjadi konsumen terbesar berkat penggunaannya yang luas dalam persiapan makanan.

Sebagai pengganti terdekat, minyak kedelai mencakup 27,8% dari produksi minyak nabati global pada 2024.

Namun, minyak sawit lebih ekonomis dan memiliki preferensi rasa yang khas dalam aplikasi makanan.

Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) global pada 2024 diproyeksikan turun menjadi RM4,100/ton, didorong oleh tingginya level inventori.

Pada 3Q24, harga CPO stabil dengan rata-rata hanya naik 0,1% QoQ dan turun 6,3% YoY.

Namun, pertumbuhan laba bersih di sektor ini tetap kuat, diperkirakan mencapai 25,5% YoY pada 2024, ditopang oleh:
1. Harga jual rata-rata (ASP) CPO yang lebih tinggi.
2. Biaya pupuk yang lebih rendah.
3. Produksi meningkat seiring puncak panen musiman di Q3 dan Q4.

Indonesia juga melanjutkan kebijakan pencampuran 35% biodiesel berbasis sawit dan berencana meningkatkan menjadi 40% pada 2025.

Jika berhasil, konsumsi biodiesel bisa mencapai 16 juta kiloliter. Kebijakan ini berpotensi mengurangi inventori dan meningkatkan konsumsi domestik.

Harga bahan bakar fosil yang lebih rendah juga mengurangi kebutuhan subsidi dari pemerintah.

Stabilitas harga biodiesel sejak 2023 membantu meringankan beban dana sawit yang dikelola oleh BPDPKS.

Bagaimana dengan Dinamika Harga CPO Global?

Pada 2025, harga CPO global diperkirakan stabil di RM4,500/ton, didorong oleh:
1. Produksi CPO lebih rendah di awal tahun akibat faktor musiman.
2. Permintaan meningkat menjelang Tahun Baru Imlek dan Idulfitri.
3. Implementasi B40 yang diharapkan mulai berjalan.

Namun, pemulihan harga CPO masih terhambat oleh inventori tinggi.

Pada September 2024, inventori CPO Malaysia menurun 12,9% YoY menjadi 2 juta ton, tetapi level ini masih 10% di atas rata-rata lima tahun terakhir.

Diskon harga CPO terhadap minyak kedelai yang melebar pada 2022 mulai menyempit sepanjang 2023 dan 2024.

Faktor-faktor seperti permintaan yang pulih dari India dan China, serta penurunan produksi minyak nabati lain akibat kekeringan di AS dan Argentina, mendukung stabilitas harga.

Namun, kondisi ini membatasi kenaikan harga CPO lebih lanjut pada 2025.

Beberapa saham yang potensial:
$AALI: Mempertahankan yield TBS stabil di tengah aktivitas replanting intensif.
$DSNG & $TAPG: Pohon sawit muda mereka (usia rata-rata 14,7 tahun untuk DSNG dan 13,5 tahun untuk TAPG) menjanjikan pertumbuhan yield lebih cepat, ditambah komitmen kuat terhadap ESG.

Industri minyak sawit menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang dengan dukungan permintaan biodiesel, stabilisasi harga, dan inovasi ESG oleh perusahaan terkemuka. Tantangan inventori tinggi perlu diatasi untuk memaksimalkan keuntungan di pasar global.

_

Follow & Like biar yang lain bisa dapat manfaat juga ^^

Cek link bio untuk join VIP Membership Saham Bagger. Kamu bisa dapetin akses analisa saham mingguan, dashboard data 800+ saham, Watchlist Momentum investing terbaik saat ini: https://cutt.ly/EetQOBGO

Kalo mau ebook gratis, klik link nya diatas, join newsletter analisa saham bareng ribuan subscriber lain☝🏻

_

Stockbit External Community

Saya seorang Momentum Investor yang fokus di Fundamental first lalu technical analysis secara quantitative. Mau ikutan perjalanan investasi saya?

❤️ Join External Community, masukkan kode: A39716
https://stockbit.com/community

Read more...

1/2

testes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy