Masih ingat ?
Saham yang terlalu ramai dibahas akan kelak menjadi "penjara" kelak bagi pemegang sahamnya apalagi jumlah saham beredar dipasar jumlahnya sangat besar, hindari saham yang terlalu banyak retail tapi jangan juga saham yang sedikit retail tapi tidak likuid jumlah saham beredar tipis tapi perusahaan ga jelas , "hype" dan eforia !!
“Bull markets are born on pessimism, grow on skepticism, mature on optimism, and die on euphoria” is a quote attributed to Sir John Templeton, a renowned investor and mutual fund pioneer.
Templeton's philosophy was that the best time to buy is when pessimism is at its peak, and the best time to sell is when optimism is at its peak
Padahal
Sejarah saham mencatat bahwa tidak selalu pertumbuhan perusahaan akan terus meningkat baik pendapatan dan laba, akan ada periode menurun walaupun emiten terus membagikan dividen
Juga tergantung
Kepentingan kepentingan emiten sendiri masuk indeks tertentu, aksi korporasi sudah tercapai dan apakah sudah waktunya exit contoh ada masanya hype FARMASI KAEF, INAF , DIGITAL ARTO,BBHI , COAL - walaupun masih menghasilkan laba dan dividen yang baik - rekor, juga sekarang yang lagi trend saham terkait KONGLOMERASI
Faktor eksternal KEBIJAKAN PEMERINTAH beberapa akibat ini menyebabkan lambannya pertumbuhan bahkan ke"mati"an emiten contoh cukai rokok, drama impor tekstil dll
Saya akan sebut beberapa periode tersebut yang mati matian mencintai dan membela saham demi pride dan gengsi akhirnya tenggelam
Saya pun dulu pernah mengalami masa tersebut untungnya ga segila setiap hari sampai "fanatik"
kalau stokbitor lama pasti tahu dan pernah melihat masa masa yang "kelam" tersebut
Periode :
1. $HMSP menghilang stockbitor tersebut dan kita tahu akhir dari pendapatan dan labanya sekarang
2. Saya lupa sahamnya, apa LPCK ? pokoknya dari grup Lippo, fundamentalis akhirnya sekarang terjebak dari narasi perusahaan akan terus tumbuh
3. $AISA
Tapi secara adil ada yang berhasil juga saya perhatikan dan pelajari stockbitor seperti @tatsuya dengan PTBA dividen investingnya @ricky2212 dengan pendekatan & pengalaman makro dan special case investingnya bagi saya yang berlawanan dengan keramaian melawan arus, ini yang menarik sepi disaat riuh dan keramaian pada masanya dapat dijadikan pembelajaran pengalaman mereka
Tidak ada jaminan rumus matematis yang pasti juga seperti diatas, maka didunia saham ada seninya tidak selalu pengalaman seorang A kita tiru cara A pasti akan berhasil. Kembali kepada metode diri sendiri, confidence ! Saya menilai ada orang yang sebenarnya sudah oke dalam analisa karena faktor confidence membuatnya tidak maju, jikalaupun gagal akan jadi bekal pengalaman pembelajaran
Selain itu investor dan trader layaknya seperti tentara harus siap sedia siaga dengan selalu :
ADAPTIF
dikondisi mikro makro ekonomi, geopolitik yang penuh VUCA Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity (Gejolak, Ketidakpastian, Kompleksitas dan Ambiguitas)
MENTAL HASRAT BELAJAR TERUS MENERUS mau metode analisa apapun sehingga BERILMU agar dapat menghindari pembodohan dari INFORMASI maupun DISINFORMASI yang makin masif distream stockbit
Akhir kata kepada Followers sejati saya, pesan saya di saham Indonesia maupun dunia akan ada periode "black swan" dimasa yang akan datang, juga masa siklus ekonomi naik dan turun , fokus pada riset dan kinerja perusahaan usahakan jangan bias agar tidak goyah atas FEAR, FOMO GREEDY, watch pada ekonomi mikro Indonesia maupun makro kebijakan ekonomi usa.
Outlook tahun 2025 akan lebih menantang bersiaplah untuk Kangaroo market kalau ini seharusnya peluang bagi kerangka waktu pendek