Postingan edukasi serius : satu2nya keunggulan ritel dibanding bandar
Sewaktu akumulasi, bandar menang sabar.
Bandar kuat nahan rugi, average down berbulan2 bahkan bertaon2.
Bandar bisa kasar, bid diisi sendiri trus diguyur. Supaya harganya makin turun.
Bandar bisa nakal, ritel sengaja ga dikasih dividen, sementara dia bisa merampok minoritas, jual bakso ke perusahaan di harga 100rb semangkok.
Perlu dicatat, di fase akumulasi yang turun tangan berperan jadi bandar = hampir selalu owner sendiri.
Sewaktu mark up, bandar menang modal.
Kalo akumulasi sudah dirasa cukup, harga bakalan ditarik sangat banyak dalam waktu singkat, sampe orang2 biasanya cepet2 kabur.
Kalo ada perlawanan, biasanya itu tidak begitu berarti karena bandar sudah dipastikan menang modal, maksudnya jumlah barang di luar dikalikan harga pasar, jumlahnya masih di bawah peluru si bandar.
Sewaktu distribusi dan mark down, bandar menang harga.
Sekalipun harga saham turun 80%, bisa aja bandarnya masih take profit. Sementara ritelnya udah sangkut gila2an.
Tapi anehnya di fase ini banyak yg avg down dan semakin memperparah masalah mereka sendiri
Jadi di fase manapun, ritel selalu kalah.
Kalah sabar.
Kalah modal.
Kalah harga.
Ritel cuma bisa menang 1 hal aja. Ga pernah lebih.
Tau ritel menangnya di mana?
MENANG MILIH.
Bandar gak bisa milih penumpang sahamnya siapa. Bisa aja dia ditumpangin insider dan dicopetin MG.
Tapi ritel bisa milih saham yang dia mau tumpangin, tanpa paksaan siapapun.
Jadi di sini, kalo tujuan kita adalah menaikkan modal sebanyak2nya dalam waktu sesingkat2nya
Tugas kita adalah memilih lawan YANG PALING GAMPANG.
Yang kita menang terus.
Yang chartnya jelas2 uptrend.
Yang asingnya masih napsu beli.
Yang story/katalis/kepentingan masih lanjut.
Yang bandarnya masih punya banyak duit.
Yang sopirnya semangat naikin kejar target.
Tapi anehnya...
Kalo pasar modal itu diibaratkan seperti mobile legends (kalo anak seangkatan saya mainnya DotA)
Banyak ritel yang memilih untuk melawan Jess No Limit.
Semakin banyak mereka kalah, semakin tidak terima dan semakin banyak top up.
Akhirnya kebantai habis2an, dan setelah itu teriak2 jangan dengerin omongan orang, bursa itu scam, zero sum game, padahal itu konsekuensi dari keputusan mereka sendiri.
Aneh tapi nyata