💸 BAHAS PROSPEK 2025 PER SEKTOR, SEKTOR PERBANKAN BERKINERJA LESU GARA-GARA $BBRI? (1/7)
Industri perbankan di Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan laba pada 2024, dipengaruhi oleh tekanan Net Interest Margin (NIM) akibat kenaikan suku bunga, likuiditas yang ketat, serta meningkatnya biaya kredit di beberapa segmen.
Laba bersih hanya tumbuh di angka satu digit, kecuali BBCA yang berhasil mencatat pertumbuhan dua digit berkat NIM yang lebih stabil.
Pada 2025, diperkirakan terjadi pemulihan dengan pertumbuhan laba mencapai 12% YoY, didorong oleh peningkatan pertumbuhan kredit dan sedikit ekspansi NIM.
Sepanjang 2024, kinerja saham sektor perbankan cenderung stagnan.
Indeks $IDXFINANCE hanya sedikit mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan selisih 1% hingga September 2024.
Bank besar seperti BBRI, $BMRI, $BBCA, dan $BBNI hanya naik 3% secara YTD, bahkan BBRI turun hingga -14%, menjadi penyebab utama lemahnya kinerja IDXFINANCE.
Sebaliknya, BMRI dan BBCA memberikan kontribusi positif dengan masing-masing naik 14% dan 10% YTD. Diprediksi, 2025 akan menjadi tahun pemulihan dengan potensi kinerja yang lebih baik.
Memasuki 2024, sektor perbankan menghadapi tantangan berupa tekanan likuiditas akibat kenaikan suku bunga dan kebijakan Bank Indonesia yang memperketat likuiditas melalui penerbitan SRBI.
Namun, kondisi ini diperkirakan membaik di 2025 dengan penurunan suku bunga BI sebesar 75 bps menjadi 5,00%.
Pelonggaran GWM dan pengurangan penerbitan SRBI juga akan memberikan kelonggaran likuiditas.
Pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto diharapkan membawa angin segar bagi perekonomian, termasuk sektor perbankan.
Program stimulus seperti "3 juta rumah" untuk mengatasi backlog perumahan serta kebijakan restrukturisasi pinjaman UMKM diprediksi meningkatkan pertumbuhan kredit di sektor ini.
Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang mendukung sektor padat karya akan memberikan insentif tambahan bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
Sektor perbankan Indonesia diprediksi memiliki prospek cerah pada 2025, terutama BBRI dan BBTN. BBRI diuntungkan dari penurunan suku bunga yang memperbaiki NIM, sementara BBTN mendapat manfaat besar dari ekspansi pasar perumahan.
Tetapi tetap ada risiko utama tetap pada perlambatan ekonomi atau penundaan penurunan suku bunga.
Dengan lingkungan yang lebih kondusif dan kebijakan yang mendukung, sektor perbankan Indonesia di 2025 berpeluang untuk kembali menguat.
Next kita akan bahas sektor batu bara, stay tuned!
___
Follow & Like biar yang lain bisa dapat manfaat juga ^^
Cek link bio untuk join VIP Membership Saham Bagger. Kamu bisa dapetin akses analisa saham mingguan, dashboard data 800+ saham, Watchlist Momentum investing terbaik saat ini: https://cutt.ly/EetQOBGO
Kalo mau ebook gratis, klik link nya diatas, join newsletter analisa saham bareng ribuan subscriber lain☝🏻
___
Stockbit External Community
Saya seorang Momentum Investor yang fokus di Fundamental first lalu technical analysis secara quantitative. Mau ikutan perjalanan investasi saya?
❤️ Join External Community, masukkan kode: A39716
https://stockbit.com/community
1/2