Pilih $PWON atau $BBRI?
Pertanyaan salah satu user Stockbit member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Terus terang ini pertanyaan yang sulit. Ini ibarat bertanya mana yang lebih enak, bakso Pak Toto atau martabak Pak Budi. Sama - sama enak, tapi duit terbatas untuk beli. https://bit.ly/45FDAJu
Coba kita cek dulu apa bagusnya PWON dan BBRI.
Pakuwon Jati (PWON) adalah salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia, yang fokus pada pengembangan superblok, mal, hotel, dan perkantoran. Dari segi kinerja, PWON mencatat laba bersih yang cukup gemilang di 2023, meningkat 36,8% menjadi Rp2,1 triliun. Pendapatan perusahaan juga bertumbuh, khususnya dari sewa mal (Rp3,12 triliun, naik 18%) dan hotel (Rp1,24 triliun, naik 34%). Sebagian besar pendapatan PWON, sekitar 75%, berasal dari pendapatan berulang (recurring income) seperti sewa mal dan hotel, yang memberikan stabilitas terhadap cash flow perusahaan. https://bit.ly/3OZWjZR
PWON juga memiliki rasio utang yang rendah dengan DER hanya 0,32, yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak terlalu bergantung pada utang untuk mendanai ekspansi atau operasional. Dari sisi valuasi, saham ini tergolong murah dengan P/E ratio 9 dan P/BV 1,01, jauh lebih rendah dibanding rata-rata sektor properti. Harga wajar saham ini diperkirakan Rp596, sementara harga saat ini adalah Rp426, memberikan potensi kenaikan sekitar 29%.
Namun, kelemahan PWON terletak pada ketergantungannya terhadap kondisi ekonomi makro. Penjualan properti perusahaan mengalami penurunan 27,7% di 2023 menjadi Rp1,53 triliun. Dengan suku bunga yang masih tinggi, permintaan properti berpotensi tetap melemah, sehingga pendapatan dari segmen ini akan membutuhkan waktu untuk pulih. Selain itu, dividen yield PWON hanya 2,11%, yang kurang menarik bagi investor yang mencari penghasilan rutin dari dividen. https://bit.ly/3XemeAx
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) adalah salah satu bank paling stabil di Indonesia, dengan fokus pada segmen UMKM. Segmen ini menyumbang 84,4% dari total kredit BBRI, menjadikannya bank yang lebih tahan terhadap risiko saat kondisi ekonomi melemah. Pada 2023, BBRI mencatat laba bersih Rp60,4 triliun, tumbuh 17,5% dari tahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) juga meningkat 8,5% menjadi Rp135,18 triliun, menunjukkan efisiensi yang baik dalam menyalurkan kredit.
Daya tarik utama BBRI bagi investor adalah dividen yield-nya yang tinggi, sebesar 7,49%. Dividen ini memberikan penghasilan pasif yang stabil setiap tahun. Selain itu, BBRI tidak memiliki utang (DER = 0), sehingga profitabilitas perusahaan tidak terganggu oleh beban bunga. Dari sisi valuasi intrinsik, harga wajar saham BBRI diperkirakan Rp5.836, memberikan potensi kenaikan sekitar 35% dari harga saat ini. https://bit.ly/3YGX6Dc
Namun, kelemahan BBRI adalah valuasinya yang sudah cukup tinggi, dengan P/BV 1,98. Dibandingkan sektor properti seperti PWON, ruang pertumbuhan harga saham BBRI cenderung lebih terbatas. Selain itu, meskipun stabil, pertumbuhan laba BBRI lebih moderat dibandingkan sektor yang memiliki siklus pertumbuhan lebih cepat, seperti properti atau teknologi.
Jika seorang investor mencari stabilitas, penghasilan rutin dari dividen, dan risiko yang lebih rendah, menjual PWON dan pindah ke BBRI adalah langkah yang logis. Dividen yield BBRI yang mencapai 7,49% menjadi salah satu alasan utama. Selain itu, BBRI memiliki struktur keuangan yang sangat sehat, tanpa utang, dan fokus pada UMKM yang merupakan sektor inti ekonomi Indonesia. Dengan posisi keuangan yang kuat, BBRI lebih tahan terhadap gejolak ekonomi dibandingkan PWON yang sangat terpengaruh oleh kondisi makro seperti suku bunga.
Namun, jika investor memiliki orientasi jangka panjang dan dapat bersabar, PWON memiliki potensi pertumbuhan modal yang besar. Valuasinya yang murah dengan P/E 9 dan P/BV 1,01 memberikan ruang untuk kenaikan harga yang signifikan. Dengan harga wajar diperkirakan Rp596, ada potensi kenaikan sekitar 29% dari harga sekarang. Pendapatan berulang PWON juga memberikan stabilitas meskipun sektor properti sedang lesu. Dalam 1-2 tahun mendatang, jika suku bunga turun atau ada kebijakan insentif properti, PWON dapat menjadi salah satu saham yang pulih dengan cepat. https://bit.ly/3YGX6Dc
Keputusan ini kembali pada profil risiko dan tujuan investasi seorang investor. Jika investor membutuhkan penghasilan rutin dan stabilitas, menjual PWON sebagian untuk dialihkan ke BBRI bisa menjadi langkah yang bijak. Namun, jika investor memiliki keyakinan terhadap pemulihan sektor properti dan bersedia menunggu dalam jangka panjang, mempertahankan PWON adalah pilihan yang tepat. Pilihan lain yang dapat dipertimbangkan adalah menjual 50% PWON untuk membeli BBRI, sehingga portofolio tetap terdiversifikasi, dengan eksposur di sektor properti dan perbankan.
Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/3