Ketika Orang Lain Justru Bahagia Saat Kamu Mati: Kisah Terbunuhnya Direktur Perusahaan Asuransi Kesehatan Terbesar di Amerika Serikat
Brian Thompson, CEO dari UnitedHealthcare, ditembak mati di New York saat dia sedang menuju hotel untuk menghadiri sebuah acara konferensi investor perusahaannya. Ini kejadian yang cukup mengejutkan karena jarang sekali ada CEO perusahaan besar menjadi target serangan seperti ini. Penembaknya datang dari belakang, mengenakan masker, dan melarikan diri menggunakan sepeda listrik. Hingga saat ini, polisi belum berhasil menangkap pelakunya. Satu-satunya petunjuk adalah tulisan “deny,” “defend,” dan “depose” yang ditemukan pada selongsong peluru yang digunakan. Tiga kata ini membuat banyak orang langsung mengaitkan kejadian ini dengan reputasi buruk UnitedHealthcare. Pak Toto merasa ini seperti film John Wick https://bit.ly/45FDAJu
UnitedHealthcare adalah salah satu perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Amerika. Mereka menyediakan asuransi untuk lebih dari 49 juta orang, lebih banyak dari populasi Spanyol. Namun, reputasi mereka di mata masyarakat umum jauh dari kata baik. Banyak cerita tentang klaim kesehatan yang ditolak dengan alasan yang kadang tidak masuk akal. Misalnya, ada orang yang membutuhkan operasi mendesak, tetapi klaimnya ditolak beberapa hari sebelum jadwal operasi. Ada juga pasien kanker yang klaimnya ditolak saat sedang membutuhkan perawatan intensif. Bahkan, ada orang tua yang klaim kursi roda untuk anaknya yang cacat ditolak. Hal ini membuat banyak orang merasa bahwa UnitedHealthcare hanya peduli pada keuntungan, bukan kesehatan pelanggan mereka.
Sistem asuransi kesehatan di Amerika sendiri sudah membuat frustrasi banyak orang. Bayangkan saja, di sana biaya rumah sakit sangat mahal. Jika seseorang tidak memiliki asuransi, bisa-bisa tagihan rumah sakit membuatnya bangkrut. Namun masalahnya, meskipun memiliki asuransi, tidak secara otomatis semua biaya kesehatan ditanggung. Perusahaan asuransi sering kali mencari celah untuk tidak membayar klaim. Mereka bisa beralasan bahwa perawatan yang dibutuhkan tidak mendesak atau tidak sesuai kebijakan. Akibatnya, orang yang sudah membayar premi mahal tetap harus membayar biaya kesehatan dari kantong pribadi mereka.
Brian Thompson, meskipun ia adalah orang yang rendah hati, menjadi simbol dari semua masalah ini. Sebagai CEO, ia memimpin perusahaan yang memiliki reputasi sering menolak klaim kesehatan. Oleh karena itu, ketika ia ditembak, banyak orang merasa ini seperti balasan atas semua penderitaan yang dialami pelanggan UnitedHealthcare. Media sosial langsung dipenuhi dengan komentar sarkastik dan lelucon tentang kematian Brian. Ada yang mengatakan, “Apakah peluru itu ditolak karena dianggap sebagai kondisi yang sudah ada sebelumnya?” Ada juga yang menulis, “Akhirnya, karma itu nyata.” Sadis, netizen kalau sudah upgrade skill. https://bit.ly/3YGX6Dc
Namun jika kita melihat lebih dalam, kemarahan orang-orang ini sebenarnya bukan tentang Brian sebagai individu. Ia hanya kebetulan menjadi target karena posisinya sebagai CEO dari perusahaan yang mereka anggap membuat hidup sulit. Reaksi ini adalah bentuk frustrasi terhadap sistem asuransi yang dianggap tidak adil. Orang-orang yang membuat lelucon atau komentar sarkastik sebenarnya melampiaskan rasa frustrasi mereka terhadap sistem yang mereka rasa tidak berpihak kepada mereka.
Bayangkan saja, ada orang tua yang anaknya sakit keras tetapi klaim asuransinya ditolak. Atau pasien kanker yang harus menunggu persetujuan klaim untuk perawatan yang seharusnya tidak perlu ditunda. Dalam situasi seperti ini, wajar jika orang menjadi sangat kesal dengan perusahaan asuransi. Dan ketika mereka melihat ada kejadian seperti ini, mereka merasa itu seperti momen pembalasan, meskipun sebenarnya itu tidak menyelesaikan apa pun. Sedih sih dengar nya ini.
Yang menarik, di media sosial, reaksi orang-orang ini menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa bersikap bahagia atas kematian seseorang itu tidak manusiawi. Namun di sisi lain, ada yang merasa ini adalah refleksi dari betapa rusaknya sistem kesehatan di Amerika. Banyak yang mengatakan bahwa ini adalah bukti bahwa masyarakat telah kehilangan kepercayaan pada sistem ini.
Brian sendiri sebenarnya bukan orang yang suka mencari perhatian. Ia tidak sering muncul di berita atau media sosial. Namun perannya sebagai CEO dari perusahaan besar yang sangat kontroversial membuatnya menjadi target yang terlihat “tepat” untuk melampiaskan kemarahan. Ia bukan pelaku langsung dari semua penolakan klaim itu, tetapi sebagai pemimpin perusahaan, ia dianggap bertanggung jawab atas kebijakan yang merugikan pelanggan. https://bit.ly/3OZWjZR
Hal yang menyedihkan adalah, meskipun Brian meninggal, sistem yang dibenci orang-orang itu tetap ada. UnitedHealthcare masih beroperasi, dan masalah-masalah dalam sistem asuransi kesehatan di Amerika masih belum terselesaikan. Bahkan, bisa dikatakan, kematian Brian justru membuat orang-orang semakin sadar tentang betapa parahnya sistem ini, tetapi tidak ada solusi nyata yang muncul dari kejadian ini.
Di sisi lain, kasus ini juga menunjukkan betapa terpolarisasinya pandangan masyarakat tentang masalah kesehatan di Amerika. Ada yang merasa ini adalah momen untuk mengevaluasi ulang sistem kesehatan mereka, tetapi ada juga yang hanya fokus pada fakta bahwa seorang CEO ditembak mati. Kejadian ini juga membuat kita berpikir, seberapa besar kemarahan masyarakat terhadap sistem kesehatan hingga ada yang merasa “lega” atas kematian seseorang.
Kasus ini bukan hanya soal penembakan seorang CEO, tetapi juga tentang rasa frustrasi yang mendalam terhadap sistem kesehatan yang dirasa gagal melindungi masyarakat. Brian hanya kebetulan menjadi simbol dari masalah besar ini, dan reaksinya adalah cerminan dari ketidakpuasan yang sudah lama terpendam di kalangan masyarakat. Ini adalah cerita tentang bagaimana sebuah kejadian tragis bisa membuka luka lama yang belum pernah benar-benar disembuhkan. https://bit.ly/3OZWjZR
Direktur BPJS dan Direktur Asuransi Kesehatan di Indonesia bisa belajar dari kasus ini. Jangan bikin susah orang.
UnitedHealth Group itu perusahaan asuransi kesehatan swasta terbesar di dunia. Pendapatannya di tahun 2023 mencapai $371,6 miliar atau kalau dihitung ke Rupiah sekitar Rp5.574 triliun (pakai kurs Rp15.000 per dolar). Dari pendapatan sebesar itu, mereka berhasil mencatat laba bersih sekitar $23,1 miliar, setara dengan Rp346,5 triliun.
Sementara itu, BPJS Kesehatan di Indonesia pendapatannya jauh lebih kecil, hanya sekitar Rp151,46 triliun atau setara $10,1 miliar. Sayangnya, tahun 2023 BPJS nggak surplus seperti sebelumnya, malah defisit sekitar Rp7,9 triliun atau sekitar $526 juta. Jadi secara keuangan, UHG jelas jauh di atas BPJS.
UHG punya total aset sebesar $273,7 miliar, yang kalau dirupiahkan jadi sekitar Rp4.105 triliun. Bandingkan dengan BPJS yang total asetnya di tahun 2023 sekitar Rp118,25 triliun atau $7,9 miliar. Jelas kelihatan kan, UHG ini raksasa kalau dibanding BPJS.
UnitedHealth Group punya karyawan sekitar 440.000 orang di seluruh dunia. Kalau BPJS, data pastinya nggak disebutkan, tapi karena mereka cuma operasional di Indonesia, jumlahnya pasti jauh lebih sedikit.
UHG itu perusahaan swasta yang fokus cari untung. Mereka jualan asuransi kesehatan, layanan kesehatan digital, sampai farmasi. Jadi, mereka memang dirancang buat menghasilkan profit sebesar mungkin. Sedangkan BPJS Kesehatan adalah program pemerintah. Tujuannya bukan cari untung, tapi memberikan akses kesehatan buat semua rakyat Indonesia. Karena itu, tantangan BPJS lebih ke bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat dengan dana yang terbatas.
UnitedHealth Group itu pemain global yang pendapatan, laba, dan asetnya jauh lebih besar dibanding BPJS. Tapi ya wajar, karena mereka perusahaan swasta yang orientasinya profit. BPJS itu lebih mirip layanan publik, fokusnya memastikan semua orang di Indonesia punya akses ke layanan kesehatan. Walaupun skalanya beda banget, tantangan keduanya sama: gimana memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dengan cara yang efisien dan adil.
UHG memang maruk. Kalau dibandingkan antara UHG dengan BPJS Kesehatan Indonesia, itu BPJS kita kelihatan lebih malaikat ketimbang UHG.
Tapi sekali lagi, jangan bikin susah orang. Pajak Indonesia kalau tidak dikorupsi, itu bisa biayai BPJS dengan pelayanan maksimal.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
$SILO $MIKA $PRDA $KLBF $AADI
1/2